MAKALAH INTERAKSI HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN KELOMPOK
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Setiap
individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang
berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi
seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang
beragam, maka setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap
individu dapat berstatus dan berperan di kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap
individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia
dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai
aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada
anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan,
keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Adapun
hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu juga
adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar
mengajar diruangan dengan maksud memahami materi tentang individu dan
masyarakat serta peran keduannya dalam kehidupan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Interaksi
antar individu dan Kelompok?
2. Apakah yang dimaksud dengan
Individu dan Kelompok?
3. Bagaimana Proses Interaksi
terjadi?
4. Apa saja factor pendukung
terjadinya Interaksi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Interaksi
2. Untuk Mengetahui Definisi
Individu dan Kelompok
3. Untuk mengetahui proses
terjadinya interaksi
4. Untuk mengetahui factor
pendukung terjadinya interaksi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi
Secara Bahasa : Inter (antar/saling); action (tindakan).
Secara Etimologis : Hubungan timbal balik antarsesamanya.
Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik antara individu manusia dengan individu lainnya,
antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dan
individu. Interaksi merupakan proses komunikasi diantara orang-orang untuk
saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan.
B. Definisi
Individu
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan.
Maka
dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau
spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu
aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek
aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak
aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku
massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas
pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau
aktualisasi diri.
Pengertian Individu
Menurut Para Ahli
1. Menurut
Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2. Menurut
Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu
satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga, rasa, rasio, dan rukun.
3. Menurut pendapat Dr. A. Lysen
Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Jadi, indivudu merupakan manusia
perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.
4. Pengertian
individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain).
Organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara
fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).
C. Definisi Kelompok
kelompok
adalah dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama, saling
berinteraksi, saling adanya ketergantungan dalam mencapai tujuan bersama,
adanya rasa kebersamaan dan memiliki, mempunyai norma-norma dan
nilai-nilai tertentu.
D Interaksi
antar individu dan antar kelompok
A. Interkasi
antar individu
1. Yakni
suatu kejadian dimana Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan
kepada individu lainnya.
2. contoh
: orang sedang bercakap-cakap, seorang guru yang memarahi murid yang terlambat.
B. Interaksi
antar kelompok
1. interaksi
dimana kepentingan individu dalam kelompok merupakan suatu kesatuan, dan
berhubungan dengan kelompok lain.
2. contoh
: perlombaan sepak bola, tawuran antar kelompok.
C. Menurut Charles
P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah:
1.
Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
2.
Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
3.
Ada dimensi waktu.
4.
Ada tujuan yang hendak dicapai.
E. Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:
a. Kontak sosial
1. Kontak
sosial adalah gejala sosial dimana mereka berhubungan, bertatap muka antara dua
individu atau kelompok
2. contoh
: orang berhadapan
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan
atau tanpa hubungan fisik.
3. Kontak sosial memiliki
sifat-sifat:
a. Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan
bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
b. Bersifat
primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika
melalui suatu perantara.
b. Komunikasi
1. Komunikasi adalah penyampaian
pesan dari satu pihak kepada pihak lain sehingga terjadi pengrtian bersama. Dan
hasilnya berupa reaksi.
2. Komunikasi
memuat komponen-komponen sebagai berikut:
a. Komunikator :
penyampai pesan
b. Komunikan :
penerima pesan
c. Pesan :
segala sesuatu yang disampaikan komunikator
d. Media :
sarana untuk menyampaikan pesan
e. Efek :
perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator
Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan
tetapi, adanya kontak sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi
sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari
keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.
F. Faktor yang mendasari terbentuknya interaksi sosial
Interaksi
sosial dilandasi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri manusia itu sendiri
maupun dari luar.
