Makalah Kandungan Surah Al Kafirun Yusuf dan Al Kahfi
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Agama Islam adalah agama terbesar di dunia, banyak
dari kehidupan kita, sudah terdaftar di al-qur'an. Oleh karena itu,
perbuatan kita harus didasarkan pada al-Qur'an dan Hadis Nabi. Jadi inilah
latar belakang kami dalam penyusunan makalah ini. Dalam pencarian
identitas menjadi seorang muslim sejati, oleh karena itu kami sangat senang
ketika diberi tugas ini karena dapat memberikan pengetahuan lebih banyak
tentang agama Islam.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Kandungan Surah Al-Kafiruin Ayat 1 – 6, Surah Yunis
Ayat 40 – 41 dan Surah Al-Kahfi Ayat 29
2. Bagaimana Penjelasan dan isi yang terkandung dalam Surah Al-Kafiruin Ayat 1
– 6, Surah Yunis Ayat 40 – 41 dan Surah
Al-Kahfi Ayat 29
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
Mengetahui
isi kandungan Surah Al-Kafiruin Ayat 1 – 6, Surah Yunis
Ayat 40 – 41 dan Surah Al-Kahfi Ayat 29
dan mengambil hikmah dari surah tersebut serta mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SURAT AL-KAFIRUN, TERJEMAHAN DAN
PENJELASANNYA
Artinya
:
1) Katakanlah
(Muhammad), “Wahai orang-orang kafir !
2) Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
3) dan
kamu bukan penyembah apa yang kamu sembah,
4) dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5) dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah,
6) Untukmu agamau, dan
untukku agamaku.
Surat al-kaafirun terdiri dari 6 ayat, termasuk
kelas huruf makiyyah, terungkap setelahnya suratal-maa'un. Dinamakan
"Al-Kaafirun" diambil dari kata-kata al-kaafirun yang ditemukan di
ayat pertamasuratini. Konten utama:
Pernyataan bahwa dewa yang disembah oleh Nabi Muhammad
dan para pengikutnya bukanlah apa yang disembah orang-orang kafir, dan Nabi
Muhammad SAW tidak akan menyembah apa yang dipuja kaum
pagan. "Tidak ada toleransi dalam hal iman dan ibadah".
Disebutkan bahwa sebab turunnya ( sababun
nuzul ) surat ini adalah bahwa, setelah melakukan berbagai upaya
untuk menghalang-halangi dakwah Islam, orang-orang kafir Quraisy akhirnya
mengajak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkompromi
dengan mengajukan penawaran bahwa mereka bersedia menyembah Tuhan-nya
Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam selama satu tahun jika
Rasulullah 'alaihi wasallam juga bersedia menyembah dewa-dewa mereka
selama satu tahun. MakaAllah sendiri menanggapi langsung tawaran mereka
dengan menurunkan suratini (lihat atsar riwayat Ath-Thabrani,
Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas ra). Prioritas Surat Ini
Disebutkan dalam beberapa sejarah itu, nilainyasuratini setara dengan
seperempat dari Qur'an. Diantaranya riwayat dari Ibnu Umar yang
menyebutkan bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Qul huwallahu ahad setara dengan sepertiga Al Qur'an,
dan Qul yaa ayyuhal Kaafiruun setara dengan seperempat
Al-Qur'an" (HR Ath- Thabrani).
Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa membaca Surat
Al-Kafirun dan Surat Al-Ikhlas dalam berbagai macam shalat,
diantaranya dalam dua rakaat shalat sunnah fajar (HR Muslim dari Abu
Hurairah ra), shalat sunnah Ba'diyah maghrib ( HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa-i,
Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra), shalat sunnah thawaf (HR
Muslim dari Jabir bin Abdillah ra), dan shalat witir (HR Al-Hakim dari
Ubay bin Ka'ab ra).
Beberapa riwayat juga menyebutkan disunnahkannya
membaca Surat Al-Kafirun sebelum tidur, diantaranya hadits riwayat Naufal bin
Mu'awiyah Al-Asyja'i, dimana beliau meminta diajari sebuah bacaan yang
sebaiknya dibaca sebelum tidur. Kemudian Rasulullah (ﷺ) berkata, "Baca Qul yaa Ayyuhal
kaafirun sampai akhirsurat, lalu pergi tidur setelah itu, untuk
memang surattersebut adalah penolakan terhadap kesyirikan. "(HR
Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Al-Hakim, Al- Baihaqi dan
lain-lain) Konten Umum Secara umum,suratIni memiliki dua konten
utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya
tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, janji penolakan
segala bentuk dan praktik ibadah selain Allah, dilakukan
oleh orang - orang kafir. Dan karena dua isi makna ini
begitu penting dan mendasar, maka hal itu ditegaskan oleh berbagai bentuk
pernyataan yang digambarkan dengan jelas di bawah.
