MAKALAH ILMU IBD DALAM KESUSTRAAN, SENI RUPA DAN SENI MUSIK
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Konsepsi IBD dalam kesustraan ,seni rupa dan
seni musik . dapat diartikan sebagai teori tentang keindahan dan seni . Arti
keindahan sudah diurakan dimuka , sedangkan arti seni adalah keindahan yang
diciptakan manusia pemandangan alam yang paling indah adalah ciptaan
tuhan
Akan tetapi keelokan tubuh
manusia bukanlah merupakan seni karena kesemuanya merupakan ciptaan tuhan. Pada
hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa segalanya yang
indah adalah seni Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk daya
inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu
berbagai ikatan The liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di
anggap sebagai salah satu jenis nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu
sendiri ,ada berbagai pembedaan , yaitu :
1.
Nilai subjektif
2.
Nilai objektif
3.
Nilai perseseorangan
4.
Nilai kemasyarakatan
5.
Nilai intrinsif
6.
Nilai ektrinsik
Benedetto croce adalah tokoh ekspirasi yang
paling terkenal .dengan karyanya yang telah diterjemahkan di dalam bahasa
inggris . Aesthetics as science of expression and general linguistic
antara lain mengatakan art is expression of impression: seni adalah pengungkapan kesan-kesan
.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu keindahan dalam kaitannya dengan konsep IBD terhadap kesustraan, seni rupa
dan seni musik?
2. Apa
perbedaan antara seni dan keindahan ?
3 Bentuk Karya Seni Yang Tidak Indah ?
4 Apa saja Sifat-Sifat Keindahan ?
5 Bagaimana yang dimaksud Pandangan Terhadap Pencapaian
Kemakmuran keindahan?
6 Bentuk konsep IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik ?
C. Tujuan
1. Untuk dapat
memahami konsep IBD dalam kaitannya dengan kesustraan, seni rupa dan seni
musik.
2. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD.
3. Untuk membuka
wawasan baru berkaitan konsep IBD .
4. Untuk mengetahui
secara mendalam yang berkaitan dengan keindahan dan seni yang terkandung dalam
kosep IBD terhadap kesustraan, seni rupa, dan seni musik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keindahan
Para ahli merumuskan definisi keindahan sbb:
a) Winchelmenn :
keindahan itu dapat terlepas sama sekali dari kebaikan.
b) Al-Ghazali :
keindahan suatu benda terletak pada kesempurnaan yang dapat dikenali, kembali
dan sesuai dengan sifat benda itu. Setiap benda memiliki karakteristik yang
persfeksi. Sifat perfeksi dalam sebuah benda merupakan representasi keindahan
yang bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, benda itu
mempunyai sebagian nilai keindahan. Misalnya karangan yang paling indah adalah
karangan yang mempunyai sifat perfeksi yang khas bagi karngan (tulisan) ,
seperti keharmonisan huruf, hubungan arti yang tepat satu sama lainnya, spasi
yang tepat, serta susunan yang baik. Disamping itu, mengantarkan jiwa sehingga
mempu merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam, yaitu nilai-nilai
spiritual, moral , dan agama.
c) Humo
(inggris) : keindahan
adalah sesuatu yang menyebabkan atau mendatangkan rasa senang
d) Sarpetreit : perasaan
dan keindahan gejala yang tak tetap sifatnya, sehingga menifestasinya juga
tidak tetap wujudnya.
Keindahan bagi manusia
merupakan sesuatu yang sangat penting, yang menunjukkan bahwa manusia itu
memiliki perasaan yang halus, lembut, serta menghargai kualitas. Tingginya cita
rasa artistik seseorang dalam meresapkan karya-karya yang indah, pada
gilirannya akan memberikan pengaruh positif terhadap sikap emosi dan sikap
moralnya. Memiliki apresiasi terhadap seni, berarti memiliki penghargaan,
keakraban, dan kecintaan terhadap karya seni itu sendiri. Rasa dan sikap batin
tersebut berangkat dari suatu kemampuan meresap dan menghayati keindahan serta
kemampuan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Ada keindahan dalam arti
luas, dan ada pula keindahan dalam arti sempit, ada pula estetik murni,
kontemplasi, ekstese, nilai estetis karya seni, dan lain- lain. The Liang Gie
dalam bukunya Garis Besar Estetik (filsafat keindahan) , menerjemahkan
keindahan dengan kata beautiful. Menurut cakupannya, maka harus dibedakan
antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Ø indah dalam arti luas keindahan
dalam arti luas mengandung ede kebaikan.. plato menyebutnya sebagai watak yang
indah dan hukum yang indah
Ø indah dalam arti estetika murni
keindahan dalam arti estetika murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya.
