KARYA TULIS PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP BAHASA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang telah diakui oleh pemerintah
sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki aturan-aturan dalam
penggunaan dan pengucapannya sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD).
Bahasa Indonesia lahir
pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air satu,Tanah Air
Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa
Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus
1945, pada saat itu UUD 1945 disahkan sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945
disebutkan bahwa ”Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia.” (pasal 36)
Sebagai
bangsa Indonesia yang menghargai budayanya, maka kita memang sudah seharusnya
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan kita. Tentunya bahasa
Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.
Namun
seiring dengan berkembangnya zaman, banyak terjadi pergeseran pengucapan serta
penulisan terhadap bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Hal itu terutama
terjadi dikalangan anak remaja yang saat ini semakin kesulitan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti misalnya adanya penyingkatan kata,
penambahan huruf terhadap kata yang sudah baku, pengurangan huruf, serta
penggunaan angka dalam penulisan kata.
Pergesaran penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia ini disebabkan oleh
munculnya bahasa baru dikalangan remaja yang membuat mereka lebih percaya diri
ketika mereka menggunakan bahasa baru yang mereka sebut sebagai bahasa gaul.
Remaja
saat ini lebih cenderung menggunakan bahasa gaul yang tentunya mengikis
kebakuan yang dimiliki bahasa Indonesia. Dengan semakin berkembangnya bahasa
gaul dikalangan remaja, bisa jadi generasi selanjutnya tidak lagi bisa mengenal
dan menggunaakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan EYD.
Bahasa
gaul tersebut merupakan suatu pertanda bahwa perkembangan bahasa Indonesia
dikalangan remaja sangatlah buruk, kerena bahasa gaul juga tidak bisa
dikatakan sebagai bahasa yang baku dan tidak sesuai dengan EYD.
Jika hal
ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi generasi muda dimasa
mendatang. Generasi muda nanti akan menjadi generasi yang tidak bisa berbicara
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal inilah yang melatarbelakangi saya
untuk membuat karya tulis ilmiah tentang pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa
Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
Dalam latar belakang
dikemukakan bahwa suatu keadaan dianggap sebagai suatu indikator dari
persoalan. Persoalan pokok yang akan diteliti yaitu mengenai Faktor apa saja
yang membuat remaja menyukai bahasa gaul dan apakah pengaruh bahsa gaul
terhadap bahasa Indonesia dikemudian hari.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang
mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja?
2. Bagaimana cara remaja
mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Bagaimana pengaruh
bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja?
1.3 Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas,
penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja.
2. Untuk mengetahui cara
remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Untuk mengetahui
pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian,
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengetahui apa dan bagaimana bahasa
gaul tersebut. Dari penelitian ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai
yaitu :
1. Dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di
kalangan remaja.
2. Dapat mengetahui cara
remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Dapat mengetahui
pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di kalangan remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan
sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun,
lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem
lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya,
bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang
bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang
bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa
dimakan orang sebagai makanan pokok’.
2.2 Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa
adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di
antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan
manusiawi.
1. Bahasa Bersifat
Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa
berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna
tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki
empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga
konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara
lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang
‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang
dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya
berarti dia telah melanggar konvensi itu.
2. Bahasa Bersifat
Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya,
dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan
ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai
kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat
dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
3. Bahasa Bersifat
Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa
bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja
terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
4. Bahasa Bersifat
Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau
pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis
maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda
dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di
Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
5. Bahasa Bersifat
Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal,
hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan
sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara
instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk
mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat
manusiawi.
2.3 Pengertian gaul
Kata gaul bisa diartikan sebagai Anak
Layangan, Anak Lebay, Anak Kelayapan dan lain sebagainya. Dimana anak-anak
tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’
atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya
diantara tenan-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan
atau kenarsian mereka dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian,
bertingkah laku serta berbahasa (baik lisan maupun tulisan).
Pengertian alay menurut beberapa ahli:
1. Koentjara Ningrat
"Alay adalah gejala yang dialami
pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya.
Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakain, sekaligus
meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca:
Pengguna internet sejati, kayak blogger dan kaskuser). Diharapkan Sifat ini
segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar".
2. Selo Soemaridjan
"Alay adalah perilaku remaja
Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik, hebat diantara yang lain.
Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang sopan, santun, dan
ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV (sinetron), dan musisi
dengan dandanan seperti itu."
2.4 Pengertian Bahasa gaul
Dalam ilmu bahasa, bahasa gaul termasuk
sejenis bahasa ‘diakronik’, yaitu bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam
kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang hanya dalam kurun tertentu.
Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya penting dipelajari oleh para
ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga politik. Sebab bahasa
merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkembang karena fenomenal
sosial tertentu.
Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas
Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka.
Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka
misalnya guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila
digunakan dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat
dipahami oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal
secara tertulis.
2.5 Karekteristik Bahasa
gaul
Seiring dengan semakin banyaknya
pengguna bahasa gaul pada kalangan remaja, variasi atau karakteristiknya pun
semakin beragam antara lain:
a) Pemakaian huruf besar
kecil yang berantakan dalam satu kalimat.
Contoh: “kaMu Lagi
nGapaiN?”
b) Penggunaan angka
sebagai pengganti huruf.
Contoh: “k4mu l49i
n94p4in?”
c) Penambahan atau
pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat.
Contoh: “amue agie
ngapaein?”
d) Menambahkan atau
mengganti salah satu huruf dalam kalimat.
Contoh: “xmoe agie
ngaps?”
e) Penggunaan
simbol-simbol dalam kalimat.
Contoh: “k@mu L@g!
nG@p@!n?”
2.6 Asal Mula Penggunaan
Bahasa gaul
Dengan semakin
berkembangnya usia seseorang maka rasa ingin tahu akan suatu hal menyebabkan
seseorang menggunakan bahasa gaul teknologi, terutama berkembangnya siklus
jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada
tahun 2008, muncul suatu bahasa baru di kalangan remaja, yang disebut bahasa
gaul. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian.
Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia di kalangan
remaja. Mereka lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul yang dapat
digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang
kaku dan baku.
Namun jika diteliti
lebih lanjut, penggunaan bahasa gaul ini sudah ada jauh sebelum bahasa gaul
berkembang di facebook dan twitter, yaitu ditandai
dengan maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS
(Short Message Sevice). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa
gaul. Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut
kemudian disebut dengan bahasa gaul. Misalnya dalam bentuk sms biasa, “km lg
ngapa?” yang dimaksud adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk SMS gaul
menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan
pesan yang singkat, padat dan dapat menekan biaya.
2.7 Perkembangan Bahasa gaul
Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa bahasa gaul sudah mulai berkembang pesat seiring
berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan
tertentu, sekarang bahasa gaul sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan,
tidak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan,
sekarang bahasa gaul sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan.
Bagi mereka yang sudah
terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka berbahasa gaul, hal tersebut merupakn
kesenangan dan kebanggaan tersendiri. Mereka menginginkan untuk menjadi yang
paling “keren” dari teman-temannya. Mereka menganggap bahwa bahasa gaul merupakan
bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan
dan untuk mendapatkan pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang
lain yang tidak terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa gaul, hal ini justru
sangat “norak” dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa gaul
karena mereka terganggu dan menganggap bahasa gaul adalah bahasa yang sangat
sulit untuk dipahami serta tidak mudah dimengerti.
Bab III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA N 3
PALU yang berjumlah 1206 orang
3.1.2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari keseluruhan objek penelitian. Adapun jumlah sampel
yang diambil 35 orang yaitu siswa yang berada di kelas XI IPA 1.
3.2. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis maka penulis menggunakan
beberapa tehnik pengumpulan data yang dianggap mampu dalam memperoleh data yang
teliti.
3.2.1. Penelitian
Kepustakaan
Media massa seperti
internet adalah suatu yang penting dalam menemukan landasa teori yang sifatnya
menunjang penulisan karya ilmiah ini.
3.2.2. Penelitian
lapangan
pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti dilakukan dengan mengamati secara
langsung lokasi penelitian dengan beberapa tehnik pengambilan data :
3.2.2.1. Tehnik
Observasi
Observasi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memperoleh gambaran awal
terhadap perkembangan bahasa gaul dikalangan remaja
3.2.2.2. Tehnik angket
(Quisioner) untuk memperoleh data primer
Penggunaan tehnik ini ialah suatu metode untuk mengumpulkan data dengan
menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden untuk
memperoleh hasil yang teliti.
