Makalah Sejarah Nabi Muhammad dan Islam di Indonesia
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Agama islam adalah
agama samawi atau agama langit yang dibawa oleh Rasulullah SAW atas perintah
Allah SWT. Kata “Islam” sendiri berasal dari kata dalam bahasa arab aslama yang
berarti selamat. Sejahtera atau berserah diri. Islam juga berarti kedamaian,
dan keselamatan yang berdasarkan penyerahan diri kepada Allah SWT. Islam juga
dimaknai dengan perbuatan bijak dan orang yang menganut agama islam disebut
dengan sebutan muslim
Islam datang dibawa
oleh Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW yang lahir dari kalangan bangsawan
Quraisy. Ia terlahir yatim, Ayahnya yang bernama Abdullah bin Abu Muthalib
wafat saat berdagang dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Diketahui bahwa
Nabi Muhammad adalah keturunan nabi ismail. Muhammad saw dilahirkan pada 12
Rabi’ul Awal Tahun Gajah, atau pada tanggal 20 April 571 (baca keutamaan bulan maulid). Ketika berusia 40 tahun dia
diangkat menjadi Rasul dengan turunnya wahyu pertama Alqur’an yang difirmankan
oleh Allah dan disampaikan oleh malaikat Jibril yakni Surat al- Alaq ayat 1-5.
1.2. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana sejarah Nabi Muhammad SAW?
2.
Menjelaskan tentang
begaimana Islam datang ke Indonesia.
3.
Menjelaskan tentang
bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Indonesia.
4.
Menjelaskan tentang
apa saja hikmah bagi Indonesia setelah Islam datang.
5.
Bagaimana
perkembangan islam didunia?
6.
Siapa saja
tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan islam didunia?
7. Apa saja hikmah dari perkembangan islam?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Nabi
Muhammad SAW
2. Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk
ke Indonesia.
3. Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang
baik
4. Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu
5. Agar kita mengetahui seberapa perkembangan islam
didunia.
6. Agar kita mampu meningkatkan keimanan melalui hikmah
dibalik perkembangan agama islam.
7. Agar kita mengenal serta mengetahui tokoh – tokoh yang
mempunyai peran penting dalam perkembangan islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah anak
dari Abdullah bin Abu-muttalib. Ibunya bernama Aminah binti wahab.
Kedua orang tuanya itu berasal dari suku Quraisy yang terpandang dan mulia.
Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah pada hari Senin,
tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah (dinamakan tahun Gajah karena pada saat itu
pasukan bergajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman Abrahah ingin menghancurkan
Ka’bah. Kemudian pasukan itu binasa seperti daun yang dimakan ulat.
Q.S Al-Fiil), bertepatan dengan 570 M. Ayah beliau bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib, dan ibu beliau bernama Aminah binti Wahab. Abdullah bin Abdul
Muthalib wafat ketika Rasulullah masih berada dalam kandungan
(Sebelum kelahiran Nabi Muhammad). Pada usia 6 tahun ibunya meninggal, Kemudian
Rasulullah diasuh kakeknya, selama dua tahun. Saat beliau berumur 8 tahun,
kakeknya meninggal dunia dan beliau di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Pada usia
12 tahun, Rasulullah di bawa berniaga oleh Abu Thalib bersama kafilah dagang ke
negeri Syam. Ketika tiba di Bashrah, beliau bertemu dengan pendeta
Nasrani yang bernama Bahira (Bukhira) yang mengatakan kepada Abu Thalib bahwa
keponakannya memiliki tanda-tanda kenabian dan menyarankan agar
Rasulullah dibawa kembali pulang agar tidak dicelakai orang Romawi dan Yahudi.
Pada tahun ke-14 dari kelahirannya, Rasulullah ikut
dalam perang Fijar yang terjadi pada suatu tempat di antara Nakhlah
dan Thaif, antara kabilah Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan Kabilah
Qais ‘Ailan. Dalam hal ini Rasulullah ikut membantu paman-pamannya
menyediakan anak panah.
Pada Usia 25 tahun Rasulullah dipercaya membawa
barang perniagaan milik Khadijah binti Khuwailid untuk
diperdagangkan ke negeri Syam. Kemudian Rasulullah menikah dengan
Khadijah. Putra-putri beliau dari perkawinan dengan Khadijah adalah
: Al-Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua putra
beliau meninggal ketika masih kanak-kanak, sedangkan putri beliau semua hidup
pada masa Islam, namum meninggal semasa beliau masih hidup, kecuali Fathimah
yang meninggal dunia enam bulan setelah beliau wafat.
