LAPORAN PTK PENERAPAN METODE INQUIRI

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan yang mendesak dan harus segara dicari jalan keluarnya. Karena pendidikan merupakan instrumen yang sangat penting bagi setiap bangsa untuk meningkatkan daya saing dalam percatuan politik, ekonomi, hukum, budaya , dan pertahanan pada tatanan masyarakat dunia global. Sadar akan hal ini, negara maju sekalopun membangun dunia pendidikan tanpa henti. Bahkan ada kecenderunan yang amat jelas bahwa negara maju semakin meningkat investasinya dalam dunia pendidikan. Semain insentif melakukan investasi dalam dunia pendidikan, semakin kuat daya saingnya. Hal ini terjadi kaena peningkatan daya saing memerlukan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya guna.
Sumber daya manusia yang berkualitas tersebut harus dicapai melalui pendidikan dan telah diamanatkan oleh GBHN tahun 2006 dalam tujuan pendidikan nasional yang berbunyi: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yitu manusia yang beriman dan bertaqwa dan keterampilan sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantab dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas Bab 2 Pasal 4).
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut harus berani menjamin pendidikan sebagai investasi bagi masa depan anak bangsa, ini agar persoalan pendidikan diselesaikan secara konsrehensif dan harus melakukan upaya-upaya seperti perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Memordenisasi manajemen pendidikan, menumbuh kembangkan etos kerja pelaku pendidikan dan memotivasi belajar siswa, pemberdayaan tenaga pendidikan, pengadaan saran adan prasarana pendidikan serta infrastruktur pendidikan, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan sebagainya.
Khusus pada proses belajar mengajar, peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas. Guru sebagai penanggungjawab kegiatan belajar mengajar sehingga guru dituntut penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru setidaknya harus memiliki kemampuan menguasai kurikulum, menguasai materi pelajaran, dan menguasai berbagai metode mengajar serta mampu memilih metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa dan lingkungan serta kondisi setempat.
Menurut pengamatan penulis pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SDN Air Ringkih aktitivitas kelas sangat didominasi guru denan metode yang monoton yang tidak variatuf sehingga kurang menarik minat siswa dan menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi kumpulan data dan fakta yang harus di hafal, pelajaran yang tidak melibatkan emosi murid padahal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pelajaran tentang manusia dan peristiwa. Untuk mengatasi kendala mengajar dan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial bagi siswa hendaknya lebih diaktifkan dengan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi serta dapat mengumpulkan sendiri masalah masalah tersebut melalui proses berfikir serta ilmiah yang kritis, logis dan sistematis walaupun dengan bimbingan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dalam beberapa kali pertemuan dapat diketahui kurangnya perhatian siswa kelas V SDN Air Ringkih pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Gejala yang tampak adalah adanya siswa yang bermain dan melamun pada saat pelajaran masih berlangsung. Dan terlihat pada saat akhir pelajaran guru memberikan tes akhir siswa yang menjawab dengan jawaban yang mengambang atau mengarang jawaban asal menjawab dapat dikatakan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak menarik karena monoton guru tidak memvariasikan metode. Hal tersebut akan berakibat pada rendahnya perolehan sebagian besar siswa pada sebelum menggunakan   metode inquiry.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran yagn dikenal dengan metode Inquiry sebagai obyek penelitian pada penulisan ini. Permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode inquri mampu meningkatkan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 di SDN Air Ringkih.

C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan tindakan ini adalah sebagai berikut: Meningkatkan perhatian siswa kelas V SDN Air Ringkih pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada semeste 2 Tahun Ajaran 2013/2014.  

D.      Manfaat Penelitian
Pelaksanaan kaji tindak ini diharapkan bermanfaat bagi:  

1.      Bagi Guru
Dengan memperhatikan hasil kaji tindak ini guru dapat sedikit demi sedikit mengetahuai strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa, guru, materi pelajaran dan lain sebagainya dapat diminimalkan

2.      Bagi Siswa
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi lebih menarik dan bermakna sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