3.3. Tehnik Analisa Data
Dari data primer yang sudah diperoleh atau yang berhasil dikumpulkan melalui
beberapa metode seperti di atas untuk selanjutnya di analisa secara deskriptif
kualitatif dengan perhitungan berdasarkan persetase dengan rumus sebagai
berikut :
P =
Keterangan
: P = Proporsi
F = Jumlah jawaban dari setiap alternative jawaban
N = Jumlah sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. HASIL PENELITIAN
Berbicara tentang perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja tentunya memiliki
dampak positif dan juga negatif bagi perkembangan bahasa Indonesia. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai faktor remaja sering menggunakan bahasa gaul
serta apa pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia, di bawah ini secara
berturut-turut akan dikemukakan. Dan secara jelas dapat dilihat pada tabel
berikut berdasarkan rumus yang digunakan untuk menganalisa data yaitu :
P =
Ket
: P = Proporsi
F = jumlah jawaban
dari setiap alternatif jawaban
N = jumlah
sampel
Jumlah angket yang dibagi berjumlah 36 lembar yang diberikan kepada 36 siswa
yang berada di kelas XI IPA 1. Dalam masing-masing angket berisi 8 pertanyaan
yang dijawab oleh responden.
Pembahasan hasil penelitian berikut ini dipaparkaan tentang :
1. Tanggapan siswa tentang apakah siswa
mengenal bahasa gaul. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TANGGAPAN SISWA TENTANG APAKAH MENGENAL
BAHASA GAUL
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Ya
|
36
|
100 %
|
B
|
Tidak
|
-
|
-
|
Jumlah
|
36
|
100 %
|
Berdasarkan jawaban responden di atas
menunjukkan bahwa mereka yang berjumlah 36 orang (100%) menjawab mengenal
bahasa Gaul. hal ini membuktikan bahwa bahasa gaul sudah sangat dikenal
dikalangan remaja.
Dapat dilihat pada tabel di bawah ini
kata-kata yang sering digunakan oleh responden
Kamus Bahasa gaul yang diperoleh dari
jawaban responden
Bahasa Indonesia
|
Bahasa gaul
|
betulkah
|
Ciyus
|
Ingin tahu
|
Kepo
|
Masalah buat kamu
|
Masbulo
|
banget
|
Beuth
|
Semangat kakak
|
Semangka
|
Kampungan
|
Kamseupay
|
Semangat ya
|
Cemungut ea
|
Sombong
sekali
|
Somse
|
Lucu
|
Luctuna
|
Orang yang ketinggalan
zaman
|
Kudet
|
berlebihan
|
Lebay
|
Tempat
|
T4
|
Sarapan
|
C8
|
Makan siang
|
Makan Tiiangg
|
2. Tanggapan responden tentang sejak
kapan mereka mengenal bahasa gaul. dapat dilihat pada tabel berikut.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG SEJAK KAPAN
MEREKA MENGENAL BAHASA GAUL
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
SD
|
13
|
36,1%
|
B
|
SMP
|
12
|
33,4%
|
C
|
SMA
|
-
|
-
|
D
|
Menggunakan HP
|
3
|
8,3%
|
E
|
Mengenal jejaring sosial
|
8
|
22,2%
|
Jumlah
|
36
|
100%
|
Dari tabel jawaban responden di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka sudah lama mengenal bahasa gaul.
sebanyak 13 oarang (36,1 %) menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul sejak
duduk di bangku Sekolah Dasar, sebanyak 12 orang (33,4%) menjawab bahwa mereka
mengenal bahasa gaul sejak SMP, sebanyak 3 orang (8,3%) menjawab bahwa mereka
mengenal bahasa gaul sejak mereka menggunakan HP, sebanyak 8 orang (22,2%)
menjawab bahwa mereka mengenal bahasa gaul ketita mereka mengenal jejaring
sosial.
3. Tanggapan responden tentang apakah
mereka menggunakan bahasa gaul, dapat kita lihat pada tabel berikut.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG APAKAH
MEREKA MENGGUNAKAN
BAHASA GAUL
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Ya
|
29
|
80,6%
|
B
|
Tidak
|
7
|
19,4%
|
Jumlah
|
36
|
100%
|
Berdasarkan pengolahan data atas jawaban responden dapat diperoleh bahwa
sebagian besar responden menggunakan bahasa gaul. sebanyak 29 orang (80,6%)
menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul, sebanyak 7 orang (19,4%)
menjawab bahwa mereka tidak menggunakan bahasa gaul tersebut.