Ø indah dalam arti terbatas pada
penglihatan keindahan dalam arti terbatas, hanya benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yaitu keindahan bentuk dan warna.
Keindahan dianggap sebagai
salah satu jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai pendidikan dan
sebagainya. Nilai yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetis. Para filsof mendefinisikan keindahan sebagai suatu kesatuan hubungan
yang formal pengamatan, yang dapat menimbulkan rasa senang. Dengan batasan
tersebut, orang sering mencampuradukkan pengertian keindahan dan seni. Padahal
kesenian mempunyai gejala yang lebih konkret dari keindahan. Dengan demikian
pernyataan bahwa segala sesuatu yang indah adalah seni, dan seni pastilah
indah, tidak selalu benar. Kesenian mempunyai gejala yang lebih konkret
daripada keindahan. Kalau sudah mengidentifikasikan antara seni dan keindahan, ada
anggapan bahwa yang indah adalah seni tidaklah tetap karena seni sudah pasti
indah. Identifikasi ini belum tentu indah dan tidak ada keharusan harus
indah.
B.
Perbedaan Antara Seni Dan Keindahan
Hampir
semua kesalahan kita mengenai konsepsi seni ditimbulkan oleh kekutangtepatan
dalam penggunaan kata seni dan keindahan. Yang jelas bagi kita ialah bahwa
kedua kata itu selalu salah dalam penggunaannya. Kita selalu menganggap bahwa
semua yang idah adalah seni, atau sebaliknya. Sebetulnya seni tidaklah selalu
harus indah. Baik pendangan historis (dengan meneliti bagaimana hasil-hasil
seni di masa silam) maupun secara sosiaologis (dengan mengingat, bagaimanakah
manifestasi-manifestasi seni sekarang ini di berbagai tempat di dunia) ternyata
bahwa hasil seni sering tidak indah. Dalam menghadapi sebuah karya seni, tidak
hanya kategori keindahan yang bergetar dalam hati seorang penonton, melainkan
kategori lainnya juga. Perasaan estetik hanya metupakan sebagian saja dari
perasaan seni. Sebuah contoh yang sangat sederhana dapat menerangkan bahwa
keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya pedoman untuk menimbulkan efek
estetik, bahkan peniimpanan menambah efek estetik. Mesalnya meja, persegi, daun
mefa detutup dengan taplak yang juga persegi, tetapi taplak itu tidak dipasang
sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak selaras dengan daun meja, tetapi
justru menyilang. Karena persilangan inilah, efeknya justru lebih menarik dan
enak untuk dipandang. Selain itu perlu kita perhatikan bahwa manusia mencipkan
karya-karya seni dan manusia pula yang menikmati. Manusia tidak melulu
merupakan hono estheticus, melainkan sebagai menusia sosial yang sevara
historis berakar dalam suatu msyarakat dan zaman tertentu, itulah sebabnya
dalam menciptakan barang- barang seni, seorang seniman juga terpengaruh
lengkungan dan zamannyal, yang mungkin oleh generasi sebelumnya kurang
diperhatikan. Dunia modern memang penuh kejutan dan ketegangan yang dalam waktu
singkat dapat menggoncangkan hati kita akibar adanya sistem mengekspresikan
diri, tidak terdorong oleh gambaran keindahan, melainkan oleh kejutan-kejutan
yang sedang mereka alami. Protes terhadap pembunuhan massal, tindakan yang
merajalela, kemunafikan kaum berahgama yang melarikan diri ke dalam benteng
agama dan tidak eu melihat mertavat manusia diinjak-injak, semua itu lebih
bermakna dan lebih mendesak bagi seniman modern daripada mengungkapkan hasil
kontempk\lasi yang dinikmati di tempat yang tenang dan tenteram. Jeroen Bosch,
seorang pelukis Belanda yang hidup pada abad ke-15, menampilkan gambar dari
inpian buruk dan penuh dengan makhluk aneh dan menakutkan dalam lukisannya.
