MAKALAH SOSIOLOGI PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN
Pengaruh
Sosial Budaya terhadap Pelayanan Kesehatan
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam
suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh
masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh
sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam
masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut
telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan
antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya,sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat
membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga
kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka
mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan
keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
Pengaruh
Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan
Apakah
kebudayaan itu ? mungkin semua orang mengerti apa kebudayaan itu, tapi tidak
setiap orang dapat menjelaskannya. Sebagian orang menjelaskan bahwa
kebudayaan itu adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang
dipelajari secara turun temurun,tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah
mengundang resiko bagi timbulnya suatu penyakit. Kebudayaan tidak dibatasi
olelh suatu batasan tertentu yang sempit, tetapi mempunyai struktur-struktur
yang luas sesuai dengan perkembangan dari masyarakat itu sendiri.
Mata
rantai antara kebudayaan dan kesehatan :
Didalam
masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup sku mereka. Berbagai
kebiasaan dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi, yang
bertujuan supaya reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat.
Dari
sudup pandang modern ,tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang
kenyataannya malah merugikan. Kbiasaan menyusukan bayi yang lama pada beberapa
masyarakat, merupakan contoh yang baik kebiasaan yang bertujuan melindungi
bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi
budaya ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusukan
bayinya dan gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan
bayi (biasanya demikian) bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang
infeksi
Pengaruh
Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan
Menjadi
sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit yang
berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit
itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap
penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan
dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah penularan dari
penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.
Bentuk
pengobatanyang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri
tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka menganggap penyakit itu
disebabkan oleh hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan
secara tradisional. Pengobatan modern dipilih bila meraka duga penyebabnya
adalah fator ilmiah. Ini dapat merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan,
bila ternyata pengobatan yang mereka pilih berlawana denganpemikiran secara
medis.
Didalam
masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan problema. Budaya menuntut
merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal bagi
penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.
Kebudayaan
dan perubahannya .
Tentu
saja kebudayaan itu tidak statis , kecuali mungkin pada masyarakt pedalaman
yang terpencil . Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan biasanya dipelajari
pada masyarakat yang terisolasi dimana car-cara hidup mereka tidak berubah
selama beberapa generasi, walaupun mereka merupakan sumber data-data
bilogis yang penting dan model antropologi yang berguna , lebih penting lagi
untuk memikirkan bagaimana mengubah kebudayaan mereka itu. Pada Negara dunia ke
3 laju perkembangan ini cukup cepat, dengan berkembangnyasuatu masyarakat
perkotaan dari masyarakat pedesaan. Ide-ide tradisional yang turun temurun,
sekarang telah di modifikasi dengan pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan
baru. Sikap terhadap penyakit pun banyak mengalami perubahan .Kaum muda dari
pedesaan meninggalkan lingkungan mereka menuju kekota. Akibatnya tradisi budaya
lama di desa makin tersisih. Meskipun lingkungan dari masyarakat kota modern
dapat di kontrol dengan tekhnologi, setiap individu didalamnya adalah subjek
dari pada tuntutan ini, tergantung darikemampuannya unuk beradaptasi.
Hubungan
yang selaras antara faktor budaya dan biologis, yang mungkin berkembang sebagai
hasil dari faktornlingkungan, dapat dilukiskan dengan cntoh-contoh dari Papua
Nugini dan Nigeria.”pigbel” sejenis penyakit berat yang dapat menimbulkan
kematian disebabkan oleh kuman clodistrium perfringens type C. Penduduk papua
Nugini yang tinggal didaratan tinggi biasanya sedikit makan daging oleh sebab
itu, cenderung untuk menderita kekurangan enzim protetase dalam usus. Bila
suatu perayaan tradisional diadakan, mereka makan daging babi dalam jumlah
banyak tapi tungku tempat masaknya tidak cukup panas untuk memasak daging
dengan baik sehingga kuman clostridia masih dapat berkembang. Makana pokok
mereka adalah kentang, mengandung tripsin inhibitor, oleh sebab itu racun dari
kuman yang seharusnya terurai oleh tripsin, menjadi terlindung. Tripsin
inhibitor juga dihasilkan oleh cacing ascaris yang banyak terdapat pada
penduduk tersebut. Kuman dapat juga berkembang dalam daging yang kurang
dicernakan, dan secara bebas mengeluarkan racunnya.
