Artikel Realita Musik Faedah dan Mudhorotnya serta Bagaimana Menyikapinya


Sebuah Artikel Kontroversial ada apa dengan music? Realita Musik Faedah dan Mudhorotnya bagi Manusia

Artikel ini penulis susun dan publikasikan tujuannya untuk memberi pemahaman dan pengetahuan tentang realita music saat ini, faedah dan mudhorotnya serta bagaimana menyikapinya. Tidak bertujuan untuk dijadikan bahan perdebatan silahkan pembaca pahami dan renungkan isinya apakah isi dari artikel ini bermanfaat, baik dan benar dan janganlah menjadikannya bahan perdebatan yang memicu perpecahan serta saling mencela sesama muslim karena itu dilarang dalam agama. Sesama muslim itu bersaudara dan dianjurkan untuk saling mengingatkan, barang siapa tidak sepaham jangan diambil hati dan meluapkannya dengan emosi, barang siapa yang sepaham maka marilah kita berusaha menjadi lebih baik mengharap ridho dari Allah SWT selamat dunia dan akhirat. Amin ….

PENGERTIAN MUSIK
Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama  Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

MUSIK DALAM AL – QUR’AN DAN HADITS
1.     Surah Luqman : 
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
6.  Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

Yang dimaksud “Perkataan yang tidak Berguna” menurut Tafsir Ibnu Katsir adanya “Nyanyian”
Dan menurut saya sebagai penulis sangat wajar jika nyanyain itu dikatakan sebagai “perkataan yang tidak berguna” karena di dalam syair nyanyian hanya berisi pujian-pujian, halusinasi, dan perkataan yang kadang tidak ada arti dan maknanya bahkan jorok.

2.     Sabda Rasulullah HR. Al-Bukhari
“Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik”

3.     Sabda Rasululah diriwayatkan oleh Anas bin Malik
“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal): (Mereka) ditenggelamkan (ke dalam bumi); dihujani batu; dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik

FAKTA-FAKTA TENTANG MUSIK
1.     Musik adalah sesuatu yang tidak berguna/sia-sia
Musik (nyanyian) banyak mengandung kata-kata yang tidak ada arti dan maknanya, jikalau pun ada di banyak dalamnya terdapat kata-kata kotor dan yang menyesatkan, menyeru pada nafsu dan syahwat. Musik mungkin juga bisa menjadi hiburan akan tetapi banyak sekali hal-hal yang negatif yang kita dapatkan dari mendengarkan musik dan hanya sedikit manfaat positifnya.

2.     Musik adalah wahana kesyirikan
Musik (nyanyain) banyak mengandung kata-kata syirik, banyak sekali lagu-lagu yang bertemakan cinta di dalamnya terdapat kata-kata atau ajakan mencintai makluk melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasulnya bahkan syirik  Contohnya kata-kata “hanya kepadamu” “Tiada selain dirimu” “kaulah satu-satunya” “hanya dirimu” “demi kamu aku rela segalanya” “cinta dan kasihku hanya untukmu” “sampai mati” “Wahai Dewa Cinta” Wahai Bintang dan Bulan” dan kata-kata lain yang serupa. Kita sebagai seorang muslim dilarang keras mencintai makluk melebihi rasa cinta kita kepada Allah dan Rasulnya dan meminta pertolongan yang bersifat ghoib kepada selain Allah. Bagaimana bisa kita rela mengorbankan segalanya bakan jiwa dan raga kita hanya karena rasa kecintaan kita kepada lawan jenis. Sudah jelas sekali tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).
Bukan untuk mengabdi kepada lawan jenis yang kita cintai, islam tidak melarang saling mencintai lawan jenis karena itu memang sudah fitrah akan tetapi kita dilarang mencintai makhluk secara berlebihan.

