MAKALAH UT SISTEM ORGAN MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam
bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut,
hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu
jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut
dinamakan organ. Jadi, apakah yang dimaksud organ? Jika dilihat dari
hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama
menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang
tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringan-jaringan tersebut bekerja sama dalam
rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan. Ada beberapa sistem
organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan, respirasi
(pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam pembahasan makalah ini adalah :
1.
Bagaimana
cara kerja system gerak pada manusia ?
2.
Bagaimana
cara kerja system pencernaan pada manusia ?
3.
Bagaimana
cara kerja system pernapasan pada manusia ?
4.
Bagaimana
cara kerja system peredaran darah pada manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penulisan dalam pembahasan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui system gerak pada manusia.
2.
Untuk
mengetahui system pencernaan pada manusia.
3.
Untuk
mengetahui system pernapasan pada manusia.
4.
Untuk
mengetahui system peredaran darah manuisa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem gerak pada manusia
Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi
adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan
tulang.
1) Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu
sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang
beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:
•
Menegakkan tubuh
•
Sebagai alat gerak pasif
•
Tempat melekatnya otot-otot rangka
•
Melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain
sebagainya
•
Tempat pembentukan sel-sel darah
•
Tempat deposit kalsium dan fosfat
a. Macam-macam Tulang
Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik
berdasarkan jenisnya maupun berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
•
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel
tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Tulang
rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan
tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari
mesenkim dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa
berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung calon sel
tulang rawan (kondroblas).
• Tulang keras / sejati (osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang
keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan
fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut lakuna. Lakuna
ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu saluran kecil yang disebut
kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini membentuk suatu struktur konsentris
yang berpusat pada bagian tengan yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini
terdapat sistem saraf dan pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan
nutrisi bagi osteosit.
b. Osifikasi (proses penulangan)
Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian
ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun atas tulang keras disebut
diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra epifise, yang terdiri
atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit). Pada orang
yang masih dalam pertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di
dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi karena aktivitas
osteoklas yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga itu berisi
sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran antara lemak
dan sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas. Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
1.
Tulang
rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah
epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang
rawan
2.
Osteoblas
kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun
melingkar membentuk suatu sistem havers, yang banyak mengandung pembuluh darah
serta serabut saraf
3.
Osteosit
mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah
mendapatkan tambahan senyawa ca dan p, maka tulang akan mengeras
4.
Terjadinya
penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah
antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa
tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas
5.
Bagian
cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat
menyebabkan tulang tumbuh memanjang
6.
Di
bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang
telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
c. Hubungan Antartulang
(Artikulasi)
TulangTulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling
berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebut
artikulasi. Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang)
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan diartrosis.
Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak
memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini penghubungnya adalah jaringan
ikat yang kelak akan mengalami osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang
tengkorak (sutura)
Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang
memungkinkan sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh tulang rawan.
Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang belakang
dengan tulang rusuk.
Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang
memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi.
Macam-macam hubungan diartrosis:
1.
Sendi
kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga menghasilkan gerakan geser dan
tidak berporos. Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan
kaki).
2.
Sendi
engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini berporos
satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku, lutut dan ruas antar jari.
3.
Sendi
ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk oval, dan masuk ke dalam
suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara pergelangan
tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak
ke kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.
4.
Sendi
putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan
ini memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan
antara tulang kepala dan tulang atlas.
5.
Sendi
pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya,
hubungan antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.
6.
Sendi
peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk ke
tulang yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang
lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.
2) Otot
Otot disebut juga alat gerak aktif karena memiliki
kemampuan berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Sifat otot ada tiga
yaitu: kontraktibilitas (kemampuan memendek), elastisitas (kemampuan kembali ke
bentuk semula), dan ekstensibilitas (kemampuan memanjang).
Setiap otot memiliki dua atau lebih tendon (ujung
otot). Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, sedang
yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.
Otot dibungkus oleh selaput yang disebut fasia
superfisialis, sebenarnya disusun oleh kumpulan serabut otot yang dibungkus
oleh selaput fasia propia. Satu serabut otot dibungkus oleh selaput sarkolemma,
dan dibentuk oleh banyak miofibril. Satu miofibril disusun oleh banyak sarkomer
dimana tiap sarkomer tersusun dari aktin dan miosin.