Pertama , Allah memerintahkan Rasul-Nya shallallahu
'alaihi wasallam untuk memanggil orang-orang kafir dengan khi
bak (panggilan) ' Yaa ayyuhal kafirun ' (Wahai
orang-orang kafir), padahal Al-Qur'an tidak biasa memanggil mereka dengan
cara yang vulgar semacam ini. Yang lebih umum digunakan dalam Al Qur'an
adalah tab jenis 'Ya aayyuhan
naas ' (wahai manusia) dan seterusnya.
Kedua, pada ayat ke-2 dan ke-4 Allah memerintahkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyatakan secara tegas, jelas
dan terbuka kepada mereka, dan tentu sekaligus kepada setiap orang kafir
sepanjang sejarah, bahwa beliau (begitu pula ummatnya) sama sekali tidak akan
pernah (baca: tidak diizinkan sama sekali) memuja apa yang orang-orang kafir
sembah.
Ketiga, di ayat 3 dan 5 Allah memerintahkan Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegaskan juga dengan jelas dan terbuka
bahwa orang-orang kafir pada kenyataannya tidak akan pernah
menyembah-Nya. Dalam hal ini, kita juga bisa mengerti sebagai pelarangan
terhadap orang-orang kafir untuk mengikuti praktik penyembahan Tuhan sementara
mereka masih tidak percaya. Mereka hanya bisa melakukan berbagai praktik
ibadah jika mereka telah masuk agama Islam.
Keempat, Allah lebih menegaskan hal kedua dan ketiga
diatas dengan melakukan pengulangan ayat, dimana kandungan makna ayat ke-2 diulang
dalam ayat ke-4 dengan sedikit perubahan redaksinash, sedang ayat ke-3 diulang
dalam ayat ke-5 dengan redaksi nash yang sama persis . Keberadaan
pengulangan ini menunjukkan penolakan realitas serta pelarangan total dan
komprehensif, yang mencakup semua waktu (dulu, sekarang, datang dan selamanya),
dan mencakup semua bentuk dan jenis ibadah.
Kelima, Allah menyimpulkan dan menyelesaikan semua hal
di atas dengan pernyataan terakhir dalam firman-Nya: 'Lakum dihukum untuk
tujuan lain' (Untuk agamamu dan bagiku agamaku). Dimana kalimat penutup
singkat ini memberikan penegasan atas sikap tidak seharusnya pencampuran antara
Islam dan agama-agama lain. Jika Islam adalah Islam, itu tidak bisa
dicampur dengan elemen agama lain dan sebaliknya. Ayat ini juga menghapus
harapan orang-orang kafir yang ingin kita mengikuti dan terlibat dalam ibadah
mereka. "Lakum Punished Waliya Diin" Paragraf terakhir yang
merupakan ringkasan dan kesimpulan dari seluruh isisuratAl-Kaafiruun, secara
umum, dengan kata-kata Allah lainnya di QS. Yunus [10]: 41, dan mungkin
bahkan QS. Al-Qashash [28]: 55, serta yang lainnya. Dimana semuanya
berintikan pernyataan dan janji ketegasan sikap setiap orang beriman terhadap
setiap orang kafir, tanpa adanya sedikitpun toleransi, kompromi dan
pencampuran, jika terkait secara khusus tentang masalah dan urusan agama
masing-masing, yakni yang meliputi aspek aqidah, ritual ibadah dan hukum.
Namun demikian, di sisi lain, jika kita
merenung, suratini dari awal hingga akhir, sebenarnya juga mengandung arti
toleransi Islam dan umat Islam terhadap agama lain dan pengikut
mereka. Itu adalah sikap pengakuan terhadap eksistensi agama selain Islam
dan keberadaan penganutnya. Meskipun itu hanya pengakuan realitas, dan
bukan pengakuan pembenaran. Dan hal itu didukung oleh pernyataan yang
menegaskan bahwa, tidak bisa ada pemaksaan untuk masuk agama Islam, apalagi
agama yang lain, yakni dalam firman Allah: " Laa ikraaha
fiddiin " (QS. Al-Baqarah [2]: 256). Dan hal ini semakin
diperkuat oleh pembenaran orang percaya untuk bergaul,
berhubungan, berinteraksi dan bekerja sama dengan orang Kafir di
berbagai bidang kehidupan umum, seperti sosial, ekonomi, bisnis dan
perdagangan, politik, pemerintahan dan urusan negara, dan
lain-lain. Yang jelas adalah semua bidang selain bidang khusus agama
yang mencakup masalah aqidah, ritual ibadah dan hukum.