3.     Musik itu memabukkan dan membuat kita lalai mengingat Allah
Musik bagi jiwa itu seperti arak, bahkan bisa menimbulkan bahaya yang lebih hebat dari pada arak itu sendiri. Apabila seseorang mabuk akibat suara maka ia ditimpa penyakit syirik, kaerna sudah condong kepada hal-hal yang keji dan penganiayaan. Kemudian menjadi musyriklah lalu membunuh orang yang diharamkan Allah dan berbuat zina. Ketiga perbuatan itu sering terjadi pada para pendengar musik, nyanyian dan sejenisnya.

4.     Musik lebih condong ke arah perbuatan zina
Dalam musik (nyanyian) banyak terdapat kata-kata kotor, kata-kata yang penuh syahwat, dan kata-kata yang erotis yang menjerumuskan/mendorong ke arah zina. Zina itu banyak sekali macamnya tidak hanya bertemunya dua jenis kelamin yang berbeda, akan tetapi ada zina mata, zina tangan, zina pendengaran, zina hati dll.

Coba anda lihat penyanyi dangdut jaman sekarang, bagaimana pakaian mereka, bagaimana gerakan-gerakan tubuh mereka ketika bernyanyi, bagaimana isi dari nyanyian lagu dangdut masa kini?  Semunya berbau sex dan syahawat bukan!
Betapa banyak kasus zina diantara penyanyai musik di tanah air kita, perceraian yang mereka alami, penggunaan narkoba semua itu menimpa pencinta dan penyanyi musik bukan menimpa Pecinta Al-Qur’an dan Hadits. Apakah itu semua masih belum cukup membuktikan bahwa musik itu bisa dikatakan haram hukumnya karena akan menyeret kita kepada perbuatan dosa dan syirik.

5.     Musik itu melalaikan manusia ke tempat-tempat Ibadah
Banyaknya orang yang lebih bersemangat dan gemar datang ke tempat-tempat hiburan musik dari pada ke tempat-tempat ibadah dan sudah barang tentu mereka lalai dan meninggalkan kewajiban kepada Allah seperti shalat ketika berada di area hiburan. Seperti contohnya: banyak sekali kalangan muda mudi yang rela berkorban harta benda demi mengunjungi konser musik yang di dalamnya terdapat banyak sekali bahaya dari pada manfaatnya. Sering terjadi penonton mati karena berhimpitan terinjak-injak sesama penonton, perkelahian diarea hiburan, perbuatan zina di area hiburan. Bagaimana jika pertunjukan misalnya seperti Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) atau pengajian akbar sudah dipastikan masyoritas pengunjungnya adalah kaum bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak-anak kecil itupun jumlahnya tidak sebanding apabila dibandingkan dengan pertunjukan konser band atau dangdut yang ada.

6.     Musik itu Pengiring Tempat-tempat Maksiat
Musik dan nyanyian lebih banyak dan mungkin sudah dikatakan pasti ada keberadaannya di tempat-tempat maksiat, seperti dikafe-kafe, di diskotik, di tempat-tempat hiburan malam. Hal itu dikarenakan musik (nyanyain) itu lebih condong ke hal-hal maksiat dan dosa. Pernah anda bertanya dalam hati atau mungkin membayangkan “mungkinkah ada di dalam konser musik, di tempat-tempat hiburan malam yang disana ada dan terdengar suara-suara bacaan ayat-ayat Al-Qur’an? Sudah barang tentu itu tidak akan terjadi, tidak akan ada! Mengapa demikian? Itu dikarenakan tidak akan bisa menyatu antara hal-hal yang batil dengan hal-hal yang benar kecuali di dalamnya orang gila, orang yan sudah tidak waras yang tidak bisa lagi membedakan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai. Sudah barang tentu mereka yang ada di dalamnya akan menolak jika sampai ada, karena diantara mereka ada syaithan yang ikut bersamanya.

7.     Musik itu menimbulan kemunafikan
Musik (nyanyain) itu menimbulkan kemunafikan dalam hati, semakin kita sering mendengarkan musik dan bernyanyi makan penyakit kemunafikan akan tertanam dalam hati kita tanpa kita sadari. Munafik itu luas bukan hanya yang kita tahu sebatas tiga ciri-ciri orang munafik yang sudah disebutkan Rasululah 1) Bila Berjanji tidak Ditepati 2) jika dipercaya (diberi amanat) mengingkari 3)  Jika Berkata selalu Dusta tetapi orang yang malas dan jarang mengingat Allah juga terancam tergolong dalam orang-orang munafik.