Ketika Rasulullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy
membangun kembali Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai
kepada peletakan Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling
berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang
yang bijaksana yaitu Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah,
mereka sepakat siapa yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang
menjadi pemutus perkara tersebut. Atas Kehendak Allah SWT,
Rasulullah yang pertama memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru
Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan
meletakkan Hajar Aswad di tengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah
memegang ujung selendang dan mengangkatnya sampai ke tempat.
Pada usia 40 tahun, Muhammad sering bertahanus di Goa
Hira. yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tepat pada tanggal 1-17 madhan
datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama. Mula-mula Muhammad
ketakutan, tubuhnya gemetar melihat kedatangan Malaikat Jibril. Jibril kemudian
merangkulnya, ia makin ketakutan, tubuhnya menggigil. Sesudah dilepas Jibril
berkata : bacalah!”
“Aka
tidak bisa membaca!”JawabMuhammad
Jawaban itu diulang hingga tiga kali. Akhirnya ia
berkata kepada Jibril : “Apa yang kubaca?”
Kemudian Jibril membacakan suratt Al-Alaq dari ayat
1-5., Sesudah itu ia pulang ke rumah dengan tubuh gemetar. la disambut Istrinya
Khadijah yang sangat setia dan memperhatikannya ia diselimuti oleh Khadijah dan
dihibur degan kata-kata yang menentramkan jiwanya.
lalu Khadijah pergi berkonsultasi dengan anak pamannya
yang bernama Waraqah bin Naufal. Warakah memberitahukan bahwa yang datang
kepada Muhammad itu adalah Jibril yang pernah datang kepada Musa.
Jadi Muhammad akan diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.
Sesudah wahyu yang pertama selama dua setengah tahun
Rasulullah tidak mendapat wahyu lagi. la kuatir akan terputus, maka nenyepi ke
goa Hira’ lagi. Ketika la menengadah ke langit tampaklah malaikat Jibril. la
ketakutan dan segera pulang ke rumah. Minta kepada Hadijah supaya diselimuti.
Dalam keadaan berselimut itu datanglah malikat Jibril menyampaikan wahyu kedua
yang artinya:
“ hai orang yang berselimut! Bangunlah dan beri
peringatan! Besarkanlah Nama Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu dan jauhilah
perbuatan Maksiat, janganlah kamu member karena ingin memperoleh yang lebih banyak.
Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Tuhanmu.” (Al- Muddatstsir:
1-7)
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad
diperintahkan menyampaikan Risalah-Nya. Yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa.
B.
Awal Masuknya Islam
di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan
kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut
oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah
berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan
Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah
tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa
prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam
Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada
paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut
kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret
1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada
abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya
ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq,
Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung
dari Madinah.
C. Cara Masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai
dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang
teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :
لآَإِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ
مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada
buhultali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 256).
Adapun
cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
·
Perdagangan
Jalur
ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan
Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama
dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
·
Kultural
Artinya
penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan
Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri
menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
·
Pendidikan
Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai
sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
·
Kekuasaan politik
Artinya
penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
D. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah
Nusantara
1.
Di Sumatra
Kesimpulan
hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara
yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah
Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah
tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan
Samudra Pasai.
2.
Di Jawa
Benih-benih
kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam
bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat
Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga)
menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja,
tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari
Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
begitu pesat. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya
dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu sbb :
a.
Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau
dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran
Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai
perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di
Gapura Wetan Gresik
b.
Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan
di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan
madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1.
Mendirikan pesantren
di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan
seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden
Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang
pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2.
Berperan aktif dalam
membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3.
Mempelopori
berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan
c.
Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia
putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu
Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja
peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel
wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d.
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra
Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden
Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e.
Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah
Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan
Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar
manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang
kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di
bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f.
Sunan Drajat
Nama
aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan
dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g.
Syarif Hidayatullah
Nama
lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang
wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak
selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang
hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak
dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h.
Sunan Kudus
Nama
aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan
salah satu warisan budaya Nusantara.
i.
Sunan Muria
Nama
aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian
daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
Raja-raja
Maluku yang masuk Islam seperti :
·
Raja Ternate yang
bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
·
Setelah beliau wafat
digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam menyiarkan
Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
·
Raja Tidore yang
kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
·
Raja Jailolo yang
berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
·
Pada tahun 1520 Raja
Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
E. Peranan
Umat Islam dalam Mengusir Penjajah.