C.
Karya Seni Yang Tidak Indah
Seni modern memang sukar
dimengerti , bahkan mengejutkan. Para seniman modern tidak tertarik lagi oleh
keindahan dan keharmonisan, melainkan oleh sesuatu yang menggemparkan dan
merisaukan hati. Sesuatu dalam kesenian tradisional disinggung atau
disuvlimasikan , diabstrakkan atau dilapisi dengan cahaya keindahan, kini
ditonjolkan secara blak-blakan , kasar, dan serba menantang. Sifat umum yang
dewasa ini sering tampak dalam kesenian Barat ialah usaha untuk menimbulkan
efek shock, memperlihatkan rasa frustrasi dan kejemuan yang dirasakan oleh sang
seniman dan sebagaian masyarakat. Baik dalam seni sastra, drama, pahat, dan seni
film, yang kita jumpai adalah hal serupa. Shock yang dulu dianggap
menghancurkan harta nilai tradisional, dengan sengaja mencemooh apa yang
dianggap suci dan keramat oleh angkatan- angkatan terdahulu, memberontak tata
tertib yang semula tidak pernah diragukan serta membubuhkan tanda tanya di
belakang setiap peryataan dan ucapan. Gejala frustasi tampak pada kebanyakan
karya seni kontemporer, yang tak menyiratkan gairah, serta ditonjolkan tanpa
emosi dan secara faktual saja. Sebelum Perang Dunia II, dosa masih
memperlihatkan sebahgai suatu yang memenag dilarang, terapi ada segi-segi yang
indah, yang membebaskannya, sebagai ekspresi gaya hidup yang vital. Akan tetapi
sekarang sering digambarkan sebagai sesuatu yang menjemukan serta ditonjolkan
dalam kejelekannya yang dengan sengaja dijauhkan dari segala sesuatu yang
indah. Misalnya film televisi Madema Bovare (berdasarkan karangan Flaubert pada
pertengahan abad yang lalu) tema asmara dilukiskan sebagai sesuatu yang
romantis dan merayu walaupun haram, dan Last Tango is Paris sebagai sesuatu
yang percuma tanpa makna dan tanpa tujuan.. hal serupa terjadi dalam Nyanyian
Angsa dan Khotbah karangan Renda sajak-sajak dari Sutardji Dalzoum Bachri.
D.
Sifat-Sifat Keindahan
Untuk mengatakan sesuatu indah atau tidak, berikut
ini akan diungkapkan sifat keindahan:
1.
keindahan itu kebenaran
kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak
indah karena dasarnya tidak benar.
2.
keindahan itu abadi abadi
artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang susut. Karya musik
Beethoven tidak pernah dilupakan orang karena indah.
3.
keindahan mempunyai daya
tarik daya tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan , tidak
membosankan.
4.
keindahan itu universal
universal artinya tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu, dan tempat.
Selera mode tidak universal karena terikat dengan pilihan seseorang dalam kurun
waktu tertentu.
5.
keindahan itu wajar wajar
artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya.
Misalnya penyanyi berteriak- teriak dan berjingkrak-jingkrak dalam membawakan
lagunya sehingga melampaui batas kewajaran.
6.
keindahan itu kenikmatan
kenikmatan artinya kesenangan yang memberikan kepuasan. Apabila pencipta suatu
karya seni memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila karyanya itu dikatakan
indah.
7.
keindahan itu kebiasaan
kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang. Kebiasaan mempunyai akibat dalam
daya tangkap atas sesuatu . sesuatu yang tidak nikmat menjadu nikmat karena
terbiasa, misalnya rokok. Sesuatu yang tidak berarti menjadi berarti karena
terbiasa. Sesuatu yang tidak indah menjadi indah kerena terbiasa. Akan tetapi,
menurut Coleridge (1772-1834) kebiasaan jangan sampai mengubah konsep
keindahan.[1]
E.