Syaikh As Sa’di menyatakan kenapa orang munafik sampai bisa sedikit berdzikir pada Allah,
لاِمْتِلاَء ِقُلُوْبِهِمْ مِنَ الرِّيَاءِ، فَإِنَّ ذِكْرَ اللهِ تَعَالَى وَمُلاَزَمَتَهُ لاَ يَكُوْنُ إِلاَّ مِنْ مُؤْمِنٍ مُمْتَلِئِ قَلْبَهُ بِمَحَبَّةِ اللهِ وَعَظَمَتِهِ
Karena hati mereka sudah dipenuhi dengan riya’ (beramal hanya ingin cari pujian). Ingatlah bahwa dzikir pada Allah dan bisa terus konsisten dalam dzikir hanyalah ada pada orang beriman yang hatinya penuh dengan kecintaan dan pengagungan pada Allah.” (Tafsir As Sa’di, hal. 210).

Akan sulit sekali kita apabila sudah memiliki niat untuk bertaubat dari perbuatan dosa tertentu akan tetapi kita masih senang mendengarkan musik yang akan terjadi kita akan mengulanginya lagi perbuatan dosa yang hendak kita bertobat, hanya sebatas dalam hati kita tau ini salah dan dosa tapi jasmani kita masih juga mengerjakannya. Itulah dampak yang diakibatkan kemunafikan akibat musik sehingga iman kita akan semakin melemah

Ibnu Mas’ud berkata: “Nyanyian menimbulkan kemunafikan dalam hati seperti air menumbuhkan sayuran, sedang dzikir menumbuhkan iman dalam hati seperti air menumbuhkan tanaman”

Ibnu Qoyyim berkata: “Tidak seorang pun yang bisa mengdengarkan nyanyian kecuali hatinya munafik yang ia sendiri tidak merasa. Andai kata ia mengerti hakikat kemunafikan pasti ia melihat kemunafikan itu dalam hatinya, sebab tidak mungkin berkumpul di dalam hati seseorang antara dua cinta, yaitu cinta nyanyaian dan cinta Al-Qur’an, Kecuali yang satunya mengusir yang lain. Qur’an di hati seorang penyanyi atau pendengarnya dan betapa jemunya mereka terhadap Al-Qur’an. Mereka tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang dibaca oleh pembaca Al-Qur’an, hatinya tertutup dan tidak tergerak sama sekali oleh bacaan tadi.  Tetapi apagbila mendengar nyanyian mereka segar dan cinta dalam hatinya. Mereka tampaknya lebih mengutamakan suara nyanyian dari pada Al-Qur’an. Mereka yang telah terkena dampak nyanyai adalah orang-orang yang malas mengerjakan shalat, serta masuk shalat berjamaah di masjid.

8.     Musik itu bukan Media Dakwah
Ada sebagian orang yang menghalalkan musik mengatakan bahwa musik itu bisa menjadi media dakwah melalui syair-syair nasihat yang bernafaskan islam. Itu adalah suatu pendapat yang salah dan tidak benar, mengapa demikian? Taukah anda bahwa tidak akan bisa hal yang hal itu bercampur dengan yang batil kecuali diataranya saling mengusir dan Allah melarang kita mencampur adukkan hal yang batil dengan hal yang haq (benar). Firman Allah: 

ﻭَﻻَ ﺗَﻠْﺒِﺴُﻮﺍْ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﺑِﺎﻟْﺒَﺎﻃِﻞِ ﻭَﺗَﻜْﺘُﻤُﻮﺍْ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ

42.  Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu[43], sedang kamu Mengetahui.