Dari
beberapa faktor budaya diatas,masing-masing faktor berhubungan satu sama lain
nya. Wanita- wanita Hausa yang tinggal di sekitar Zaria Nigeria utara, secara
tradisi memakan garam kurang selama priode nifas, untuk meningkatkan produksi
air susunya. Merka juga menganggap bahwa hawa dingin adalah penyebab
penyakit.leh sebab itu mereka memanasi tubuhnya paling kurang selama 40 hari
setelah melahirkan. Diet garam yang berlebihan dan hawa panas, merupakan
penyebab timbulnya kegagalan jantung. Faktor budaya disini adalah kebiasaan
makan garam yang berlebihan dan memanasi tubuh adalah faktor pencetus
terjadinya kegagalan jantung.
Problema
dalam menganalisa perubahan kebudayaan apakah meberikan dampak yang sangat
besar sulit diukur, sebagai contoh kenaikan tekanan darah pada para penduduk
yang berimigrasi ke kota. Kenyataan ini tidak dapat di pungkiri .tetapi apakah
penyebabnya ? kebudayaan?, lingkungan? Atau biologis? Masih merupakan tanda
Tanya.
Bila
mana budaya itu berubah suatu adaptasi yang sukses tidak hanya tergantng pada
Setiap masyarakat faktor lingkungan dan biologis. Kemampuan untuk memodifikasi
beberapa segi budaya juga penting.
Kebudayaan
dan sistem pelayanan kesehatan.
Bila
suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatumasyarakat dimana
faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka akan menolak dan
memilih cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah mereka akan memilih cara
baru atau lama, akan memberi petunjuk kepada kita akan kepercayaan dan harapan
pokokmereka lambat laun akann sadar apakah pengobatan baru tersebut berfaedah ,
sama sekali tidak berguna, atau lambat memberi pegaruh. Namun mereka lebih
menyukai pengobatan tradisional karena berhubungan erat dengan dasar hidup
mereka. Maka cara baru itu akan dipergunakan secara sangat terbatas, atau untuk
kasus-kasus tertentu saja.
Pelayanan
kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kebudayaan
setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara moderen dan
menyapu semua cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan berasal dari lain
suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengna penduduk setempat . ini
tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut berusaha mempelajari
kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara mereka. Dengan sikap
yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan semakin lebar.
Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang berhubungan
dengan ksehatan masing-masing. Sedikit usaha untuk mempelajari kebudayaan
mereka . akan mempermudah memberikan gagasan yang baru yang sebelumnya tidak
mereka terima.
Pemuka-pemuka
didalam masyarakat itu harus di yakinkan sehingga mereka dapat memberikan
dukungan dan yakin bahwa cara-cara baru tersebut bukan untuk melunturkan
kekuasaan mereka tetapi sebaliknya akan memberika manfaat yang lebih
besar.pilihan pengobatan dapat menimbulkan kesulitan. Misalnya bila pengobatan
tradisional biasanya mengunakan cara-cara menyakitkan seperti mengiris-iris
bagian tubuh atau dengan memanasi penderita,akan tidak puas hanya dengan
memberikan pil untuk diminum. Hal tersebut diatas bisa menjadi suatu penghalang
dalam memberikan pelayanan kesehatan, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan
berfikir dan menerima.
Pengaruh
Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan
Hubungan
antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan sangatlah penting untuk di
pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. Bila suatu informasi kesehatan yang
baru akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di barengi dengan
mengetahui terlebih dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang dianut di
dalam masyarakat tersebut.
Kebudayaan
yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk di rubah,
tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan dan informasi
yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan kepada masyarakat.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan program kerja,
menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara personal.