1. Faktor dari dalam manusia meliputi:
a. Dorongan kodrati sebagai
makhluk sosial
b. Dorongan untuk
memenuhi kebutuhan
c. Dorongan
untuk mengembangkan diri
2. Faktor dari luar manusia
a. Imitasi :
proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap,
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi
bisa membawa dampak positif dan negatif, tergantung dari yang ditiru.
b. Identifikasi : upaya
yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi samadengan orang
lain yang ditirunya.
c. Sugesti : rangsangan,
pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya
sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan sugesti tersebut menuruti apa
yang disugestikannya tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional (bersifat
negatif).
d. Motivasi : rangsangan,
pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya
sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat
positif).
e. Simpati : suatu
proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau
sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau perbuatannya
yang sedemikian rupa.
f. Empati: mirip
dengan simpati, tapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tapi dibarengi
perasaan yang sangat dalam.
G. Bentuk-Bentuk
Interaksi Sosial
Menurut
Gillin and Gillin, proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi
sosial ada 2, yaitu:
1. Proses Sosial
Assosiatif
Adalah proses sosial
yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong terbentuknya
pranata, lembaga atau organisasi sosial. Yang termasuk proses sosial
sssosiatif, antara lain:
a. Kerja sama
Adalah usaha
bersama antara individu dengan individu lainnya, antar individu dengan kelompok
atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul
saat seseorang menyadari bahwa mereka punya kepentingan bersama. Kerja sama
menuntut adanya pembagian kerja dan keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat
tercapai dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah
kuat bila ada bahaya dari luar yang mengancam kelompoknya.
Ditinjau dari segi
pelaksanaannya, ada berbagai bentuk kerja sama:
1)
Kerukunan
contoh: tolong menolong dan gotong royong (kerja
bakti)
2)
Bergaining
Kerja sama yang pelaksanaannya dengan perjanjian
tentang pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
3)
Kooptasi
Suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu
cara menjaga stabilitas dan menghindari terjadinya kegoncangan.
4)
Koalisi
Kombinasi antara 2 organisasi/lebih yang punya tujuan
sama.
5)
Joint venture
Kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Istilah akomodasi
berasal dari kata accommodation yang berarti penyesuaian diri. Secara luas,
makna akomodasi adalah suatu bentuk proses social yang didalamnya dua atau
lebih individu atau kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak
saling menganggu dengan cara mencegah, mengurangi atau menghentikan ketegangan
yang akan timbul atau yang sudah ada sehingga tercapai kestabilan.
Tujuan akomodasi:
1) Mengurangi
pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau antarkelompok sebagai akibat
adanya perbedaan pendapat.
2) Mencegah
meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
3) Memungkinkan
terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yg hidupnya terpisah sbg
akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
4) Mengusahakan
peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi mempunyai
beberapa bentuk, antara lain:
1. Koersi
(coercion): bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik maupun
psikologis. Dalam koersi, ada pihak yang lemah dan ada pihak yang kuat.
2. Kompromi
(compromise): bentuk akomodasi yang terjadi karena pihak yang bersengketa
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai kesepakatan.
3. Arbitrasi
(arbitration): akomodasi dengan menggunakan jasa pihak ketiga karena pihak yang
bersengketa tidak mampu menyelesaikan persengketaan. Pihak ketiga ini ditunjuk
oleh yang bersengketa atau pihak yang berwenang.
4. Mediasi
(mediation): hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiganya netral
dan tidak bisa memutuskan. Ia hanya bisa mengusahakan jalan damai tapi tidak
mempunyai wewenang untuk menyelesaikan masalah.
5. Konsiliasi
(consiliation): usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang
berselisih untuk mencapai mufakat.
6. Adjudikasi:
cara penyelesaian perkara lewat pengadilan.
7. Gencatan
senjata: penangguhan permusuhan pada waktu tertentu karena menunggu jalan
keluar yang baik.
8. Toleransi:
bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang kala toleransi timbul secara
tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah individu.
c. Asimilasi
Adalah
upaya untuk mengurangi perbedaan antarindividu/kelompok untuk menghasilkan
suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi terjadi
pada masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan baru
dalam waktu lama.
Asimilasi terjadi
setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi.