Dakwah dengan musik mungkin bisa jadi dilakukan, tapi tidak akan membawa dampak kepada pendengarnya kecuali hanya sebuah hiburan dan angin lalu. Tidak akan bisa memasukkan kebenaran dengan campuran kebatilan yang ada hanyalah kemunafikan yang timbul, mungkin setelah mendengar lagu dakwah yang nota bene bernafaskan islam mereka mengerti dan tahu isinya, akan tetapi tidak akan membekas pada dhohir mereka. Mereka akan tetap melalukan perbuatan dosa meski sudah tahu hukumnya. Karena kemunafikan sudah hinggap dihati mereka lantaran musik dan lagu yang didengarnya hanyalah seperti angin lalu.

9.     Musik itu mengubah kecintaan seorang muslim terhadap music melebihi kecintaannya terhadap Al-Qur’an hingga melalaikannya.
Mungkin dari kita ada yang cinta music tapi masih bisa mengendalikan diri untuk beribadah termasuk membiasakan diri untuk membaca Al-Qur’an. Tapi dalam realitanya semakin orang cinta terhadap music, maka hari-harinya akan disibukkan untuk mendengarkan music bahkan dalam kegiatan sehari-hari seperti bekerja, belajar, mandi, atau kegiatan lain sambil mendengarkan music atau menyanyikan lagu-lagu favoritnya. Sedikit demi sedikit, lama kelamaan maka rasa keinginan untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an akan hilang, akan tumbuh dalam dirinya kelamasan untuk membaca Al-Qur’an dan ini adalah fakta seorang pencita music pasti akan lebih cenderung mendengarkan, menyanyikan lagu dan bahkan menghafalkan lagu-lagu trend baru. Setiap ada lagu (nyanyian) yang baru dan viral, banyak orang yang menyukainya sudah pasti satu dua kali mendengarkan pasti akan hafal. Padahal dibalik itu sebagai muslim kita dianjurkan untuk membaca dan diutamakan menghafal Al-Qur’an yang sangat besar manfaatnya silahkan cari fadilah/keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an.

Demikianlah artikel ini penulis buat berdasarkan referensi dan sumber yang insyaallah bisa dipercaya dan tidak diragukan keberannya (Al-Qur’an, Hadits, Ijma Ulama) serta berdasarkan pengalaman pribadi setelah berjalan satu tahun lamanya meninggalkan musik. Dulunya penulis adalah pecinta music, sejak kecil sampai Berumah Tangga sangat cinta music, bahkan koleksi-koleksi music penulis tidak lagi bisa menghitungnya. Alhamdulillah penulis bisa move on tidak lagi mendengarkan (menikmati) music  dan berusaha untuk terbiasa mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Meskipun belum bisa memfokuskan diri untuk menghafal Al-Qur’an paling tidak dengan biasa mendengarkan bacaan Al-Qur’an penulis berahap hati penulis menjadi lunak dan mudah menerima hidayah serta mendapat pahala mendengarkannya. Mungkin bagi pembaca yang terketuk hatinya untuk berhenti dari music akan sangat berat untuk meninggalkannya, selain karena sudah terbiasa mendengarkan music sebagai hiburan pasti akan merasa sepi, jenuh dan gundah serta rasa di hati yang lain. Tapi yakinlah dengan tekat yang kuat serta usaha semaksimal mungkin sedikit demi sedikit kita akan bisa meninggalkannya bahkan tidak ingin mendengarkannya lagi seperti itulah yang saat ini penulis rasakan.

Serangkaian kata yang penuh makna
Mendengarkan tidak sama dengan Dengar
Orang yang mendengarkan sudah pasti menikmati dan meresapinya
Orang yang dengar tidak sama dengan orang yang mendengarkan
Disitulah letak perbedaan HUKUMNYA


Sesungguhnya Allah akan memberikan hidayah bagi hamba yang dikehendakinya. Maka barang siapa yang telah menerima hidayah dalam hati janganlah mengabaikannya. Berpaling menuruti hawa nafsu dan mengabaikan membuka pintu syaitan dan menutup pintu hidayah

Subscribe to receive free email updates: