PENGERTIAN DAN SEJARAH TARI SIGEH PENGUNTEN
Pengertian Tari Sigeh
Penguten
Sejarah Tari Sigeh Penguten
Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal-usulnya. Hilman
Hadikusumadalam sebuah buku yang berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat
Lampung mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh tari Gendhing
Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dahulu merupakan
tempat berdirinya sebuah kerajaan yaitu Sriwijaya.
Pendapat lain mengatakan,
bahwa tari ini diilhami oleh tari yang bernama tari tepak yang berasal dari
Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah
utara propinsi Lampung, berbatasan dengan propinsi Sumatera Selatan. Pada saat
itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirahyang bernama Pangeran Muhammad Ali.
Di wilayah ini terdapat tari penyambutan yang disebut tari Tepak. Tari Tepak
ini konon yang menarikan adalah keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali.
Penyajian tari ini diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan
seorang pesirah, dan penyambutan tamu.
Tari Tepak ini kemudian
dikenal sebagai tari Sembah (Sigeh Penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian tari ini
belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung. Pada tahun 1989 diadakan
pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah lampung. Pertemuan yang
dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini
bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu
tari Sigeh Penguten sudah ada, namun baik kostum dan iringannya belum
diseragamkan.
Pertemuan tersebut akhirnya
mencapai kesepakatan, bahwa tari Sigeh
Pengutenmerupakan identitas budaya
masyarakat Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu
baju kurung berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung
tetap digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih)
danpenguten (tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di
kalangan masyarakat Lampung sangat kental.
Gerak-gerak yang ada pada
tari Sigeh Penguten kemudian dibakukan dengan tidak menghilangkan
gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan bentuk agar tidak
ada perbedaan apabila seseorang melihat tari Sigeh
Penguten di wilayah
satu dan yang lainnyadi Propinsi Lampung.
Ragam Gerak Tari Sigeh
Penguten
1. Lapah tebeng
merupakan gerak berpindah
tempat. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area pertunjukan.
Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area pentas
memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.
2. Seluang mudik merupakan gerak transisi dari posisi berdiri menuju posisi level
rendah yaitu sikap jong simpuh. Pada saat penari melakukan gerak ini iringan
terdengar lirih.
3. Sembah adalah gerak yang bisa dikatakan gerak utama pada tarian ini.
4. Kilat mundur merupakan gerak pergelangan tangan sebagai porosnya.
5. Ngerujung merupakan gerak pergelangan tangan yang dilakukan dengan cepat dan
lambat.
6. Mempam bias merupakan salah satu gerak berpindah tempat, yang dilakukan oleh
penari yang berada di area pertunjukan ketika penari pembawa tepak meninggalkan
area pertunjukan kemudian membentuk formasi 2-2 (saling berhadapan).
7. Gubuh gakhang merupakan salah satu gerak berpindah tempat, arahnya ke
depan dan ke belakang, kemudian arah hadapnya kembali ke depan.
8. Ngiyau bias merupakan gerak yang dilakukan di tempat
9. Tolak tebeng merupakan salah satu gerak berpindah tempat, arah geraknya ke arah
sisi kanan dan kiri.
10. Belah hui adalah gerak pergelangan tangan yang dilakukan ke arah
dalam dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.
11. Lipetto merupakan gerak penutup pada tari Sigeh Penguten
12. Samber Melayang merupakan
gerak penghubung antara gerak satu dan yang lain dan tidak ada makna tertentu.
Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten
1. Nama alat musik: Talo balak (Kulintang)
2. Nama tabuhan: gupek dan tarei. Gupek adalah iringan
yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang
lambat digunakan pada pokok atau inti tari.
Busana Tari Sigeh Penguten
a. Kepala
1. Mahkota (Siger) oleh seluruh penari
Arti siger merupakan
mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat, Siger berwarna
kuning emas dan dipakai dikepala. banyaknya gerigi lancip berlekuk sembilan,
sebagai lambang sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka,
Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way
Kanan, Way Tulang Bawang Dan Way Mesuji. (http,siger lampung.com)
2. Baharu Kembang Goyang
Baharu kembang goyang
yang berwarna kuning emas, ini digunakan di atas kepala cara memakainya seperti
ditusukun dirambut.
3. kembang melur
Kembang
melur merupakan asesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki
fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.
4. Anting-anting
Anting-anting merupakan asesoris yang digunakan pada telinga
untuk memperindah bagian telinga.
b. Badan
1. Kain tapis
Kain Tapis adalah
kain yang sering dipakai masyarakat lampung untuk menghadiri upacara-upacara
adat atau acara seremonial lainya. Kain ini merupakan kain tenun yang salah
satu bahannya adalah benang warna emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam
seperti hijau, merah, dan hitam. Namun umumnya yang dipakai pada tari Sigeh
Penguten adalah kain tapis berwarna dasar merah dan hitam atau yang
lebih teatrikal.
2. Baju Kurung
Baju kurung adalah
baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna putih seperti pada bju
pengantin adat Lampung.
3. Bebe usus ayam
Bebe usus ayam adalah
bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada penari. Warna Bebe usus
ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari.
4. Kalung buah jukum dan
Kalung Papan Jajar
Kalung
buah jakum dan kalung papan jajar ini dipakai dileher yang memiliki fungsi
untuk memperindah bagaian leher.
5. Gelang kano,
gelang burung dan gelang pipih
Properti tersebut dikenakan di lengan penari.
6. Tanggai
Tanggai yang
berjumlah 10 buah adalah properti yang dikenakan pada jari tangan.
Pada tanggai lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga
kuku- penari tidak terlihat, dan terdapat rantai – rantai kecil yang
menghubungkan kelima tanggai.
Properti Pendukung
a. Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan
daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari Sigeh Penguten sebagai gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem
sosial berkenaan dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan
yang kompleks antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem
kultur merupakan abstraksi dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial pada, tari Sigeh Penguten sebagai banyak ditemui gerak menyembah dan merunduk
sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang datang.
b. Daun Sirih Sebagai Simbol penyangga kebudayaan. Kebudayaan lain yang terdapat pada tari Sigeh Penguten
adalah sistem kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung. Daun sirih dipercaya
sebagai penolak bala oleh masyarakat setempat. Hal ini biasa dihubungkan dengan
keberadaan daun sirih pada tari Sigeh Penguten yang
disajikan pada awal acara. Dengan kata lain, bahwa makna dibalik sajian tarian
ini dimaksudkan agar acara tersebut lancar hingga selesai.