Makalah Budidaya Ikan Gurame di Kolam
Abstrak
Makalah berjudul Budidaya Ikan Gurame.
Ikan Gurame merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,bagian punggung
berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/keperak-perakan.
Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae,keturunan Helostoma
dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan
daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,Thailands,
Ceylon dan Australia.
Ikan gurame murapakan favorit para pembudidaya
ikan . Saat ini budidaya ikan gurame semakin mudah dengan adanya teknologi budidaya yang
baru sehingga prosesnya tidak terlalu rumit meskipun pertumbuhan ikan gurame
sedikit lambat dibandingkan ikan air
tawar jenis lainnya, namun tetap memberikan keuntungan yang tinggi dengan harga
jual yang terus naik.
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis
yang sangat tinggi.
Disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun
digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian, ikan
gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu,
perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga
banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga
dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari
harga bibit.
Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami,
Gurameh, orang Sumatra ikankalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut
Kalui. Orang Inggris
menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya
yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
BAB
1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Gurami
(Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan
air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan
konsumsi di Asia
Tenggara dan Asia
Selatan. Di samping itu, di negara-negara
lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.
Umumnya dikenal
dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame
(Sd.);
grameh (Jw.); kalui (Jb.); ikan kali
(Plg.),
dan lain-lain. Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang
tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip
perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang
lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal)
XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip
dubur (anal)
X-XI dan 20-23.
Ikan yang muda
memiliki moncong yang meruncing dengan 8-10 pita melintang (belang) di
tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan
membengkak secara tidak teratur. Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar
(Sumatra, Jawa, dan Kalimantan),
namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di pelbagai negara di Asia (terutama Asia
Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurami
hidup di sungai-sungai,
rawa dan kolam,
termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal
dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernafas
langsung dari udara.
Induk gurami,
untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya
dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari
tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun
mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari
sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma
di kolam-kolam.
B. Perumusan masalah
Pertanyaan-pertanyaan
seputar masalah budidaya ikan gurame ini dapat di uraikan sebagai berikut :
1.
Apa yang menyebabkan para
pembisnis lebih memilih untuk membudidayakan ikan gurame dari pada ikan yang
lainnya?
2.
Apakah budidaya ikan gurame ini
memerlukan banyak modal?
3.
Apakah budidaya ikan gurame ini
tergolong gampang?
4.
Apa saja penyakit yang bisa
menyerang ikan gurame?
5.
Apakah ikan gurame memiliki
banyak manfaat?
C. Tujuan
1.
Ya, karena budidaya ikan gurame
ini banyak menghasilkan untung yang besar.
2.
Ya, tentu saja modal yang besar
harus di persiapkan cukup besar tetapi hal itu tidak akan menjadi halangan
karena untung yang di dapat lebih besar pula.
3.
Ya, budidaya gurame tergolong
gampang karena perawatannya sama halnya dengan ikan pada umumnya tetapi bila
menggunakan sistim hapa akan menjadi lebih mudah.
4.
penyakit
non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit Gangguan-gangguan non
parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam
belerang atau amoniak kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena
keturunan. Gangguan lain yang
berupa penyakit parasite yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya.
5.
Ya, salah satu manfaatnya
adalah ikan gurame memiliki banyak gizi yang diperlukan oleh tubuh.
D.
Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian budidaya ikan gurame ini
adalah :
1.
Kita bisa mengetahui
dari mana ikan gurame berasal.
2.
Mengetahui cara-cara
membudidayakan ikan gurame yang baik dan benar agar hasil maksimal.
3.
Mengetahui persiapan
awal untuk membudidayakan ikan gurame serta modal yang di butuhkan untuk
membudidayakannya.
4.
Mengetahui cirri-ciri
ikan gurame yang sehat dan cara-cara menanggulanginya bila terkena penyakit non
parasit dan parasit.
5.
Mengetahui peluang
bisnis usaha ikan gurame di pasaran dan banyaknya biaya yang di keluarkan dan
cara penjualannya.
E. Sistematika
Bab 1 Pendahuluan
Berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan, Manfaat, Dan Sistematika
Penulisan.
Bab 2 Masalah
Berisi tentang masalah yang akan di
bahas.
Bab 3 Penutup
Berisi akhir penulisan, kesimpulan,
saran dan cerita.
Bab 2
Masalah
A. Sentra Perikanan
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera,
NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan
Filipina.
