MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI INDONESIA
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Nama
plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia.
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni
plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic
dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan
jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik
yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk
thermoplastic.
Seiring
dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS
tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia,
terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan
pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut
terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus
meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan
limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah
atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari
total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan
satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah,
disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk,
tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat
berkarat, dan pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik
juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang
cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit
untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan
tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada
di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh
aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih
untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang
disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi
limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau
bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu
yang lebih berguna (recycle).
Akibat
dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya
maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang
ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik
atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas
maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu
aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan.
Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah
industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada
dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip
pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah.
Limbah
dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam
bentuk % scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah
hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang
gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut
selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan
prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam
sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah limbah
plastik ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk dapat mengetahui
sumber-sumber limbah plastic
2.
Untuk dapat mengetahui dampak
adanya limbah plastic
3.
Untuk mengetahui beberapa
manfaat limbah plastic
4.
Untuk mengetahui beberapa cara
pengolahan limbah plastik.
5.
Untuk mengenal bahaya kemasan
plastik
1.3.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah penulisan makalah limbah plastik ini adalah sebagai berikut:
-
Darimana limbah plastik berasal
-
Apa dampak adanya limbah plastic
-
Apa manfaat limbah plastic
-
Bagamaimana mengolah limbah plastic
-
Apa bahaya penggunaan kemasan
plastik
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Sumber-sumber Limbah Plastik
Beberapa
sumber limbah plastik dapat diketahui dari jenis sampah plastik itu sendiri,
yang dapa dilihat pada taber berikut:
Tabel
2.1.1. Jenis-Jenis Sampah Plastik Beserta Sumbernya.
No.
Jenis Sampah Plastik -Sumber plastik
1.
Acrytic Pulpen, sen kendaraan
2.
AS sen Tempat kosmetik, sikat gigi
3.
Chip tali Springbed
4.
Duragon Roda kaset, tempat pita keset
5.
HD ember Ember, Krat minuman, gayung, ember cat
6.
HD blowing Botol sampo, botol oli, drum plastik
7.
HD hitam Ember hitam
8.
HD tikar Tikar plastik
9.
HD butek Saringan ember
10.
PVC selang Selang
11
PVC botol Botol Baygon,soklin
12.
PVC blue band Blue band
13.
PP kardus Kardus lembaran PP
14.
PP ember cat Ember cat
15.
PP tali Strapping band
2.2.
Dampak Adanya Limbah Plastik
Dampak
plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam
karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan.
Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang
silam, kini telah menjadi barang yang tidak
terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong
plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1
juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel
minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi
berlebih terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar.
Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit
terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100
hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah
kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong
plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak,
gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui.
Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber
daya alam tersebut.
Fakta
tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari
polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga
kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara
100 hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat
antara lain:
·
tercemarnya tanah, air tanah
dan makhluk bawah tanah;
·
racun-racun dari partikel
plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam
tanah seperti cacing;
·
PCB yang tidak dapat terurai
meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman, yang akan menjadi racun
berantai sesuai urutan rantai makanan;
·
kantong plastik akan mengganggu
jalur air yang teresap ke dalam tanah;
·
menurunkan kesuburan tanah
karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak
makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah;
·
kantong plastik yang sukar
diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga
ke laut sekalipun;
·
hewan-hewan dapat terjerat
dalam tumpukan plastik;
·
hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik
tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya;
·
ketika hewan mati, kantong
plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai
dan dapat meracuni hewan lainnya;
·
pembuangan sampah plastik sembarangan
di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sungai yang menyebabkan banjir.
Sebagai
tambahan pemahaman, kami beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah
plastik dan lingkungan:
Þ
kantong plastik sisa telah
banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan
Pacifik;
Þ
sekitar 80% sampah dilautan
berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
Þ
dalam bulan Juni 2006 program
lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000
sampah plastik mengambang di lautan;
Þ
setiap tahun, plastik telah
’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang
tak terhitung jumlahnya;
Þ
banyak penyu di kepulauan
seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang
disukainya.
Untuk
menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi
proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel
plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia
menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di
antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan
gejala depresi.
2.3. Pemanfaatan Limbah Plastik
Limbah
plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol
minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah
kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena
memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah
terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000
tahun ke depan. Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan
hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk
digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong
plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang sumber daya jika diolah
dengan benar.
Pengembangan
proses pengolahan kantong plastik dilakukan melalui eksperimentasi untuk
membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi
sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan
karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk
bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik.
Pemanfaatan
limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan
dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan
baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali
(reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik
dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan
untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk
kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali
terjadi di kota-kota besar.
2.3.1. Pemanfaatan limbah sebagai
bahan kreasi
Gelas
plastik merupakan tempat air minum yang terbuat dari bahan multiguna yang
banyak dipakai dalam kehidupan sehari–hari. Plastik juga sudah banyak
diwujudkan dalam bentuk busana, walaupun dalam presentasi kecil, contohnya
seperti mantel, jas hujan, tas, aksesoris dan lain – lain. Hiasan dan korsase
(dari plastik) akan memperindah busana kreasi baru dari bahan gelas plastik.
Pembuatan
busana kreasi baru dari limbah gelas plastik seharusnya bernilai ekonomis
tinggi. Akan tetapi, proses pembuatnnya yang memerlukan waktu relatif lama
terutama dalam mengecat gelas plastik sehingga diperlukan ketelitian dan
kesabaran menjadi salah satu hambatan terwujudnya hal tersebut. Selain
pemasangan hiasan gelas plastik.pada busana, kesulitan yang tampak terdapat
pula pada pemeliharaan busana kreasi baru ini, selain ketelitian dengan
penyimpananya diruang yang longgar/tidak sempit, menghindari udara lembab dan
panas, serta secara periodik dikeluarkan guna diangin-anginkan menjadi
kaharusan untuk pemeliharaan busana. Selain itu, bahan baku limbah yang digunakan
yang pada hakikatnya merupakan sampah yang tidak dipakai lagi mengharuskan
biaya pengolahannya tidak termasuk dalam kisaran yang kecil.