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar
dalam hati bangsa Indonesia, bahkan saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan
Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain. Jauh sebelum mereka
datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki identitas bendera dan warnanya
adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang juga berwarna
merah dan putih. Rasulullah saw pernah bersabda :” Allah telah menundukkan pada
dunia, timur dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar
dan Al-Abyadl, merah dan putih “. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Tidak
akan bangsa ini mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan
bahasa ini bahasa pasar, lalu menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa
jurnalistik.
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang
tertindas, mencintai tanah air dan membasmi kezaliman adalah faktor terpenting
dalam membangkitkan semangat melawan penjajah. Bisa dikatakan bahwa hampir
semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel nasionalis radikal sekalipun
sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam. Sebagai bukti misalnya Ki Hajar
Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal dari Sarekat Islam (SI);
Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan pernah nyantri dibawah
bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo yang kelak dicap sebagai
pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya bukanlah seorang yang hanya
memperjuangkan emansipasi wanita. Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam
perjalanan menuju Islam yang kaaffah. Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia
sedang beralih dari kegelapan (jahiliyah) kepada cahaya terang (Islam) atau
minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah terang). Patimura seorang
pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani sebenarnya dia adalah seorang
Islam yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy hanyalah omong kosong. Tokoh
Thomas Mattulessy yang ada adalah Kapten Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang
muslim yang memimpin perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Demikian pula
Sisingamangaraja XII menurut fakta sejarah adalah seorang muslim.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin
terbakar ketika para penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa
Indonesia yang mayoritas sudah beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara
yang berbeda dengan ketika Islam datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam
tersebar dan dianut oleh mereka dengan jalan damai dan persuasif yakni lewat
jalur perdagangan dan pergaulan yang mulia bahkan wali sanga menyebarkannya
lewat seni dan budaya. Para da’i Islam sangat paham dan menyadari akan
kewajiban menyebarkan Islam kepada orang lain, tapi juga mereka sangat paham
bahwa tugasnya hanya sekedar menyampaikan. Hal ini sesuai dengan Q.S. Yasin
ayat 17 :”Tidak ada kewajiban bagi
Di bawah ini hanya sebagian kecil contoh atau bukti
sejarah perjuangan umat Islam Indonesia dalam mengusir penjajah.
1. Penjajah Portugis
Kaum penjajah yang
mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold (tambang
emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
Untuk
menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara.
Apalagi saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam)
setelah usai Perang Salib.
2. Penjajah Belanda
Belanda
pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten dibawah pimpinan
Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta
pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta menjadi Batavia.
Tujuannya sama dengan penjajah Portugis, yaitu untuk memonopoli perdagangan dan
menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara. Jika
Portugis menyebarkan agama Katolik maka Belanda menyebarkan agama Protestan.
Betapa berat penderitaan kaum muslimin semasa penjajahan Belanda selama kurang
lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba (Devide et Impera), pengerukan kekayaan
alam sebanyak-banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia dalam keadaan miskin
dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah jika
seluruh umat Islam Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di
berbagai pelosok tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu runjing,
tombak dan golok. Namun mereka bertempur habis-habisan melawan orang-orang
kafir Belanda dengan niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya satu
pilihan mereka : Hidup mulia atau mati Syahid. Maka pantaslah almarhum Dr.
Setia Budi (1879-1952) mengungkapkan dalam salah satu ceramahnya di Jogya
menjelang akhir hayatnya antara lain mengatakan : “Jika tidak karena pengaruh
dan didikan agama Islam, maka patriotisme bangsa Indonesia tidak akan sehebat
seperti apa yang diperlihatkan oleh sejarahnya sampai kemerdekaannya”. Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam
Indonesia dalam melawan Belanda yang sebagian besar adalah para Ulama atau para
kyai antara lain :
Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai
Tapa dan Bagus Buang dari kesultanan Banten, Sultan Agung dari Mataram dan
Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta memimpin perang Diponegoro dari tahun
1825-1830 bersama panglima lainnya seperti Basah Marto Negoro, Kyai Imam
Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas Rajab. Konon dalam
perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro yang
syahid, dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000
orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Sa’amah dan
Muhammad Idris (memimpin perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di
daerah Ciomas)
Di
pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusi
(Memimpin perang Padri tahun 1833-1837), Dari kesultanan Aceh misalnya Teuku
Syeikh Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim,
Panglima Ibrahim, Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman,
Imam Leungbatan, Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain
3.
Penjajahan Jepang
Pendudukan
Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada tanggal 10 januari 1942.