4. Tanggapan responden tentang kapan
saja mereka menggunakan bahasa gaul dapat dilihat pada tabel berikut.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG KAPAN SAJA
MEREKA MENGGUNAKAN BAHASA GAUL
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Setiap hari
|
3
|
8,3%
|
B
|
Kadang-kadang
|
26
|
72,3%
|
C
|
Tidak pernah
|
7
|
19,4%
|
jumlah
|
36
|
100%
|
Berdasarkan tanggapan responden dapat menunjukkan ada 3 orang (8,3%) menjawab
bahwa mereka setiap hari menggunakan bahasa gaul, sebanyak 26 orang (72,3%) menjawab
bahwa mereka kadang-kadang menggunakan bahasa gaul, sebanyak 7 orang(19,4%)
menjawab bahwa mereka tidak pernah menggunakan bahasa gaul. Hal ini menunjukkan
bahwa hanya sebagian kecil saja responden yang menggunakan bahasa gaul setiap
hari.
5. Tanggapan responden tentang
Faktor-faktor yang menyebabkan bahasa gaul sering digunakan dapat kita lihat
pada tabel berikut.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN BAHASA GAUL SERING DIGUNAKAN
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Karena unik
|
6
|
16,7%
|
B
|
Karena menyukai
|
16
|
44,4%
|
C
|
Karena takut disebut ketiggalan zaman
|
14
|
38,9%
|
Jumlah
|
36
|
100%
|
Berdasarkan hasil pengolahan data dari jawaan responden di atas menunjukkan
bahwa 6 orang (16,7%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul karena
bahasa gaul itu unik, sebanyak 16 orang (44,4%) menjawab bahwa mereka
menggunakan bahasa gaul karena mereka benar-benar menyukai bahasa gaul,
sebanyak 14 orang(38,9%) menjawab bahwa mereka menggunakan bahasa gaul
karena mereka takut disebut ketinggalan zaman.
6. Tanggapan responden tentang dalam
bentuk apa saja mereka mengekspresikan bahasa gaul, dapat dilihat pada tabel
berikut.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG DALAM BENTUK
APA SAJABAHASA GAUL ITU DIEKSPRESIKAN
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Lisan
|
33
|
91,7%
|
B
|
Tulisan
|
3
|
8,3%
|
Jumlah
|
36
|
100%
|
Berdasarkan hasil pengolahan data dari jawaban responden di atas
menunjukkan bahwa ada 33 orang (91,7%) mengekspresikan bahasa gaul secara
lisan dalam percakapan dengan orang lain, ada 3 orang (8,3%) menjawab bahwa
mereka mengekspresikan bahasa gaul melalui tulisan. Dari data di atas dapat
dilihat bahwa sebagian besar mengekspresikan bahasa gaul melalui percakapan
dengan orang lain.
7. Tanggapan responden tentang bahasa
yang lebih sering digunakan oleh responden.
TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG BAHASA YANG
LEBIH SERING MEREKA GUNAKAN
Jawaban
|
Frekuensi
|
Persentase
|
|
A
|
Bahasa Gaul
|
5
|
13,9%
|
B
|
Bahasa Indonesia
|
31
|
86,1%
|
Jumlah
|
36
|
100%
|
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, ada 5 orang(13,9%) menjawab
bahwa mereka lebih sering menggunakan bahasa gaul dari pada bahasa Indonesia,
ada 31 orang (86%) menjawab bahwa mereka lebih sering menggunakan bahasa
Indonesia dari pada bahasa gaul.
8. Tentang pendapat responden
mengenai dampak perkembangan bahasa gaul terhadap bahasa
Indonesia :
· Griselda Kristin
“ menurut saya dampak perkembangan
bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dapat menyebabkan kita
para generasi-generasi muda karena sering menggunakan bahasa gaul membuat
bahasa Indonesia terlupakan”
· Tiara
“dampak yang terjadi pengguanaan bahasa
gaul yang sering diungkapkan dan digunakan akan menyebabkan bahasa Indonesia
bergeser dan terlupakan khuusnya dikalangan remaja “
· I Gusti Made Sandiana
“dampaknya generasi muda kurang
menghargai bahasa-bahasa baku Indonesia dan berdampak pada lunturnya rasa cinta
generasi muda akan bahasa dan moral bangsa Indonesia”
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI KALANGAN REMAJA
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
apa saja yang menyebabkan remaja suka menggunakan bahasa gaul, bagaimana cara
remaja mengekspresikan bahasa gaul, serta apa dampak yang dapat ditimbulkan
jika bahasa gaul digunakan setiap saat oleh kaum remaja.