Pandangan Terhadap Pencapaian Kemakmuran
Keindahan dapat dinikmati
menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera
didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstasi. Kontemplasi adalah dasar dalam
diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstasi adalah dasar dalam
diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah itu.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
terjadilah penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu menarik
perhatian orang yang melihat dan mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu
merupakan karya budaya, yaitu seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra,
seni drama, dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya, pemandangan alam.
Apabila kontemplasi dan ekstasi dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan yang indah, sedangkan ekstasi
merupakan pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan. Karena tingkat
kontemplasi dan ekstasi berbeda-beda tiap manusia,tanggapan terhadap karya seni
juga berbeda-beda. Orang lain mengatakan karya seni itu indah, tapi mungkin
orang lain mengatakan karya seni itu tidak indah karena selera seni yang
berbeda.[2]
F. Konsep IBD dalam
kesustraan, seni rupa dan seni musik
1.
Konsepsi IBD Dalam
Kesustraan
Di samping puisi, dalam
kesustraan dikenal pula bentuk drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais.
Apabila drama digunakan sebagai sumber pengajaran IBD, tentu bukan suatu hal
yang aneh, Karena dalam batas-batas tertentu unsur-unsur drama,terutama jika drama
dilihat dari segi karya sastra, maka dapat disajikan lewat materi fiksi. Drama
pada dasarnya dapat disikapi sebagai karya pentas dan karya sastra. Puisi dan
drama sebagai karya sastra akan dibahas dalam kaitannya dengan konsepsi IBD
yang terdapat didalamnya.
1.1 Apakah puisi itu ?
Dipandang dari segi bentuk, pada umumnya puisi dianggap sebagi pemakaian atau
penggunaan bahasa yang itensif. Minimnya jumlah yang digunakan dan
padatnya struktur yang dimanupulasikan,sangat brtpengaruh dalam menggerakkan
emosi pembaca karena gaya penuturan dan gaya pelukisannya. Bahasa puisi
dikataka lebih padat,lebih indah,lebih cemerlang dan hidup dari pada bahasa
prosa atau percakapan sehari-hari. Bahasa puisi mengandung penggunaan
lambang-lambang metaforis, dan bentuk-bentuk intuitif lain untuk
mengekspresikan gagasan,perasaan dan emosi, karena puisi senantiasa menggapai
secara eksklusif kearah imajinasi dan ranah (domain) bentuk- bentuk emotif dan
artistiknya sendiri. Dalam pada itu, kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat
berkaitan secara sinkron dan integratif dengan upaya sang penyair dalam
memadatkan sejumlah pikiran,perasaan dan emosi serta pengalaman hidup yang
diungkapkannya.
Hal yang membedakan seorang
penyair dengan seorang pengarang prosa adalah kemampuan nya dalam
mengeksperikan hal-hal yang sangat besar dan luas dalam bentuk yang luas dan
padat. Dan dipandang dari segi isinya,puisi yang bagus merupakan ekspresi yang
benar atas keseluruhan kepribadian manusia sehingga dapat menyampaikan
keinsafan pikiran dan hati manusia terhadap pengalaman dan peristiwa
kehidupan secara luar biasa.
1.2 Mengapa puisi disajikan dalam IBD ?
A. Hubungan puisi sengan pengalaman manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam
sastra / puisi disebut pengalaman perwakilan. Ini berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih
menghidupkan pengalaman dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang
terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu, puisi dapat menyebabkan mahasiswa
memiliki kesadaran yang penting untuk melihat dan mengerti banyak tentang
dirinya sendiri dan masyarakat. Seiring membaca dan mendiskusikan hasil karya
sastra / puisi dengan bimbingan dosen yang bijaksana dan matang,membuat mereka
dapat berkembang untuk tidak saja mengerti terhadap diri mereka masing-masing
dan hubungan dengan masyarakat tempat mereka hidup,tetapi juga terhadap
keahlian dan kearifan senimannya. Puisi mempunyai kekuatan untuk memperluas
pengalaman hidup yang aktual dengan jalan mengatur dan mengeksintisikannya.