Nah bahwa ada dua sikap terkait pola hubungan antara
ummat Islam dan ummat lain tersebut, haruslah dipahami secara benar dan
proporsional, baik oleh kaum muslimin maupun juga oleh kaum non muslimin,
agar tidak terjadi kerancuan-kerancuan, atau pencampuran-pencampuran, atau
bahkan pembalikan- pembalikan sikap, seperti yang sering
terjadi. Yaitu, di bidang kehidupan umum, orang percaya ditoleransi
dengan berinteraksi dan bahkan bekerja dengan anggota masyarakat yang
tidak percaya. Namun khusus di bidang urusan agama yang terkait masalah
aqidah, ritual ibadah dan hukum, sikap Tegaslah yang harus ditunjukkan,
seperti yang telah dijelaskan diatas.
Kesimpulannya, di sini adalah poin umum dari
kesimpulan umum dari konten makna suratAl-Kaafiruun, khususnya kalimat
terakhirnya: " Lakum dijatuhi hukumannya":
(1)
Secara umum
Islam memberi pengakuan terhadap realitas eksistensi agama Orang lain dan penganutnya. Disamping dari
kalimat " Lakum diinukum waliya diin ", makna tersebut
juga diambil firman Allah yang lain seperti " Laa ikraaha
fid-diin ", yang berarti Islam mengakui adanya kebebasan
beragama bagi setiap orang, dan bukan kebebasan mengganggu, mempermainkan
atau merusak agama yang ada.
(2)
Dan karena itu
Islam memungkinkan umat Islam untuk berinteraksi dengan non-Muslim di bidang
kehidupan umum.
(3)
Namun di saat
yang sama Islam memberikan ketegasan sikap ideologis berupa Baraa
' atau penolakan total terhadap setiap bentuk kesyirikan aqidah, ritual
ibadah ataupun hukum, yang ada di dalam agama-agama lain.
(4)
Seharusnya tidak
ada pencampuran antara Islam dan agama-agama lain di bidang aqidah, ritual dan
ritual ibadah.
(5)
Demikian juga di
antara umat Islam dan ummah orang kafir tidak diizinkan untuk mengganggu urusan
agama-agama lain.
(6)
Muslim dilarang
keras mengikuti agama lain dalam keyakinan iman mereka, ritual keagamaan dan
ketentuan hukum agama.
(7)
Muslim tidak
diizinkan untuk terlibat dan bekerja sama dengan agama lain di daerah yang
secara khusus terkait dengan keyakinan iman mereka, ritual keagamaan dan
hukum agama.
B.
SURAT YUNUS, TERJEMAHAN DAN
PENJELASANNYA
Artinya
:
40) Dan
diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan
diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan
Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
41) Dan
jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah “Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap yang
aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan.
Surah Yunus ( Bahasa Arab : ينوس , Yūnus ,
" Yunus ")
adalah sura ke - 10 dalam al-qur'an . Bab
ini mengandung 109 ayat dan termasuk sura Makkiyah kecuali
ayat 40, 94, 95, yang terungkap di Madinah .
Sebagian besar Surah Yunus milik Makkiyah , yang
turun sebelum Muhammad bermigrasi ke Madinah kecuali
ayat 40, 94, dan 95 yang termasuk Madaniyyah . Dalam
surah bab, surah Yunus termasuk dalam kategori sura Al-Mi'un, yang merupakan
surah Al Qur'an yang ayat-ayatnya diberi nomor sebagai sura terdiri dari 109
ayat. Tapi ada juga yang menganggap bab ini milik Surah As-Sab'ut Thiwal
atau "The Seven Long Suras". [1] Dalam mushaf Utsmani , sura ini adalah sura ke-51 yang terungkap
setelah surat Al-Isra ' , sura
ke-17 dalam Qur'an dan sebelum sura Hud , surah
11. Seluruh isi bab ini
memasukiJuz 11dan ditempatkan setelahsurat At-Taubahdan sebelumHud sura. Sura ini
terdiri dari 11 ruku '. Sementara topik utama yang dibahas dalam bab ini
termasuk masalahiman, iman kepada Allah, buku-buku-Nya dan para rasul-Nya, dan Hari Kebangkitan
dan Pembalasan. Surah Yunus dimulai denganayat
Mutasyabihat Ali Lam
Radan berakhir dengan sebuah ayat yang membahas kebutuhan untuk mengikuti
aturanAllahdan bersabar
baik dalam ketaatan dan kesialan. Nama keluarga ini disebut Yunus adalah
simbolik dan tidak berarti bahwa bab ini memuat kisahYunus. Bahkan, kisah terpanjang di bab ini adalah
ceritanyaMusa dan Anak - anak Israel dengan Firaundalam ayat 75
sampai 93. Hanya syair ke-98 dari surah ini adalah kata
"Yunus". Menurut pengamatan Khalifah, ayat 98 adalah bagian
paling penting dari bab ini. Konten
dari surat Berikut ini adalah hal-hal berikut:
(1)
Ada Dua
kelompok orang adalah mereka yang percaya pada al-Quran dan mereka yang
mempercayai Alquran
(2)
Allah SWT sangat
menyadari sikap dan perilaku orang percaya dan saleh dan sebaliknya Allah SWT
juga sadar akan sikap dan perilaku orang yang tidak beriman
(3)
Bagi mereka yang
percaya dan sadar akan Allah SWT akan memberikan haknya yaitu surga, dan
sebaliknya.