5.2. Faktor Remaja
Menggunakan Bahasa gaul
Seiring perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, secara tidak langsung membawa perubahan
pada bahasa Indonesia. Perubahan tersebut tampak pada kalangan Anak Baru Gede
(ABG) atau remaja saat mengirim SMS (Short Message Service),
berkomunikasi dalam dunia maya dengan facebook ataupun twitter.
Fenomena tersebut ditandai dengan penulisan dengan banyak penyingkatan, huruf
besar dan kecil, huruf dan angka ataupun dengan istilah istilah gaul. Namun
anak muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul karena menganggap bahasa
gaul yang mereka gunakan itu unik serta ada juga yang mengganggap bahwa jika
tidak menggunakan bahasa tersebut maka mereka akan dianggap ketinggalan zaman.
Hampir semua remaja
menggunakan bahasa gaul. kebanyakan siswa mengenal bahasa gaul dari
lingkungan pertemanannya, terlebih ketika mereka duduk di bangku SMP. Pada masa
tersebut rasa ingin tahu dan ingin coba-coba mereka sangat tinggi. Pengenalan
bahasa gaul juga dapat terjadi pada kalangan siswa mellalui jejaring social, di
mana saat ini siswa sangat dekat dengan dunia maya.
Perkembangan bahasa
gaul yang semakin fenomenal dan meluas menunjukkan bahwa bahasa gaul semakin
banyak digandrungi kaum remaja bahkan sejak mereka duduk di bangku SMP dan
sejak mengenal teknologi komunikasi yaitu handphone.
Merebaknya penggunaan
bahasa gaul dikalangan remaja, menarik perhatian penulis untuk mengungkapkan
faktor yang menyebabkan para remaja menggunakan bahasa gaul. Dari analisis
media massa, penulis mendapatkan beberapa faktor yang membuat remaja
menggunakan bahasa gaul.
1. karena unik
Kehidupan remaja
sangat dekat dengan sesuatu yang dianggap unik. Itulah yang menyebabkan
kalangan remaja suka menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul dari waktu ke waktu
telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, hal ini desebabkan
banyaknya pengguna dari bahasa itu sendiri. Hal ini menyebabkan variasi dalam
bahasa gaul semakin banyak dan beragam.
Faktor ini membuat
remaja semakin aktif mengeluarkan apresiasi mereka dalam membuat kosa kata
bahasa gaul yang baru
2. Tidak Ingin dibilang
ketinggalan Zaman
Remaja yang masih
labil dan gemar meniru, sangatlah mudah tertular dan memilih menggunakan bahasa
gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi ada
anggapan bahwa bahasa ini adalah bahasa gaul, sehingga orang yang tidak
menggunakannya akan dianggap ketinggalan zaman atau kuno begitu pula
sebaliknya.
Karena anggapan inilah
remaja mengguankan bahasa tulis denagn ciri khas tersendiri. Mereka tidak ingin
terlihat cupu (culun punya) diantara teman-temannya. Hal ini
dibenarkan oleh narasumber yang mengatakan bahwa:
3. Karena menyukai
Karena bahasa
Indonesia yang kaku dan baku serta mempunyai banyak aturan, hal ini yang
menyebabkan mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul yang tidak membosankan
dan bahasa gaul bukan merupakan bahasa yang kaku dan baku, sehingga mereka
dapat dengan mudah dalam menggunakannya. Karena alasan ini remaja-remaja
sekarang semakin erat dengan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia.
5.3 Cara Remaja Mengekspresikan Penggunaan Bahasa gaul
Semakin merebaknya penggunaan bahasa
gaul dan semakin banyaknya kosakata bahasa gaul membuat remaja menjadi semakin
tertarik untuk selalu menggunakan bahasa gaul. Dari analisis media massa,
penulis menemukan beberapa cara yang dilakukan remaja dalam mengekspresiakan
penggunaan bahasa gaul.