Pengalaman yang melayani kebutuhan universal manusia untuk memperoleh perlarian
dan obat penawar dari beban kesibukan hidup yang rutin.
B. Puisi dan keinsyafan / kesadaran
individual
Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak
untuk menjenguk hati dan pikir / kesadaran manusia,baik dalam hati dan pikiran
orang lain maupun diri sendiri. Hal ini dimungkinkan oleh puisi itu sendiri,
karena melalui puisi, sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia,ia menjelaskan pengalaman setiap orang. Adalah hak dan misi seorang
penyair lewat puisinya untuk membuka tabir yang menutupi hati manusia dan
membawa kita melihat sedekat-dekatnya rahasia pikiran, perasaan dan impian
manusia. Pada akhiranya puisi, memperluas daerah persepsi kita memperbesar dan
memperdalam serta menyempurnakan sensibilitas emosional,kemampuan untuk
merasakan, sehingga kita menjadi lebih sensitif, lebih responsif,dan lebih
simpatik.
C. Puisi dan keinsyafan social
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial,yang terlibat dalam isu dan problema
sosial. Secara imajinatif,puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial,
berupa : Penderitan atas ketidak adilan Perjuangan untuk kekuasaan Konflik
dengan sesamannya
D. Puisi dan nilai-nilai
Dengan memberikan pengarahan dan bimbingan
yang tepat dalam memproses membaca dan mendiskusikan puisi,mahasiswa akan
menjumpai nilai-nilai yang bermanfaat bagi lingkuan hidupnya.
1.3 Drama sebagai karya sastra Drama sebagai
karya pentas (teater) melibatkan unsur- unsur teater seperti :
1. Dekorasi
pentas
2. Komposis
pentas,baik yang berkenaan dengan bahan bergerak (aktor),maupun bahan statis
(peralatan pentas)
3. Tata
pakaian (costume) 4. Tata rias (make up)
5. Tata
sinar (lighting)
6. Tata
bunyi / latar belakang bunyi (sound effects) Kata drama bersasal dari kata
greek draien yang berarti to do,to act. Sementar itu, kata teater berasal dari
kata greek the atronn yang berarti to see,to view. Perbedaan kedua istilah itu
daoat dilihat pada pasangan ciri-ciri berikut :
Drama
Teater Play : performance Script : production
Text : staging
Author
: actor Creation : interprestation Theory :
practice Dari perbandingan diatas, tampak bahwa dalam lebih merupakan lakon yang
dipentaskan, skip yang belum diproduksikan, teks yang belum dipanggungkan atau
hasil kreasi pengarang yang dalam batas-batas tertentu dalam masih bersifat
teoritis. Sementara itu teater masih lebih merupakan performasi dari lakon atau
hasil interprestasi aktor dari kreasi pengarang yang dalam batas-batas tertentu
bersifat mempraktekkan.
1.4 Prosa fiksi sebagai materi dalam IBD
Istilah prosa fiksi banyak padanannya.Dalam bahasa Indonesia rekaan dan
didifenisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisah yang mempunyai
pemeran,lakuan aksi, peristiwa,dan alur yan dihasilkan oleh daya khayal atau
imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman,novel,atau
cerita pendek. Yang dimaksud dengan nilai disini adalah persepsi dan pengertian
yang diperoleh pembaca lewat sastra (prosa fiksi). Hendaknya disadari bahwa
tidak semua pembaca dapat memperoleh persepsi dan pengertian tersebut. Nilai
ini hanya dapat diperoleh secara otomatis dari pembaca. Hanya pembaca yang
berasal mendapat pengalaman sastra saja yang dapat merebut nilai-nilai sastra.
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa fiksi memberikan keseimbangan
wawasan
Kesadaran adanya
unsur-unsur eksternal di dalam fiksi (sastra) sebagai mana disebutkan diatas,
mengakibatkan orang mencoba :
Ø Mencari hubungan antar fiksi
(sastra) dengan biografi atau psikologi pengarang. Kencendungan ini berdasarkan
penyikapkan sastra sebagi produk individual pengarang atau kreaktor individual.
