MAKALAH KOLOID LENGKAP
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dilingkungan kita banyak sekali penerapan ilmu-ilmu kimia salah satunya
adalah penggunaan ”KOLOID” dalam kehidupan sehari – hari , jadi kita atau
khusunya seorang siswa sebaiknya mengerti apa itu sebenarnya koloid , sifat –
sifatnya serta kegunaanya karena itu sangat berguna serta memang menjadi salah
satu materi kimia yang harus dikuasai.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
diatasa dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa itu koloid ?
b. Apa saja jenis – jenis koloid ?
c. Apa saja sifat – sifat dari koliod ?
d. Bagaimana cara pembuatan koloid ?
e. Dimana saja koloid itu dipergunakan ?
a. Apa itu koloid ?
b. Apa saja jenis – jenis koloid ?
c. Apa saja sifat – sifat dari koliod ?
d. Bagaimana cara pembuatan koloid ?
e. Dimana saja koloid itu dipergunakan ?
C. TUJUAN MAKALAH
1.
Agar para pembaca
mengetahui apa itu koloid beserta jenis-jenisnya .
2. Agar para pembaca mengetahui sifat – sifat dari koloid .
3.
Agar para pembaca
mengetahui cara-cara pembuatan koloid.
4.
Agar para pembaca
mengetahui cara penggunaan koloid .
D.
MANFAAT MAKALAH
Tujuan penulisan makalah / karya ilmiah ini, selain sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas kimia,
juga diharapkan untuk memberi manfaat bagi saya sendiri, dan para pembaca
khusunya siswa agar lebih mengerti tentang materi kimia khususnya
materi “KOLOID” .
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah suatu
campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah
tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).
Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones,
hairspray, jelly, dll.
2.
JENIS – JENIS KOLOID
Sistem koloid
tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi.
Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu:
A. KOLOID SOL
Seperti
yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya
merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi
menjadi:
1.
Sol Padat
Sol padat merupakan sol di dalam
medium pendispersi padat. Contohnya : adalah paduan logam, gelas berwarna,
dan intan hitam.
2.
Sol Cair (Sol)
Sol cair merupakan sol di dalam
medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah
liat, dll.
3.
Sol Gas (Aerosol
Padat)
Sol gas merupakan sol di dalam medium
pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll
B. KOLOID EMULSI
Seperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase
terdispersinya merupakan zat cair. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya,
emulsi dapat dibagi menjadi:
1.
Emulsi Gas (Aerosol
Cair)
Emulsi gas merupakan
emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan
baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti
CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall,
gerak Brown.
2.
Emulsi Cair
Emulsi cair
merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan
campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu
zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah
air dan zat lainnya seperti minyak.
C. EMULSI PADAT DAN GEL
Gel merupakan
emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk
akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini, partikel-partikel
sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan
saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana medium
pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut.
D. KOLOID BUIH
Buih merupakan
koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas. Kemudian, berdasarkan medium
pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:
1.
Buih Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium
pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2.
Kestabilan buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini
teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga
diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam
kebakaran dan kocokan putih telur.
3.
SIFAT – SIFAT KOLOID
A. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan
tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif
kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati
B. Gerak Brown
Partikel-partikel suatu zat
senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair
dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system
koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid
itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat
gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid,
semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak
Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat
(suspensi).
Gambar Gerak Brown :
C. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap
partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3
bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
D. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel
koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
E. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari
ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan
mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable
yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati
cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan
berpisah
G. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang
bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
4.
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
Ada dua cara pembuatan sistem koloid yaitu :
1.
Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan)
menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia;
yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan
pergantian pelarut.
2.
Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur
Bredig, dan ultrasonic
5.
KEGUNAAN KOLOID
Berikut tabel kegunaan Sistem Koloid :
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
BAB III
PENUTUP
Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari – hari untuk
proses apapun. Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi.
Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui
sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut
efek Tyndall. Koloid dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sol, emulsi, dan buih.
Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh
karena luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya
adsorpsi yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
2. http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm
3. http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid
4. http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm
5. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/
6. MAKALAH KIMIA ( KOLOID ) Diposkan oleh Andika Artha Putra I Wayan Label: KIMIA, Materi Pelajaran