B. Jenis
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub Ordo : Anabantoidae
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Species : Osphronemus goramy (Lacepede)
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak
terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama
sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang
standar. Pada ikan muda terdapat
garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10 buah dan pada
daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
jenis gurami yang sudah
dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa,gurami jepun, blausafir,
paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan
di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain,porselen lebih
unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur,
porselen mampu 10.000 butir. Karena itu
masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
C.
Manfaat
Ikan gurami terutama digemari
sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar dan rasanya enak.
Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan pelbagai macam
masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup
mahal.Gurami juga disukai sebagai ikan hias akuarium dan Sebagai sumber penyediaan protein hewani yang sangat
penting bagi tubuh.
D.
Persyaratan Lokasi
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah
jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup
mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan
kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan
pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi
pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame
harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik.
5) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik ikan gurame.Untuk pemeliharaan secara
tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan
adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit
air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara
6,5-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28
derajat C.
E.
Pedoman Teknis Budaya
Penyiapan Sarana dan Peralatan.
Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
·
Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi
untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya
sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk
20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
·
Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah
yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1
ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim
pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar
antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau
ranting-ranting.
·
Kolam pemeliharaan
benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih
dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm.
Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan
berukuran 3-5 cm.
·
Kolam pembesaran
Kolam pembesaran
berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit
sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
·
Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum
dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x 10
m (100 m2).
b. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas
lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan
tingginya 1 m.
c. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan
pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan
dan mengeluarkan
Air.
d. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur,
lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga
lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar
akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu
keluar air.
e. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk,
memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5
m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk
kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan.
Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan
meresap ke tanah dan membentuk lumut, sertamenguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
F. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha
pembenihan ikan gurame diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau
serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan gurame antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak
dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat),
hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari
alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap
benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit
dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
G.
Pembibitan
1)
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan
gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c. Ukuran kepala relatif kecil
d. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta
tidakluka.
e. Gerakan normal dan lincah.
f. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak
berjanggut.
g. Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada
terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping
tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada
terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor akan naik.
- Jika
perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2)
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas
10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk.
Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk
dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap
hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh
air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak
tanah setiap kali pemberian.
3)
Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan
sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk
segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun
cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul
dan dasar kolam.
b. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk
kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan
biarkan selama 3 hari.
c. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk
buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi,
biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa
disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke
dalam sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan
sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari
kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan
beberapa hari kemudian telur akan menetas.
4)
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak
menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan
atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan
adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan
pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu
pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan
dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm
pada kolam pendederan. Makanan yang dapat
diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah
dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali
seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya
pendederan sekitar 1-2 bulan.
H.
Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara
polikultur maupun
monokultur.
a)
Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan
mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih
menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b)
Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang
disebar minimal harus berumur 2 bulan.
Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam
sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan
pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam
setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami
bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan
dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang
diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan
sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan
dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya
pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau
pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua
pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang
dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak
sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat
baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela
pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang
teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan
terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras.
setelah itu dilakukan pemupukan agar
mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan
ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
I.
Hama dan Penyakit
Penyakit
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan
adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang
disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa
pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa
asam belerang atau amoniak kerusakan akibat penangkapan atau
kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi
keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan
yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang
berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit,
dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah
terutama
di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang
menjadi
pucat, kadang-kadang tampak semburat merah
dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran
kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit
yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup
memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur
atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK
sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan
diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi
terus menerus.
d. Bila belum sembuh
betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon.
Ikan direndam pada
larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pemberantasan parasit di
kolam, bahan
tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan
ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur.
Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan
bahan-bahan kimia.
Caranya:
(1) siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih
dicampurkan 1-2 gram
(NaCl), diaduk sampai rata.
(2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena
obat
ini berbahaya, lamanya perendaman cukup
5-10 menit saja. (3) Setelah itu
segera ikan dipindahkan ke wadah yang
berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4)
pengobatan ulang dapat dilakukan
3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
Hama
Bagi benih gurame musuh
yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan
beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya
adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung
pemangsa.
J.
Panen
Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih
berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air
sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah
jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga
dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang
terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil
pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen.
Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur
2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan
untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7
kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat
1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi
sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang
dapat menyebabkan ikan terluka.
Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke
petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam
keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang
tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus
diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1
hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya
pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
K.
Pasca Panen
1)
Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal
harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang
perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20
derajat C.
b. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu
padat.
2)
Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan
produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang
perlu diperhatikan untuk
mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut harus
bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam
perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik.
Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass.
Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
3)
Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es
curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1.
Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas
lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya.
Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan
penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pananganan pascapanen benih adalah sebagai
berikut:
1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas
dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah
itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang dipakai media pengangkutan harus
bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan
organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah
diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok
dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan
ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas
sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam
pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4) Berdasarkan
lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak
dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut
berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air
bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar
5000 ekor benih ukuran
3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh
yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam,
menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara
pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong
plastik:
(1) masukkan air bersih
ke dalam kantong
plastik kemudian benih.
(2) hilangkan udara
dengan menekan kantong
plastik ke permukaan air.
(3) alirkan oksigen dari
tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan Rongga (air:oksigen=1:2).
(4) kantong plastik lalu
diikat.
(5) kantong plastic dimasukkan
ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan.
Dos yang berukuran panjang
0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2
buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di
tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul
tertasiklin dalam
10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari
kolam setempat
sedikit
demi sedikit agar perubahan
suhu air dalam kantong plastic terjadi perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin
selama 1-2 menit.
4) Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi pakan
secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25
ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain
seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5
menit.
5) Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
L.
Analisis Ekomomi Budaya
Analisis
Usaha Budidaya
Perkiraan analisis
budidaya ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di
daerah Jawa Barat pada
tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1)
Biaya produksi
a. Sewa lahan 6 empang @ Rp. 80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
b. Benih per empang 4000 ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
c. Pakan
- Postal per empang 7 karung @ Rp 10.000,-
Rp. 420.000,-
- Rambo per empang 5 karung @ Rp 2.500,- Rp.
75.000,-
d. Obat
- Super tetra per empang 2 tablet @ Rp
1.000,- Rp 12.000,-
e. Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
f. Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2)
Penerimaan per empang 4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3)
Keuntungan Rp. 4.510.300,-
4)
Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio = 1,89
Gambaran
Peluang Agribisnis
Budidaya ikan gurame, mempunyai nilai ekonomis
yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini
pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi
dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan.
Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan
banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari,
membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan
keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran
sangat bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut. Ikan gurame dengan berat
1,5 kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada
saat itu.
Bab 3
Penutup
A.
Kesimpulan
Ikan gurame murapakan favorit para pembudidaya
ikan . Saat ini budidaya ikan gurame semakin mudah dengan adanya teknologi budidaya yang
baru sehingga prosesnya tidak terlalu rumit meskipun pertumbuhan ikan gurame
sedikit lambat dibandingkan ikan air
tawar jenis lainnya, namun tetap memberikan keuntungan yang tinggi dengan harga
jual yang terus naik.
Budidaya ikan gurame,
mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Disamping
rasanya yang lezat dan empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi
tradisi dalam setiap kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama
hidangan. Disamping rasanya itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak
memakan banyak biaya, sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari,
membudidayakan ikan ini, karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat
menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari harga bibit.
B.
Saran
Saya ambil dari Trubus. Konon ini berasal dari petani gurami
desa Kemranjen, Purwokerto. Kalau dirasakan produksi telur gurami menurun
sampai 50%, bahkan yang seharusnya 1500-2000 ekor per sarang (saya mengalami 75
butir persarang), maka pertanda ikan gurami anda perlu makanan ceplok telor
bebek. Pertama, dedak dicampur dengan telur bebek sebanyak 2 butir per sarang.
Tapi jangan lupa, dedak sekalipun dicampur putih telor bebek plus kuning telor
bebek tidak akan menjadi sekeras adonan semen tembok kraton Yogyakarta, yang
konon waktu pembuatannya pakai telor (atau malahan para tukang-bangunannya
harus punya dua telor). Uups!Untuk itu, menurut saya sebaiknya dedak diseduh
dengan air mendidih supaya mengental, baru setelah dingin di campur dengan 2
telor bebek.
Lalu, anda cari karung plastik bekas penjual sayur
membungkus cabe, jadi yang ada bolong-bolongnya. Bentangkan karung plastik di
tengah kolam dengan cara menarik ke empat sisinya dengan 4 buah tonggak bambu.
Jadi ketika anda meletakkan adonan tadi, sang ikan akan menyedot ramuannya dari
bawah karung plastik. Sedroot, sedroot. Bau amis telur bebek tadi memang
merangsang berahi gurami.
DAFTAR
PUSTAKA
1) RUSDI, Taufiq. Usaha budidaya Ikan Gurame. Jakarta
: CV. simplek, 1987
2) SITANGGANG, M. Budidaya Gurame. Jakarta
: Penerbit Swadaya, 1999
3) ____________. Kumpulan
Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997