3.      Bagi Sekolah
Penggunaan metode inquiry ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu mewujudkan Visi dan Misi di SDN Air Ringkih ini khususnya an umumnya bagi sekolah lain.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.        Pengertian Metode Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa inggris inguiry (dibaca inkwaie) sebuah kata kerja yang berarti menanyakan menyelidiki dan memeriksa (Wojo Wasito dan Poerwo Darminto 1980:87).
Wahab dkk (1986:341) memberikan pengertian metode inquiry adalah: suatu cara belajar untuk mencari dan menemukan suatu secara kritis, analisis, logis, dan sistematis dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dalam mencapai kesimpulan yang meyakinkan berdasarkan data, fakta, dan interprestasi yang telah teruji.
Yusup dan Anwar (1995:82) mendefinisikan metode infuiry adalah: sutu metode mengajar dengan caa guru menyuguhkan peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki dan motivasi siswa untuk mencari pemecahan masalah.
Metode Inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan belajar mencari dan menemukan sendiri guru tidak menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk final tetapi memberikan peluang pada siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya melalui suatu kegiatan. Suatu kegiatan yang mereka susun sendiri untuk menyelesaikan masalah yang sengaja dihadapkan kepada siswa.

2.        Ciri-ciri Metode Inquiry
Untuk mengenal bentuk inqury dengan baik maka perlu mengetahuai ciri-ciri dasar metode inquiry sebagai berikut:
1.      Merupakan metode pengajaran dengan pendekatan yang sistematis dalam mencapai tujuan pengajaran yang lebih direncanakan.
2.      Cenderung melibatkan murid sebanyak mungkin rasa ingin tahu dan rangasangan keterlibatan aktif dalam belajar, sehingga sifat positif dapat dihindari.
3.      Inquiry menghendaki pikiran terutama pikiran tingkat tinggi.

3.        Manfaat Belajar dengan Inquiry
Dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode inquiry siswa dapat menarik berbagai manfaat antara lain:
1.      Meningkatkan potensial dalam dirinya
2.      Dapat mencapai nilai intrinsic dalam dirinya
3.      Bertambahnya kemampuan memahami hakikat heuristi dari kegiatan inquiry
4.      Dengan menguasai metode inquiry siswa memiliki alat bantu dalam mengiat sesuatu.



BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.      Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di Kelas V SDN Air Ringkih Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.

B.       Faktor yang Diamati
1.      Faktor Siswa
-          Aktivitas selama proses belajar mengajar
-          Aktivitas dalam menjaring pendapat di kelompok kecilnya
-          Hail belajar siswa.

2.      Faktor Bagi Guru
-          Kemampuan guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran
-          Kemampuan guru dalam mengatur waktu

C.      Tindakan
Prosedur tindakan ini terdiri atas 2 siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Sehingga akan tercapai suatu siklus yang dianggap ideal. Masing-masing diklus terdiri atas persiapan pelaksanaan.

D.      Tahap Pesiapan
Persiapan yang dilakukan guru adalah:
1.      Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan.
2.      Menginformasikan dan menjelaskan topic yang akan dibahas
3.      Menjelaskan tata cara pembelajaran pembuatan metode inquiry

E.       Pelaksanaan
a.       Siklus Pertama
-          Dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2014
-          Jam pelajaran ke 1 s/d 3 pelajaran pagi hari
-          Lingkungan alam dan buatan

Dalam tindakan kelas, guru melaksanakan kegiatan belajar mengikuti skenario berikut:
-          Guru menyampaikan materi pelajaran
-          Guru menyerahkan murid pada pokok bahasan
-          Guru menugaskan murid untuk mengikuti perintah guru
-          Guru memberikan kesempatan murid yang ingin bertanya.

Tindakan murid
-          Murid dibati kelompok kecil
-          Murid memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran
-          Murid dimbimbing dalam melaksanakan tugas dari guru
-          Murid ikut dengan aktif melaksanakan evaluasi dari guru

b.      Siklus Kedua
-          Dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014
-          Jam Pelajaran ke 1 s/d 3 pada pagi hari
-          Membuat denah dan peta lingkungan

Dalam tindakan kelas guru melaksanakan kegiatan belajar mengikuti skenario berikut:
1.      Tindakan guru
-          Guru menyampaikan materi pelajaran
-          Guru mengarahkan murid pada poko bahasan
-          Guru menugaskan murid untuk mengikuti perintah guru
-          Guru memberikan kesempatan kepada murid yang ingin bertanya.