Ø Mengaitkan faktor-faktor yang
menentukan kreasi sastra (fiksi) dengan kehidupan institusional,seperti kondisi
ekonomi,sosial atau politik,berangkat dari keyakinan bahwa semua itu sangat
kuat mempengaruhi karya sastra.
Ø Mencari penjelasan seab-sebab
sastra dalam kaitannya dengan hasil-hasil pemikiran manusia lainnya, seperti
ideology,filsafat, teologi,dan sebagainya.
Ø Menerangkan sastra dalam
kaitannya dengan semangat zaman,atmosfir atau iklim intelektual tertentu. Fiksi
memiliki alur (plot),tokoh / peran,aksi dan dialog.
Semua ini merupakan
unsur intrinsik fiksi, yang oleh Stehpan Minot disebut sebagai alat-alat
pokok. 1. Alur Adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra. Yang
memperhatikan pautan (koherensi) tertentu. Pautan ini dapat diwujudkan oleh
hubungan sebab akibat, tokoh wira, atau pun tema. 2. Tokoh Adalah orang atau
pelaku yang memegang peran di dalam fiksi. Dalam jalinan cerita, tokoh tersebut
bias tidak berubah sifatnya,bias juga berkembang atau berubah. 3. Aksi (lakuan)
Adalah deret pristiwa yang membangun karya sastra, atau pembabaran peristiwa
dalam drama atau cerita rekaan yang membantuk alur,tau lajunya peristiwa
didalam alur. 4. Dialog Percakapan didalam karya sastra atau drama,atau
karangan yang menggambarkan percakapan diantara dua tokoh atau lebih.Didalam
fiksi atau drama,dialog difungsikan untuk mengembangkan unsur-unsur
lainnya,seperti alur,tokoh,nada, ironi dan tema. Sastra, sebagai karya manusia
yang berdasarkan keindahan dalam bahasa, juga memiliki aliran sesuai dengan
rasa dan karsa penciptanya. Seperti halnya seni lukis yang telah diuraikan
dimuka,seni sastra dapat dibedakan atas dua kelompok aliran, ayitu lairan realism
dan aliran ekspresionalisme. Masing-masing aliran ini memiliki sub-aliran yang
secar garis besar diuraikan seperti dibawah ini.
a. Realisme
Realisme merupakan aliran yang timbul
berdasarkan secara yang alamiah. Aliran ini menitik beratkan pada objeknya.
Arliran realisme terbagi lagi menjadi beberapa sub aliran, antar lain sebagai
berikut : Impresionisme Naturalisme Neo- Naturalisme Determinisme
b. Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan suatu aliran dalam
seni sastra yang timbul berdasarkan ekspresi penciptanya sehinga titik beratnya
terletak pada subjeknya. Aliran ekspresionisme terbagi menjadi beberapa sub
aliran,berikut ini : Romantik Idealisme Simbolik Surealisme
2. Konsepsi IBD Dalam Seni Rupa
2.1 Arti dan tujuan seni rupa Menurut Upjohn
tujuan seni rupa adalah sebagai berikut :
Seni adalah jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan. Tujuan utamanya ialah menambah interprestasi dan melengkapi hidupnya. Adakalanya suatu waktu,seni dijadikan pembantu untuk tujuan lainnya. Seperti pengagungan agama.
Seni adalah jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan. Tujuan utamanya ialah menambah interprestasi dan melengkapi hidupnya. Adakalanya suatu waktu,seni dijadikan pembantu untuk tujuan lainnya. Seperti pengagungan agama.
2.2 Beberapa gaya dan corak seni rupa Karena
adanya perbedaan konsepsi pikiran dari masing- masing zaman,maka setiap zaman
melahirkan kesenian dengan ciri-ciri yang khusus. Ada bermacam-macam gaya
mempunyai corak pesona tersendiri dan khas. Di samping itu, tiap-tiap aliran
corak, mempunyai tujuan tertentu atau fungsi sendiri-sendiri. Aliran mempunyai
cita-cita seni sendiri,sesuai dengan pikiran zamannya. Corak dan gaya seni
modern eksposionis tidak terbatas oleh objek-objek tertentu,melainkan
ditentukan oleh sikap batin si penciptanya dengan melampaui batas dan ruang
waktu. Dalam tahun 1970-an seni rupa baru yang didasari oleh semangat
pembaruan.