(4)
Dalam menghadapi
oran-orang yang tidak beriman yang mendustakan kebenaran kerasulan Nabi
Muhammad SAW hendaknya orang yang beriman harus berpendirian teguh dan yakin
bahwa Nabi Muhammad SAW benar-benar Rasul Allah yang terakhir.
C.
SURAT AL
KAHFI, TERJEMAHAN DAN PENJELASANNYA
Artinya
:
Dan
katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, barangsiapa
menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki
(kafir) biarlah dia kafir. “Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi
orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan
(minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek.
Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna, dimana
manusia diberi akal dan pikiran untuk membedakan antara yang baik dan buruh,
untuk menentukan pilihan mau beriman kepada Allah atau memilih kafir dan tidak
beriman kepada Allah swt. Dalam ayat ini Allah swt berfirman bahwa kebenaran
itu datangnya dari Allah swt, dan Allah swt akan memberikan petunjuk (hidayah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Untuk itu Nabi SAW diperintahkan untuk
memberikan kebebasan kepada orang-orang kafir Quraisy untuk menentukan pilihan
apakan mau beriman kepada Allah swt atau kafir dan tidak mau beriman kepada
Allah swt. Tugas dari Rasul adalah menyampaikan saja, selepas itu biarlah Allah
yang menentukan apakah diberi petunjuk atau tidak.
Dalam Surat Al-Kahfi ayat 29 ini Allah SWT menegaskan bahwa Allah telah
menyediakan neraka bagi orang-orang kafir yang zalim. Di dalam neraka terdapat
api yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Allah swt berfirman dalam Q.S.
Al-Baqarah ayat 24 yang artinya :
2:24. Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya)
dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Apabila orang-orang kafir yang berada di dalam neraka tersebut meminta minum, maka mereka akan diberi
minuman air seperti besi yang mencair dan mendidih. Dimana kalau air tersebut
diminum akan menghanguskan muka. Dan itu merupakan minuman yang paling buruk,
dan neraka adalah tempat istirahat di akhirat yang paling jelek. Perilaku yang mencerminkan
pengamalan Q.S. Al-Kahfi ayat 29
(1) Menjadi hamba
Allah swt yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt
(2) Meyakini bahwa
kebenaran yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW datangnya dari Allah SWT.
(3) Menjauhi segala
perbuatan yang membawa kekafiran kepada Allah swt, seperti perbuatan syririk
dan lain sebagainya.
(4) Memperbanyak
amal sholih agar mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat
(5) Menjauhkan diri
dari segala perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke neraka, atau menjauhkan
diri dari apa saja yang telah dilarang oleh Allah swt.
(6)
Selalu meminta
ampun kepada Allah swt, dan berdoa agar dijauhkan dari api neraka.
BAB III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari semua materi telah disajikan bahwa
kita tidak boleh mencampurkan Islam dengan agama lain dan itu tidak dapat
ditoleransi terutama dalam kasus iman (akidah) dan ibadah. Tetapi di
komunitas Muslim dan komunitas non-Muslim harus menghormati dan menghormati
satu sama lain dan bekerja sama dalam urusan dunia demi terciptanya keamanan,
saling menguntungkan, dan kesejahteraan bersama. Dasn pada surat yunus
menjelaskan bahwa pria dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah
orang-orang yang percaya kepada Allah SWT, Nabi Muhammad, dan skrip suci Al-Qu'an,
kelompok kedua adalah sekelompok orang yang tidak percaya dan menyangkal Allah
SWT, Nabi Muhammad, dan Al-Qur'an Suci.
Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna, dimana
manusia diberi akal dan pikiran untuk membedakan antara yang baik dan buruh,
untuk menentukan pilihan mau beriman kepada Allah atau memilih kafir dan tidak
beriman kepada Allah swt. Dalam ayat ini Allah swt berfirman bahwa kebenaran
itu datangnya dari Allah swt, dan Allah swt akan memberikan petunjuk (hidayah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya
DAFTAR PUSTAKA
http://hariandzul.blogspot.com/2010/08/makalah-surat-al-kaafirun-dan-surat.html
https://www.kitapunya.net/2015/07/isi-kandungan-dan-perilaku-yang_83.html