1. Arah gerak otot
Otot-otot yang menimbulkan arah gerak yang
berlawanan disebut otot antagonis. Arah gerakan yang antagonis dapat berupa:
• Ekstensor (meluruskan) x
fleksor (membengkokkan)
• Abduktor (menjauhi badan) x adduktor (mendekati badan)
• Depresor (menurunkan) x elevator (mengangkat)
• Supinasi (menengadah) x pronasi (menelungkup)
Contoh otot antagonis adalah otot bisep (otot ber-origo dua) dan otot trisep (otot ber-origo tiga).
• Abduktor (menjauhi badan) x adduktor (mendekati badan)
• Depresor (menurunkan) x elevator (mengangkat)
• Supinasi (menengadah) x pronasi (menelungkup)
Contoh otot antagonis adalah otot bisep (otot ber-origo dua) dan otot trisep (otot ber-origo tiga).
Otot-otot yang bekerjasama untuk menimbulkan suatu
gerak searah disebut otot sinergis. Contoh gerak sinergis adalah gerak pronasi
(menelungkupkan telapak tangan) yang timbul karena kerjasama otot pronator
teres dan pronator kuadratus.
2. Energi untuk kontraksi otot
Energi untuk kontraksi otot diperoleh dari
penguraian ATP (Adenosin trifosfat). Sewaktu kontraksi ATP terurai menjadi ADP
(Adenosin difosfat) dan melepaskan energi yang digunakan untuk mengikatkan
aktin dan miosin. Selanjutnya ADP masih dapat dipecah lagi menjadi AMP dan
melepaskan energi. Bila ATP dan ADP dalam otot telah habis, maka otot tidak
mampu lagi berkontraksi. Untuk dapat berkontraksi kembali maka ATP harus
dibentuk lagi.
Energi untuk membentuk kembali ATP berasal dari
hasil penguraian glikogen. Glikogen akan diubah dulu menjadi laktasidogen lalu
diubah menjadi glukosa (bentuk gula yang larut dalam darah). Glukosa akan
dioksidasi secara aerob dan menghasilkan energi untuk mengikatkan gugus P pada
ADP sehingga terbentuk ATP yang siap kembali digunakan untuk sumber energi bagi
kontraksi otot. Proses respirasi aerob ini dilepaskan CO2 dan H2O.
Bila otot bekerja amat keras diperlukan banyak ATP
yang tidak bisa tercukupi dengan respirasi aerob saja. Untuk itu selain
respirasi aerob, juga berlangsung respirasi anaerob dimana glukosa dipecah
tanpa oksigen menghasilkan energi dan CO2 dengan hasil samping asam laktat yang
menyebabkan lelah dan linu pada otot.
3. Kelainan dan gangguan pada
sistem gerak
Tulang sebagai organ tubuh sering mengalami
gangguan ataupun kelainan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh serangan kuman,
kekurangan zat, hormon, vitamin, atau karena sebab-sebab lain.
a.
Arthritis
eksudatif, infeksi sendi oleh kuman (gonorhoeo atau sifilis)
b.
Arthritis
sika, berkurangnya minyak sendi, sehingga seakan-akan sendi menjadi kering.
Pada waktu sendi digerakkan, sendi seperti berderik dan menimbulkan rasa nyeri
c.
Memar,
terjadi karena sobeknya selaput sendi. Bila sobeknya selaput sendi ini diikuti
oleh lepasnya ujung tulang dari sendi maka disebut urai sendi
d.
Layuh
semu, adalah keadaan di mana tulang tidak bertenaga. Hal ini misalnya
disebabkan oleh infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Infeksi ini
menyebabkan rusaknya cakra epifise, sehingga tulang menjadi layuh.
e.
Fraktura
/ fisura, adalah patah / retaknya tulang. Dibedakan menjadi dua, yaitu patah
tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang tertutup terjadi apabila
tulang yang patah tetap terlindungi oleh otot dan kulit. Sedang patah tulang
terbuka terjadi apabila tulang yang patah, merobek otot dan kulit sehingga
mencuat ke permukaan
f.