2.3.2.
Limbah plastik sebagai bahan ornamen bangunan
Di
Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai
produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang
sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di
Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang
telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur
ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat,
karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan
plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada
tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan
memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu
sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik
sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur
ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan
memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan
dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai
matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003)
dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit
kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai
matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
2.4.
Pengolahan Limbah Plastik
Plastik
merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan
teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir
setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material
plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan,
transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat.
Segala
keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan
menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di
tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk
jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk
karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah.
Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus
menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh
karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi
penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka
kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang
menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat
menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan
melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan
penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup
eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk
diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai
dari limbah kantong plastik.
Beberapa
cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :
2.4.1.
Daur Ulang
Daur
ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu
strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Pemanfaatan
limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.”Secara
umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastic dapat diproses oleh
suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta
diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum
digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan,
pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
Beberapa
bentuk hasil daur ulang dari sampah plastik, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
2.4.1. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
No. Jenis
Sampah Plastik -Produk Hasil Daur Ulang
1. Acrytic
Toples, tatakan/tutup gelas
2. AS sen
Nampan, korek gas, toples
3. Chip
tali Rambut boneka
4. Duragon
Roda kaset
5. HD
ember Centong, tempat sabun, piring
6. HD
blowing Celengan, botol plastic
7. HD
hitam Ember, roda mobil mainan
8. HD
tikar Ember, piring, rolan kabel
9. HD
butek Corong, tempat sayuran, tempat sambal
10. PVC
selang Sandal, sepatu boot
11 PVC
botol Celengan, botol
12. PVC
blue band Botol, celengan, toples
13. PP
kardus Ember, gayung, piring
14. PP
ember cat Thermos, gayung
15. PP
tali Cangkir, gelas,tali raffia, gayung
2.4.2.
Incinerasi
Cara
lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi
(incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat
digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit
listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas.
Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran
udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat
korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan
gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat
terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang
sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC.
Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk
mengurangi polusi udara.
2.4.3.
Plastik Biodegradable
Sekitar
separuh dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat
baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah
diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan
dasar zat tepung. Tetapi, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya
masyarakat enggan untuk membayar lebih.
2.5.
Mngenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek
Kantung
plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang
paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi
sayangnya kemasan plastik dan kantung plastik kresek ternyata tidak
selalu aman, bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya kantung plastik
“kresek” berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil
klorida (PVC). Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik
bekas minuman dan lainnya yang kita perlu mengenalnya.
Meskipun
selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan kesehatan
akibat penggunaan kantung “kresek” sebagai wadah makanan, namun kita perlu
berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek
sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas.
Selain
plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan
makanan “styrofoam” juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan
kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila
bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol dalam
keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.
Secara
umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:
PETE
atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga
biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti
botol air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk
sekali pakai. Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas.
HDPE
(high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali
pemakaian.
V
atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik
yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang
terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak
bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
LDPE
(low density polyethylene) berlabel angka 04 dalam segitiga biasa dipakai untuk
tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan berkode ini
dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas
tetapi kuat. Barang ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap
baik untuk tempat makanan.
PP
(polypropylene) berlabel angka 05 dalam segitiga adalah pilihan terbaik untuk
bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk
bayi. Karakteristik botol ini transparan yang tidak jernih atau berawan.
PS
(polystyrene) berlabel angka 06 dalam segitiga biasa dipakai sebagai bahan
tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Bahan ini harus dihindari
dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan
berbahan styrofoam termasuk negara China.
Other
(biasanya polycarbonate) berlabel angka 07 dalam segitiga bisa didapatkan di
tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang
berpotensi merusak sistem hormon.
Kemasan
plastik yang paling banyak dan paling aman digunakan adalah yang terbuat dari
polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) yang dilabeli terkadang juga dilabeli
dengan gambar gelas dan garpu atau ada tulisan `untuk makanan` atau `for food
use`.
Sayangnya
masih banyak barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama
barang plastik buatan lokal. Pemerintah Indonesia sendiri baru berencana untuk
mewajibkan produsen kemasan makanan melakukan penandaaan atau memberi label.
Rencana ini mulai diterapkan bulan November mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Berdasarkan
pemaparan yang tertulis pada makalah ini, kami dapat menarik beberapa simpulan,
yaitu sebagai berikut:
-
Limbah plastik adalah barang
buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
-
Sumber sampah plstik tergantung
pada produksi plastik itu sendiri dan digolongkan berdasarkan bahan dasar
penyusunnya.
-
Pemakaian plastik secara terus
menerus akan menghabiskan beberapa sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, selain itu menghasilkan beberapa zat yang berbahaya bagi
kesehatan manusia.
-
Pemanfaatan limbah plastik
merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin yang dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
-
Pengolahan limbah plastik dapat
dilakukan dengan daur ulang (pemakaian kembali), incinerasi (pembakaran),
dan penggunaan plastik biodegradable.
3.2 Saran
Limbah
rumah tangga yang berjenis anorganik diharap mampu diolah kembali, meskipun
dengan sederhana. Serta menerapkan penempata limbah (sampah) dengan sesuai
jenisnya, apakah limbah organic atau anorganik, agar lebih mudah mendaur ulang.
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/humanities/1642371-mengolah-limbah-rumah-tangga/
http://id.wikipedia.org/wiki/limbah_beracun