1. Syarat-syarat
asimilasi:
a. Terdapat sejumlah kelompok yang punya
kebudayaan berbeda.
b. Terjadi pergaulan antarindividu dan kelompok
secara intensif dalam waktu yang lama.
c. Kebudayaan masing-masing kelompok mengalami
perubahan dan penyesuaian diri.
2. Faktor-faktor yang
mendukung terjadinya asimilasi:
a. Sikap menghargai dan
menghormati orang lain dan kebudayaannya.
b. Sikap terbuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat.
c. Persamaan dalam unsur budaya secara
universal.
d. Terjadinya perkawinan campur
antarkelompok yang berbeda budaya.
e. Mempunyai musuh
yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
3. Faktor
yang menjadi penghalang asimilasi:
a. Terisolasinya
kehidupan suatu golongan tertentu.
b. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru.
c. Adanya prasangkan buruk terhadap kebudayaan baru.
d. Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu
lebih tinggi dari kebudayaan kelompok lainnya, sehingga tidak mau menerima
kebudayaan baru.
e. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi
badan, warna kulit, atau warna rambut.
f. Adanya perasaan
keterikatan yang sangat kuat terhadap kebudayaan yang sudah ada.
d. Akulturasi
adalah hasil
perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru dengan
tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing. Proses akulturasi
berlangsung dalam waktu yang lama.
2. Proses
Sosial Disosiatif (oposisi)
Suatu
cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
tertentu. Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:
a. Persaingan
adalah proses sosial ketika
individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan harus
dilakukan secara jujur dan sportif.
b. Kontravensi
adalah proses sosial yang berada di antara persaingan
dan pertentangan. Kontravensi biasanya bersifat rahasia. Dalam kontravensi,
lawan tidak diserang secara fisik tapi secara psikologis sehingga ia menjadi
tidak tenang.
c. Konflik
adalah proses sosial yang terjadi ketika pihak yang
satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena adanya perbedaan perasaan,
kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan.
Bentuk-bentuk konflik
antara lain:
a.
Konflik pribadi
b.
Konflik antarkelompok
c.
Konflik rasial
d.
Konflik antarkelas sosial
e.
Konflik politik
f.
Konflik internasional
H. Status dan Peranan Individu atau
kelompok dalam Interaksi Sosial
Status seseorang
menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.
1. Status (kedudukan)
Adalah posisi
seseorang dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan
orang lain di sekitarnya. Seseorang dapat mempunyai beberapa status karena ikut
serta dalam berbagai pola kehidupan.
Menurut Ralph Linton,
ada tiga macam status, yaitu:
a. Ascribed
Status
Status yang diperoleh
secara otomatis melalui kelahiran. Status ini bersifat tertutup, yaitu hanya
pada orang tertentu saja.
b. Achieved
Status
Status ini diperoleh
melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri. Jadi, status ini terbuka bagi
setiap orang. Semua orang dapat mencapainya, asalkan memenuhi syarat tertentu.
c. Ascribed
Status
Status ini merupakan
pemberian dari orang lain. Status ini umumnya diberikan kepada orang yang
berjasa memperjuangkan sesuatu bagi masyarakat.
2. Peran sosial
Peran adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Jika
seseorang telah melaksanakan kewajiban dan meminta haknya sesuai dengan status
yang disandangnya, maka ia telah melaksanakan perannya. Status dan peran tidak
dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan sebaliknya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat
didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam
kerangka hidup yang diyakininya, sementara masyarakat adalah sekolompok
individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang atau tempat dimana individu
tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan hidup
selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling membutuhkan
dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam
masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
B. Saran
Penulis
sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan
materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Eko Sujatmiko, Kamus
IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 114
http://bobbyantarestio.ngeblogs.com/2011/10/15/tugas-isd-individu-keluarga-dan-masyarakat
Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan
Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama. Bandung : 2004
www.google.com. Pengertian masyarakat. Website:
Universitas Guna Darma
Sumber :
lintasnews.com