Nekrosa,
adalah matinya sel tulang. Biasanya hal ini disebabkan oleh kerusakan
periosteum (selaput pembungkus tulang keras) yang bertugas menumbuhkan tulang.
g.
Gangguan
pada ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), jika ruas-ruas tulang belakang
dilihat dari samping tampak terlalu bengkok ke depan disebut lordosis, dan bila
terlalu bengkok ke belakang disebut kifosis, dan bila ruas-ruas tulang belakang
bengkok ke samping disebut skoliosis.
B. Sistem pencernaan pada
manusia
1. Pengertian Sistem Pencernaan
Manusia
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah
makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan
menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh
organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna
oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang
lebih sederhana.
2. Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan
jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim
zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus.
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke
dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga
mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ
di dalam mulut, yaitu:
b. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran
penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai
jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada
kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
c. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang
terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses
pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak),
bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak
berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus
terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan
dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.
d. Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat
penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling
panjang. Usus halus terdiri dari :
• Usus dua belas jari (duodenum)
• Usus kosong (jejenum)
• Usus penyerap (ileum)
• Usus kosong (jejenum)
• Usus penyerap (ileum)
e. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya
selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di
dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam
proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan,
bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam
proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung
air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke
usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu
(apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus.
f. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari
tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian
rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur
pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu
otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan
dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti
dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum.
Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.
C. Sistem pernapasan pada
manusia
Fungsi bernapas adalah memasukkan oksigen dari
udara yang akan digunakan untuk mengoksidasi makanan serta mengeluarkan sisa
hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Proses bernapas disebut juga proses
respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang oleh alatalat
pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai pernapasan, organ-organ
pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan dengan sistem pernapasan.
1. Organ-Organ Pernapasan
Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi
manusia. Pada proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara
tubuh dan lingkungan. Sebelum membahas sistem pernapasan lebih jauh, akan
dijelaskan dahulu beberapa organ yang berperan dalam sistem pernapasan.
a. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang letaknya
paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga
hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring
udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi
penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru
tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung
oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2),
belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya
oksigen saja yang dapat berikatan dengan darah. Selain sebagai organ
pernapasan, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan
kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun
atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya.
Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke tenggorokan.
b. Tenggorokan
Tenggorokan merupakan bagian dari organ
pernapasan. Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan
(laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus).
• Pangkal Tenggorokan (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju
pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring terletak di hulu
tenggorokan dan merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan
rongga hidung ke tenggorokan. Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju
ke batang tenggorokan (trakea).
• Batang Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin
tulang rawan dan terletak di depan kerongkongan. Batang tenggorokan memanjang
dari leher ke rongga dada atas. Di dalam rongga dada, batang tenggorokan ini
bercabang dua. Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paruparu kiri.
• Cabang Batang Tenggorokan
(Bronkus)
Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan
cabang dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru
kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus.
Masing-masing cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus.
• Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Antara
rongga dada dan rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma.
Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses
pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan paruparu kiri.
Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya
bergelembung. Gelembung-gelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus).
2. Proses Pernapasan
Bagaimanakah manusia bernapas? Cobalah kamu tarik
napas perlahan-lahan dan rasakan apa yang terjadi. Saat kamu bernapas, kamu
menghirup udara melalui hidung. Udara yang kamu hirup mengandung oksigen dan
juga gasgas lain. Dari hidung, udara terus masuk ke tenggorokan, kemudian ke
dalam paru-paru. Akhirnya, udara akan mengalir sampai ke alveoli yang merupakan
ujung dari saluran. Oksigen yang terkandung dalam alveolus bertukar dengan
karbon dioksida yang terkandung dalam darah yang ada di pembuluh darah alveolus
melalui proses difusi. Dalam darah, oksigen diikat oleh hemoglobin. Selanjutnya
darah yang telah mengandung oksigen mengalir ke seluruh tubuh. Tahukah kamu
untuk apa darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh? Oksigen diperlukan untuk
proses respirasi sel-sel tubuh. Gas karbon dioksida yang dihasilkan selama
proses respirasi sel tubuh akan ditukar dengan oksigen. Selanjutnya, darah
mengangkut karbon dioksida untuk dikembalikan ke alveolus paru-paru dan akan
dikeluarkan ke udara melalui hidung saat kamu mengeluarkan napas.
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk. Saat kamu mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, hal yang perlu kamu ingat, bahwa udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih kecil.
3. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada
sistem pernapasan manusia.
a.
Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami pembengkakan
karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
b.
Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh
alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan.
Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan
dingin.
c.
Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya.
Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru
adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan
kerusakan paru-paru.
d.
Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada
dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau
mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering
terengah-engah.
e.
Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi.
Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang
menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
f.
Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza.
Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
D.
Sistem peredaran darah pada manusia
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah
tertutup dan ganda. Peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah
selalu mengalir di dalam pembuluh darah. Peredaran darah ganda artinya dalam
satu kali beredar, darah melalui jantung sebanyak dua kali sehingga terdapat
peredaran darah besar dan peredaran darah kecil.
1. Alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa dalam sistem
peredaran darah. Dua rongga atas yang disebut dengan serambi (atrium) dan dua
rongga bawah yang disebut bilik (ventrikel). Jantung memiliki tiga katup yaitu
katup vena semilunair yang terletak pada pangkal aorta(arteri besar), katup
valvula bikuspidalis yang terletak antara bilik (ventrikel) kiri dan serambi
(atrium) kiri, serta valvula trikuspidalis yang terletak antara bilik
(ventrikel) kanan dan serambi (atrium) kanan.
Saluran yang keluar dari jantung disebut arteri. Arteri yang berhubungan langsung dengan jantung yaitu Arteri pulmonalis dan Aorta. Arteri pulmonalis membawa darah kaya CO2 menuju paru-paru dan aorta adalah arteri terbesar yang mengalirkan darah dari jantung(bilik/ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh.
Saluran yang menuju ke jantung disebut vena. Pada
jantung terdapat tiga buah vena yang berhubungan langsung dengan jantung atrium
yaitu vena cava superior, vena cava inferior dan vena pulmonalis. Vena cava
superior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh bagian atas menuju ke
jantung, vena cava inferior adalah vena yang membawa darah dari organ tubuh
bagian bawah menuju ke jantung dan vena pulmonalis adalah vena yang membawa
darah kaya oksigen dari paru-paru menuju ke jantung.
Tekanan darah pada orang dewasa yang normal adalah
120/80 mmHg. Nilai 120 mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel
berkontraksi disebut tekanan sistol. Nilai 80 mmHg menunjukkan tekanan darah
saat ventrikel relaksasi disebut tekanan diastol.
Bilik (ventrikel) kiri mempunyai lapisan yang
paling tebal karena berfungsi mengedarkan arah dari jantung ke seluruh tubuh.
Dan yang kedua ketebalannya adalah bilik (ventrikel) kanan karena tugasnya
lebih ringan yaitu memompakan darah menuju paru-paru.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah nadi
(arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler.
1)
Arteri, Arah alirannya meninggalkan jantung. Darah dalam arteri kaya akan
oksigen kecuali arteri paru-paru, letak pembuluh ini agak dalam dari permukaan
kulit
2) Arteriole,
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan arteri.
3) Kapiler,
berupa saluran tipis yang memungkinkan terjadi pertukaran zat antara darah
dengan sel jaringan tubuh. Pada saat darah berada di kapiler, terjadi
pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen dari darah
berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh
berdifusi ke dalam darah.
4) Venule,
merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan vena.
5)
Vena, berfungsi untuk mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya
tipis dan kurang elastis. Arah aliran darah dalam vena menuju ke jantung. Darah
di dalam vena kaya akan CO2 kecuali vena paru-paru. Letak pembuluh vena dekat
dengan permukaan kulit
2.
Darah
Darah manusia berwarna merah karena mengandung
hemoglobin. Hemoglobin berfungsi untuk mengankut oksigen dan
karbondioksida.
a. Plasma
Merupakan bagian darah yang berupa cairan.
Fungsinya mengangkut sari makanan ke seluruh tubuh. Selain itu di dalam plasma
darah terdapat protein-protein yang mempunyai fungsi khusus.
b. Sel-Sel Darah
sel-sel darah merupakan bagian darah yang berupa
padatan.yang terdiri dari :
1) Eritrosit(sel
darah merah), berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang berperan sebagai
pembawa oksigen dan karbon dioksida.