Dalam gerakan ini, suatu
hal karya dapat lahir dari imajinasi yang bebas. Ada beberapa langkah yang
merupakan gebrakan yang baru dalam aliran ini :
·
Membuang sejauh mungkin
tentang adanya element- element khusus dalam seni rupa,seperti element lukis
dan element gambar.
·
Membuang sejauh mungkin
sikap spelialis dalam seni rupa yang cenderung membangun bahasa alistis dan
menjadikan maksud si seniman tidak dapat dipahami oleh masyarakat yang lebih
menilainya sebagai bagian yang mengandung misteri
·
Mendambakan kemungkinan
berkarya dalam arti mengharapkan keragaman gaya dalam seni rupa Indonesia.
·
Menciptakan perkembangan
seni rupa Indonesia dengan jalan mengutamakan pengetahuan yang didasari oleh
tulisan dan teori orang Indonesia yang menentang habis-habisan pendapat yang
mengatakan bahwa seni rupa Indonesia adalah bagin dari sejarah seni rupa
dunia,seni adalah universal.
·
Mencita-citakan seni rupa
yang lebih hidup,dalam arti kehadirannya tidak diragukan,wajar,berguna dan
hidup meluas dikalangan masyarakat.
3.
Konsepi IBD Dalam Seni
Musik
Telah kita ketahui bahwa
seni musik itu ada dua jenis ;
1. Music
daerah, seperti : seni karawitan, degung sunda, music kolintang,dan
geding sriwijaya.
2. Music
nasional, seperti : padamu Negari, hallo-hallo bandung, Gugur bunga, dan
Syukur.
Konsep yang terdapat dalam
musik berhubungan dengan perasaan cinta
kasih,pengorbanan,kesejahteran,penderitaan,dan
harapan. Karya musik klasik yang sangat terkenal adalah simponi kelima sangat terkenal karena mengungkapkan semangat pantang menyerah unuk melawan sang nasib. Penyebabnya sangat terkenal karena menggambarkan penderitaan manusia,dengan latar belakang sejarah serangan tentara. Kegelisahan,penderitaan,dan harapan,putus asa serta keberanian melebur menjadi gubahan musik yang indah.[3]
harapan. Karya musik klasik yang sangat terkenal adalah simponi kelima sangat terkenal karena mengungkapkan semangat pantang menyerah unuk melawan sang nasib. Penyebabnya sangat terkenal karena menggambarkan penderitaan manusia,dengan latar belakang sejarah serangan tentara. Kegelisahan,penderitaan,dan harapan,putus asa serta keberanian melebur menjadi gubahan musik yang indah.[3]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Setelah kita membahas dan menguraikan hasil
makalah tentang “konsespsi IBD dalam kesusastraan,seni rupa dan seni musik.
Maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan.diantaranya adalah:
·
Bisa mengetahui perbedaan
antara seni dan keindahan : Bahwa kedua kata antara seni dan keindahan itu
selalu dalam penggunaannya . kita selalu salah menganggap bahwa semua yang
indah itu adalah seni ,atau sebaliknya ,bahwa semua seni itu indah dan yang
tidak indah itu bukanlah seni. jadi antara seni dan keindahan itu masih
ada kaitannya .
ada kaitannya .
·
Bahwa setiap keindahan itu
mempunyai sifat. yang mana sifat-sifat kindahan itu dibagi menjadi tujuh
1.
keindahan itu kebenaran
3.
keindahan mempunyai daya
tarik
4.
keindahan itu universal
5.
keindahan itu wajar
6.
keindahan itu kenikmatan
7.
keindahan itu kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
http://irufano.blogspot.co.id/2015/03/makalah-konsepsi-ilmu-budaya-dasar.html
http://d-scene.blogspot.co.id/2011/06/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/11/03/makalah-konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/