cerita untuk anak muslim cerdas Faruk dan Bebek
Suatu
hari, paman Faruk membawa keponakannyanya ke tempat yang sudah lama ingin
dikunjunginya. Tempat ini adalah kebun binatang, di mana Faruk dapat secara
langsung menyaksikan binatang-binatang yang selalu dibacanya di buku-buku dan
majalah dan di televisi, dalam kehidupan nyata. Perjalanan itu panjang, namun
menyenangkan. Di jalan, pamannya menjelaskan pada Faruk tanda-tanda kebesaran
Allah di alam semesta, dan memberikan contoh-contoh dari Al Quran.
Akhirnya
mereka tiba di kebun binatang. Mata Faruk melebar saking takjubnya. Tak pernah ia melihat begitu banyak binatang
yang berbeda, bersama-sama di sebuah tempat. Ketika mereka sampai di kawasan
unggas, Faruk meninggalkan pamannya dan pergi ke kandang bebek. “Unggas yang
indah sekali,” katanya tentang salah satu di antara mereka. “Terima kasih,”
sebuah suara menjawab. Faruk memperhatikan sekelilingnya, namun tak seorangpun
ada di sana. Kemudian, ia baru menyadari bahwa bebek yang tengah diamatinya
itulah yang berbicara padanya.
“Halo,” kata bebek. “Terimakasih atas
pujianmu. Selain punya penampilan yang tampan, aku juga memiliki ciri-ciri lain
yang menarik. Tahukah kamu hal itu?”
Faruk
menjawab dalam kegairahan yang menyala. “Tidak, tapi aku betul-betul ingin kamu
memberitahukan itu padaku.”
Bebek itu
bertengger di sebuah cabang yang nyaman dan memulainya. “Tahukah kamu kalau
kami bisa terbang sangat cepat? Ketika terbang, bebek dapat bepergian dengan
kecepatan lebih dari 30 mil
(50 kilometer )
per jam. Lebih dari itu, kami secara berkesinambungan mengganti arah untuk
mencegah tertangkap oleh hewan pemangsa.
Ketika kami perlu menyelam di bawah permukaan air, kami melakukannya
sangat cepat hingga sulit menjadi sasaran para pemburu.”
Mata
Faruk terbuka lebar. “Untuk seekor burung, itu betul-betul terbang yang cepat.
Maksudmu, musuh-musuhmu memaksamu terbang begitu cepat?”
“Ya,
Faruk,” balas sang bebek. “Biar kuberikan sebuah contoh untukmu. Teman kami,
bebek es, biasa dijadikan sasaran cara berburu burung-burung camar yang
menarik. Camar menyerang mereka terus-menerus dari udara, dan membuat
bebek-bebek menyelam ke dalam air. Camar-camar itu terus melakukannya hingga
bebek-bebek terpaksa muncul kembali ke permukaan, kelelahan dan tak berdaya.
Kemudian, camar memburu bebek dengan
menukik ke tengah-tengah kelompok bebek, dan mematuk-matuk kepala
bebek. Namun, camar tak selalu dapat
memenangkan pertarungan. Bebek-bebek es juga memiliki cara yang istimewa untuk
melindungi diri mereka sendiri. Jika mereka melihat seekor camar di langit,
dengan segera, bebek-bebek akan
berkumpul bersama dalam kelompok besar. Ini berarti, burung camar tak dapat
menangkap seekor bebekpun dari sekumpulan besar bebek yang menyelam, sampai
akhirnya camar itu sendiri yang kelelahan dan menyerah.”
“Alangkah
cerdasnya bebek-bebek itu!” Faruk mengagumi. “Bagaimana mereka mampu
melakukannya?”
“Jawabannya jelas, Faruk,” seru si
bebek. “Allahlah yang menciptakan bebek dan seluruh makhluk hidup lainnya, dan
Ialah yang mengajari mereka cara melindungi diri sendiri.”
“Terima kasih, bebek yang baik,” kata Faruk. “Kamu telah memberikan aku
beberapa pengetahuan yang bermanfaat hari ini, dan mengingatkan aku pada
tanda-tanda Tuhan kami. Sampai berjumpa lagi,” katanya, sambil melangkah
kembali untuk menemukan pamannya.
Maka, apakah Allah yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(Surat An-Nahl: 17).
0 Response to "cerita untuk anak muslim cerdas Faruk dan Bebek"
Post a Comment