2)
Leukosit (sel darah putih), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh dan
kekebalan, yaitu membunuh dan memakan mikroorganisme dan zat asing yang masuk
ke dalam tubuh.
3) Trombosit,
berperan dalam pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit dibentuk di
sumsum tulang belakang dan dapat hidup selama 8 hari.
3. Kelainan pada Peredaran Darah
Beberapa
kelainan pada sistem peredaran darah adalah sebagai berikut:
a.
Anemia, merupakan keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin atau sel darah
merah. Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Perdarahan yang
berat juga dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia dapat terjadi akibat
terganggunya produksi eritrosit.
b.
Serangan jantung, ditandai dengan sakit pada bagian dada, gelisah, pucat, dan
kulit terasa dingin. Serangan jantungnya hebat dan tidak segera mendapat
pertolongan dapat menimbulkan gagalnya jantung memompa darah. Faktor-faktor
yang meningkatkan resiko terkena serangan jantung adalah tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol tinggi, merokok, penyakit diabetes melitus, kegemukan, dan
kurang olahraga.
c. Varises, yaitu pelebaran
pembuluh vena terutama di bagian kaki. Pada varises yang parah, pembuluh vena
tampak melebar dan berkelok-kelok. Varises disebabkan oleh cacat/kerusakan pada
katup vena sejak lahir. Varises juga sering terjadi karena bertambahnya beban
vena akibat terlalu banyak berdiri, kehamilan, dan sebagainya. Pelebaran vena
pada bagian anus disebut wasir atau ambeian.
d. Tekanan darah rendah
(hipotensi), yaitu keadaan tekanan darah yang di bawah normal. Gejala hipotensi
adalah lesu, pusing, dan gangguan penglihatan, bahkan sampai pingsan.
Penyebabnya dapat karena terlalu banyak meminum obat penurun tekanan darah,
muntaber, dan pendarahan.
e. Tekanan darah tinggi
(hipertensi), yaitu keadaan tekanan darah yang melebihi tekanan normal.
Penyebab hipertensi adalah nikotin pada rokok, faktor keturunan, stress,
kelebihan berat badan, kelebihan garam, kurang olahraga dan kelebihan
obat-obatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makhluk hidup multiseluler adalah organisme dengan
kompleksitas sistem yang tinggi. Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi
hidupnya ditopang oleh sistem organ. Sistem organ terdiri atas beberapa organ
yang bekerja sama menjalankan suatu proses yang menunjang kehidupan seluruh
sistem-sistem organ yang lain. Keseluruhan sistem organ tersebut, akhirnya
membentuk satu individu organisme.
Makhluk hidup multiseluler misalnya manusia,
memiliki berbagai macam organ diantaranya :
1. Sistem gerak
Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi
adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan
tulang.
2. Sistem Pencernaan
Sistem ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan,
berupa molekul organik kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati
makanan) agar dapat diserap tubuh. Organ yang terkait dengan fungsi sistem ini,
antara lain mulut (kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus, lambung, usus
halus, dan usus besar.
3. Sistem Pernapasan
Sistem ini berfungsi menyediakan oksigen dan
mengeluarkan sisa metabolisme yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan tersusun
oleh beberapa organ, di antaranya saluran-saluran pernapasan yang meliputi
faring, laring, dan trakea serta paru-paru yang meliputi sistem bronkus dan
alveolus.
4. Sistem Peredaran Darah
Sistem ini berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan oksigen, air, dan sari makanan berupa molekul-molekul organik
seperti glukosa. Selain itu, berfungsi juga mengangkut hasil sisa metabolisme
untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini terdiri atas organ-organ, seperti
jantung, arteri dan vena, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.
B. Saran
Sistem organ merupakan system pembentuk tubuh kita
yang fungsinya sangat vital. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh
kita dengan sebaik-baiknya dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia yang telah diberikan kepada kita bberupa tubuh yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-biologi-struktur-dan-fungsi.html
http://erfanscah.blogspot.com/2014/09/sistem-organ-manusia.html
http://www.sridianti.com/pengertian-sistem-organ-tubuh.html
https://www.google.co.id/