Selanjutnya Minahasa, Balik Papan, Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang
dan Bali. Kota Jakarta berhasil diduduki tanggal 5 Maret 1942.
Untuk
sementara penjajah Belanda hengkang dari bumi Indonesia, diganti oleh penjajah
Jepang. Ibarat pepatah “Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya”, yang
ternyata penjajah Jepang lebih kejam dari penjajah manapun yang pernah
menduduki Indonesia. Seluruh kekayaan alam dikuras habis dibawa ke negerinya.
Bangsa Indonesia dikerja paksakan (Romusa) dengan ancaman siksaan yang
mengerikan seperti dicambuk, dicabuti kukunya dengan tang, dimasukkan kedalam
sumur, para wanita diculik dan dijadikan pemuas nafsu sex tentara Jepang
(Geisha).
Pada awalnya Jepang membujuk rayu bangsa Indonesia dengan
mengklaim dirinya sebagai saudara tua Bangsa Indonesia (ingat gerakan 3 A yaitu
Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Pemimpin Asia). Mereka
juga paham bahwa bangsa Indonesia kebanyakan beragama Islam. Karena itu pada
tanggal 13 Juli 1942 mereka mencoba menghidupkan kembali Majlis Islam A’la
Indonesia (MIAI) yang telah terbentuk pada pemerintahan Belanda (September
1937). Tapi upaya Jepang tidak banyak ditanggapi oleh tokoh-tokoh Islam. Banyak
tokoh-tokoh Islam tidak mau kooperatif dengan pemerintah penjajah Jepang bahkan
melakukan gerakan bawah tanah misalnya dibawah pimpinan Sutan Syahrir dan Amir
Syarifuddin.
4. Sekutu
dan NICA
Tanggal
17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja diproklamirkan, tanggal 15
september 1945 datang lagi persoalan baru, yaitu datangnya tentara sekutu yang
diboncengi NICA (Nederland Indies Civil Administration). Mereka datang dengan
penuh kecongkakan seolah-olah paling berhak atas tanah Indonesia sebagai bekas
jajahannya. Kedatangan mereka tentu saja mendapat reaksi dari seluruh bangsa
Indonesia. Seluruh umat Islam bergerak kembali dengan kekuatan senjata seadanya
melawan tentara sekutu dan NICA yang bersenjatakan lengkap dan modern.
Perlawanan terhadap sekutu dan NICA antara lain: Dengan taktik perang gerilya,
pertempuran arek-arek Surabaya, Bandung lautan Api, pertempuran di Ambarawa dan
lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sesungguhnya allah swt menciptakan manusai untuk
barpasang-pasangan menjadikan umat bersuku-suku untuk adanya persatuan bangsa,
dan perlu di ingat untuk menyebarkan perkembangan umat islam di indonesia perlu
waktu berangsur-angsur lamanya dan adanya perlakuan suwenang-wenang antar
sesama manusia.
Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Islam adalah
agama yang cinta perdamaian dan kesejahteraan, sangat menjunjung keadilan dan
kejujuran. Tetapi dewasa ini banyak hal yang telah mencoreng citra Islam di
mata dunia. Mulai dari anggapan bahwa Islam adalah teroris sampai usaha-usaha
untuk mempecah belahkan persatuan dan kesatuan umat Islam di dunia. Semua hal
tersebut juga tidak dipungkiri juga terjadi di Indonesia
3.2. Saran
Semua hal-hal yang merusak citra Islam di mata dunia
tidak terlepas dari kurangnya perhatian umat Islam serta kurangnya pemahaman
ajaran Islam di kalangan tertentu, yang pada akhirnya menyalahgunakan setiap
hal tentang Islam guna untuk kepentingan sepihak. Oleh karena itu sebagai sesam
umat Islam kita harus tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan di antara
kita agar tidak dapat digoyahkan. Selain itu yang paling penting adalah
memperdalam kajian kita tentang Islam agar tidak terjadi kesalahan pemahaman
dan yang paling utama harus selalu memperkuatkan keyakinan kita tentang Islam
sebagai agama yang diridhoi Allah SWT
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan hubungi saya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://bambangajinagan.blogspot.co.id/2013/04/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html
http://elviravhira.blogspot.co.id/2012/12/makalah-perkembangan-islam-di-indonesia.html
Prof.Dr.
H. I. NURUL Aen, MA.Sejarah peradaban islam, bandung: puistaka setia , 2008.
H.darsono.
T. Ibrahim. Tonggak islam kebudayaan islam, solo: tiga serngkai pustaka
mandiri,2008