2.      Tindakan murid
-          Murid dibagi kelompok kecil
-          Murid memperhatikan penjelasan guru tentang materi pelajaran
-          Murid dibimbim dalam melaksanakan tugas dari guru
-          Murid ikut dengan aktif melaksanakan evaluasi dari guru

F.       Biaya Penelitian
Anggaran biaya dalam melaksanakan penelitian ini dibebankan kepada sekolah tempat penelitian dan sipeneliti. Dengan rincian biaya sebagai berikut:
1.      Biaya administrasi sebesar                             : Rp.   50.000,-
2.      Biaya pelaksanaan pembelajaran                    : Rp.   50.000,-
3.      Biaya Konsumsi pelaksanaan penelitian        : Rp. 100.000,-
4.      Biaya pelaporan                                             : Rp.   50.000,-
Jumlah                                                          : Rp. 250.000,-
G.      Personalia Penelitian
Penelitian dilaksanakan oleh satu orang guru dengan identitas sebagai berikut:
1.      Nama                          : SITI MUTANGATIROH
2.      NIM                           : 824479994
3.      Tempat Tgl. Lahir      : Waringin Sari, 10 Juli 1967
4.      Jenis Kelamin             : Perempuan
5.      Program Studi            : S1 PGSD
6.      Semester                     : VI
7.      Pokjar                         : SMK 17 Baradatu
8.      UPBJJ-UT                  : Bandar Lampung




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.     Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisi. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
  1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 45 soal diperoleh 15 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
Soal Tidak Valid
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45
3, 4, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40,

  1. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 sebesar 0, 775. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 22) dengan r (95%) = 0,423. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

  1. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 45 soal yang diuji terdapat:
-          20 soal mudah
-          15 soal sedang
-          10 soal sukar
  1. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 15 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkreteria baik 10 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B.   Analisis Data Penelitian Persiklus
1.   Siklus I
a.    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
      Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Urut
Nilai
Keterangan
No. Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
T
TT
1
60

12
60

2
70

13
80

3
70

14
70

4
60

15
80

5
80

16
70

6
80

17
90

7
70

18
60

8
70

19
60

9
60

20
70

10
80

21
70

11
50

22
60

Jumlah
750
7
4
Jumlah
770
8
3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
                            
Keterangan:     T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                    : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas         : 7
Klasikal                                               : Belum tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
69,09
15
68,18

Dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan Metode Inquiry pada pembelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa  dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan Metode Inquiry.

2.   Siklus II
a.    Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 di kelas V dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut
                   Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut
Nilai
Keterangan
No. Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
T
TT
1
90

12
90

2
90

13
90

3
90

14
90

4
80

15
60

5
90

16
90

6
80

17
80

7
90

18
70

8
60

19
70

9
90

20
80

10
90

21
90

11
60

22
80

Jumlah
910
9
2
Jumlah
890
10
1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82

Keterangan:     T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                    : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas         : 3
Klasikal                                               : Tuntas 
                  Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
81,82
19
86,36

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan Metode Inquiry sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
c.    Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan Metode Inquiry. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1)      Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)      Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)      Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.


d.    Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan Metode Inquiry dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan Metode Inquiry yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan
1.   Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa Metode Inquiry dalam pembelajaran matematika memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, dan II) yaitu masing-masing 68,18% dan 86,36%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan Metode Inquiry dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3.   Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika materi pecahan yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran Metode Inquiry dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan        
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.   Pembelajaran dengan Metode Inquiry memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%) dan siklus II (86,36%).
  1. Penerapan Metode Inquiry mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan Metode Inquiry sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B.   Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
  1. Untuk melaksanakan Metode Inquiry memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pendekatan ini dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya




DAFTAR PUSTAKA

-            Kurikulum KTSP dari Badan Nasional Standar Pendidikan
-            A. Sujardi 1983 membuat siswa aktiv belajar. Bina Cipta Bandung 105 halaman.
-            Budi Kustoro dkk, 2002 Penelitian dan Instrumennya
-        I Gak Wardani dkk 2002 Penelitian Tindakan Kelas, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Jakarta
-            Sudirman dkk, 1989, Ilmu Pendidikan, Remaja Karya, CV. Bandung 174 halaman.

Subscribe to receive free email updates: