MAKALAH DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK BAGI MASYARAKAT
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi barang menurut
Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik (berwujud, tangible) yang dapat
diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari
penjual ke pelanggan, sedangkan pengertian pokok yaitu utama atau keutamaan.
Maka dapat diartikan bahwa kebutuhan pokok adalah barang produksi yang paling
utama bagi masyarakat. Pembahasan ini berjudul Dampak kenaikan harga barang
pokok bagi konsumen dari kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah
ke-atas, yang membahas tentang kenaikan harga yang menimbulkan beberapa dampak
bagi konsumen secara umumnya. Kenaikan harga merupakan ketetapan dari
pemerintah yang kadang kala dapat menimbulkan efek bagi masyarakat. Kenaiakan
harga bagi kalangan menengah ke-atas mungin sesuatu yang tidak terlalu
mengejutkan, namun kita harus melihat pada kalangan menengah ke-bawah kenaikan
harga barang pokok kadang membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan
setiap harinya. Namun apa boleh buat semua tergantung dari pemerintah yang
menanganinya dan menjalankan semua peraturan demi kelangsungan Negara dan warga
negaranya.
Mengapa kenaikan harga
barang pokok dapat menimbulkan dampak ? Karena barang pokok merupakan barang
utama yang merupakan pendamping bagi kelangsungan hidup manusia sehingga
kenaikan harga barang pokok seringkali mengakibatkan kericuhan / kerusuhan yang
dapat merusak beberapa fasilitas umum. Kerusakan tersebut tidak lain
diakibatkan oleh masa yang berdemo, dan pada akhirnya pemerintah harus
membenahi kembali fasilitas yang rusak tersebut.
Dampak dari kenaikan
harga barang pokok dapat menimbulkan beberapa masalah, namun semua keputusan
itu kembali kepada Pemerintah yang menanganinya. Jika warga tidak setujui atas
keputusan pemerintah warga pun tidak akan segan – segan untuk berunjuk rasa dan
tak sedikit pula merusak fasilitas umum. Seperti hal nya kemarin, rencana
pemerintah pada bulan April akan menaikan harga BBM, namun kerusuhan terjadi
dimana – mana sehingga pemerintah menunda dahulu kenaikan tersebut. Kenaikan
harga barang pokok memang dianggap berap bagi sebagian masyarakat, karena
kebutuhan manusia ketergantungan kepada barang pokok.
Pengertian
Dampak kenaikan harga barang pokok bagi kelangsungan hidup manusia dari
kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah ke-atas membahas tentang
bagaimana akibat yang ditimbulkan dari kenaikan harga barang pokok yang
merupakan barang yang paling penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Tujuan
Memahami dampak akibat kenaikan harga barang pokok yang ditimbulkan dari
kalangan menengah ke-bawah samapi kalangan menengah ke-atas.
Kegunaan
Semua warga dapat mengetahui
BAB II
KENAIKAN HARGA
A. Kenaikan Harga
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat
dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu
masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan
konsumen dan produsen, termasuk pemerintah.
Jika
dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga maka daya beli
konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah daya beli
konsumen berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan yang harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika
suatu barang dan jasa mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta
terhadap barang atau jasa tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain
dianggap tetap, ceteris paribus. Karena berkurangnya jumlah barang atau jasa
yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka kepuasan konsumen terhadap
barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga. Contohnya, jika harga beras
mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan mengurangi
pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas
sekali terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang
berpendapatan rendah. Kasus
yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking
atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil
sebenarnya kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan efek kenaikan
harga suatu bahan baku yang mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan
selanjutnya. Misalnya terjadi kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe
akan mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta tahun dan tempe akan dirugikan
dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga merugikan konsumen.
Dari segi produsen. Maka produsen akan dapat juga dirugikan jika terjadi
kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan mempengaruhi pendapatan produsen dan
turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan
harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena permintaan
terhadap kedelai akan menurun. Hal ini karena konsumen akan membeli produk
subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan mengalihkannya pada yang lain.
Hal ini akan merugikan produsen kedelai. Begitu juga dengan produk rentetan
dari bahan kedelai. Misalnya produsen tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu
dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian akibat kenaikan harga kedelai.
Jumlah kinsumen akan mengalami penurunan. Padahal konsumen adalah kunci dari
bertahan dan berkembangnya suatu bisnis.
Fakta
menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga pada bahan baku
atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalah-masalah yang
diakibatkan oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang menjadi tanggung
jawab dari pemerintah, itu seharusnya. Rakyat miskin yang bertambah
penderitaannya akibat kenaikan harga adalah tanggung jawab pemerintah untuk
mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-bisnis yang bangkrut atau
terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya pengangguran maka hal
ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada pemerintah. Jadi
kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi kosumen,
produsen dan pemerintah itu sendiri.
B. Mensiasati Kenaikan Harga
a. Untuk konsumen
Dalam
mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan barang subtitusi.
Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi dari barang lain.
Konsumen dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap
barang yang mengalami kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka
para konsumen tahu dapat menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi
kerugian karena berkurangnya tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang
subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian tahu dan membeli telur. Atau jika
terjadi kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan membuat masakan yang
jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga. Pikirkan
alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong konsumen
tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang. Dengan berpikir, berpikir dan
berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila
terjadi kenaikan terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras
dan meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran,
atau beras dijadikan lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya dan gengsi memakan
ubi padahal ubi bisa mengenyangkan. Saya sendiri pernah berkali-kali cuma makan
nasi satu kali sehari pada malamnya dan siangnya cuma makan lontong yang murah
atau cuma makan tahu goreng sebanyak 4 unit. Orang miskin dengan penderitaannya
akibat kenaikan harga beras malah dapat berpikir kreatif otaknya untik membuat
nasi aking. Hal ini dapat anda lihat di program berita di televisi. Orang China
rela makan bubur encer dalam rangka berhemat. Konsumen tidak mempunyai daya
untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas konsumen
dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga. Yang kedua yang dapat
dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga
sangat merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap.
Karena itu jika konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan
penghasilan tambahan tersebut maka mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang
akibat kenaikan harga.
Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.
Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.
b. Untuk Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas
produk. Produsen dapat menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya.
Misalnya, pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari
gorengan yang dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi
penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi menaikkan
harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga yang naik
dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan
mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen)
, laba produsen dapat mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan
sampai mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah
konsumen dan laba ini maka podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen
dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan
pelengkap alternatif. Produsesn dapat mengganti komposisi bahan produknya
sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga dapat
terjangkau oleh konsumen. Produsen hendaknya jangan
terlalu kaku dengan sisitem yang telah ada. Mau tidak mau yang namanya
perubahan itu pasti ada di dunia ini dan bisnis harus bisa mengatasinya agar
tidak dirugikan oleh perubahan. Jika terjadi kenaikan harga maka produsen dapat
berpikir positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk
berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat
mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan
lain-lain. Yang penting kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan
harga. Selanjutnya produsen dapat menurunkan jumlah produksi produk yang
mengalami kenaikan harga.dan meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk
menambah penghasilan sebagai solusi atas kerugian yang ditimbulkan pada produk
yang mengalami kenaikan harga yang menurunkan jumlah konsumen. Misalnya,
pedagang tahu goreng tetap memproduksi tahu goreng dengan adanya pengurangan
jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai tambahan seperti kentang atau
ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan keinovatifan tetap diperlukan dalam hal
ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir untuk mengatasi masalah apapun.
c. Untuk Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kenaikan
harga. Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme pasar bebasnya ekonomi klasik
tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa
peran pemerintah dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara
termasuk kenaikan harga. Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi
bila ada campur tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan
masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan
saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak dapat mengatasi
masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an.
Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka
sangat diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segera matia-matian,
berpikir dan bekerja keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk
kesejahteraan masyarakat dan negara itu sendiri. Pemerintah harus betul-betul
mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan segera mencari solusi dan
membuat kebijakan untuk mengatasinya dimana kebijakan tersebut jangan sampai
merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi,
suplai, demand, atau kebijakan harga.
Pada prinsipnya kenaikan harga menyebabkan menyebabkan masalah pada masyarakat dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk masyarakat dan pemerintah. Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus cepat tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu sendiri yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.
Pada prinsipnya kenaikan harga menyebabkan menyebabkan masalah pada masyarakat dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk masyarakat dan pemerintah. Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus cepat tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu sendiri yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.
BAB III
DAMPAK KENAIKAN HARGA
A. DAMPAK INFLASI
· Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
· Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi danproduksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap
seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
· Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
· Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat
inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
· Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada
saat peminjaman.
· Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen
bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya
terjadi pada pengusaha kecil).
· Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu
negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
B. PENYEBAB INFLASI
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh
Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat
harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral
dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya
produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya bahan
baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan
usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
C. EFEK BURUK INFLASI
-Inflasi dan
Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingakatnya
akan menghambat perkembanganekonomi. Biaya yang terus
menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka
pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun.
Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga
juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan
barang-barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional,
selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri
yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor
relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan
diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran
mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
-Inflasi dan Kemakmuran Rakyat
Disamping menimbulkan
efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan
efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
-Inflasi akan menurunkan pendapatan riil
orang-orang yang berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan
upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah
riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat
juga akan menurun.
-Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan
yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan
dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam
institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya
akan menurun apabila inflasi berlaku
-Memperburuk pembagian
kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima
pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan
pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil
kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan
diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan
penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenaikan harga adalah
masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan masalah ekonomi
makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen,
termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan efek
buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan
menengah ke-atas. Ketidak setujuan masyarakat terhadap inflasi dapat disalurkan
dengan beberapa cara contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan
pokok dapat menylitkan kehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika
kebutuhanpokok tidak dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia
akan terhambat.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan inflasi
masyarakat terlebih dahulu harus memperimbangkan dahulu kondisi rakyat, apakah
mereka siap menerima ataukan belumnya. Jika masyarakat tidak siap atau tidak
setuju atas inflasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan segan –
segan untuk menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan
berunjuk rasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat.
Dengan demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti
kondisi dan keadaan rakyat sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus
mengerti keadaan pemerintah. Pada intinya untuk menciptakan suasana yang damai
kita harus senantiasa saling mengerti kondisi dan keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta, 2004.
http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/
http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://nisaveela.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-demonstrasi.html
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=44135