1. Berbicara dengan Orang
Lain
Saat berbicara dengan orang lain
haruslah menggunakan bahasa yang jelas, baik dan benar agar mudah dipahami oleh
lawan bicara. Namun sekarang, banyak remaja yang tidak memperhatikan aturan
tersebut. Mereka sekarang lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul ketika
sedang berbicara dengan orang lain, baik dengan sesama pengguna bahasa gaul
bahkan bukan dengan pengguna bahasa gaul tersebut.
2. Tulisan
Jejaring sosial
seperti facebook dan twitter sekarang ini
sedang marak di kalangan remaja. Dimana para penggunanya dapat berkomunikasi
dengan pengguna lain di luar daerahnya. Dan mereka dapat update status,
upload fota dan lain sebaganya. Remaja biasanya menggunakan jejaring
sosial ini untuk update status dan upload foto.
Remaja gaul biasanya
menuliskan statusnya dengan menggunakan bahasa gaul yang mempunyai ciri khas
tersendiri. Seperti biasa mereka akan menggunakan variasi antara huruf dan
angka, huruf besar dan kecil ataupun menggunakan symbol-simbol tertentu. Hal
ini dibenarkan oleh narasumber
Selain itu, sms juga
merupakan sarana remaja dalam mengekspresikan bahasa gaul mereka. Mereka sering
mengirimkan sms dengan berbagai singkatan yang membuat pengurangan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5.4 Pengaruh Bahasa gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang baik berarti maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan
ragamnya sudah sesuai dengan siuasi saat bahasa itu digunakan.
Bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang memiliki ragam formal dan taat
pada kaidah bahasa baku.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami
dan sesuai dengan situasi pemakainannya serta tidak menyimpang dari kaidah
bahasa baku.
Namun saat ini banyak remaja yang tidak memakai bahasa yang baik dan benar.
Mereka lebih kepada memakai bahasa gaul yang sudah jelas dalam penulisan maupun
pengucapannya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang sangat serius terhadap bahasa
Indonesia. Bahasa gaul memberikan pengaruh bahwa kemampuan berbahasa remaja
saat ini semakin buruk dan jauh dari kata baik dan benar. Apabila
kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur
semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi baik di dunia nyata maupun dunia maya
menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
o Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang
lain dalam acara formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas.
o Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang
termaksud gaul untuk mengerti maksud yang dibicarakannya.
o Bahasa gaul dapat menyebabkan buruknya penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan remaja yang akan datang. Mereka tidak bisa menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Akan tetapi sebagian
orang mengatakan bahwa bahasa gaul dapat membawa pengaruh positif bagi remaja :
1. Dengan digunakannya
bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif. Karena remaja dapat
mengembangkan ide yang ada pada diri mereka dan mereka dapat menciptakan
inovasi bahasa yang baru.
Hal ini membuktikan bahwa bahasa gaul telah menghambat perkembangan bahasa
Indonesia di kalangan remaja. Pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa
Indonesia sangat besar. Bahasa Indonesia sekarang sudah jauh dari kata indah
karena telah dicemari oleh penggunaan bahasa gaul yang semakin banyak.
Pengaruh tersebut antara lain:
o remaja Indonesia tidak
mengenal lagi bahasa baku.
o Remaja Indonesia tidak
memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
o Remaja Indonesia
menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa
dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
o Dulu anak – anak kecil
bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil
lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan
sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan
sebutan bokap atau nyokap.
o Penulisan bahasa
indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang
baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.
Bahasa Alay secara
langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia untuk tidak mempergunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal ini terus berlangsung,
dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja
bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi
negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Faktor penyebab penggunaan bahasa gaul
di kalangan remaja antara lain:
· karena unik
· karena takut dikatakan
ketinggalan zaman
· karena menyukai bahasa
gaul
Cara remaja mengekspresikan penggunaan
bahasa gaul antara lain:
· Berbicara langsung
dengan orang lain
· tulisan-tulisan,
melalui sms, Facebook dan Twitter
Dampak penggunaan bahasa gaul antara lain:
· Dampak positif
o Dengan digunakannya
bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif
· Dampak negative
o remaja Indonesia tidak
mengenal lagi bahasa baku.
o Remaja Indonesia tidak
memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
o Remaja Indonesia
menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa
dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
o Dulu anak – anak kecil
bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil
lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan
sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan
sebutan bokap atau nyokap.
o Penulisan bahasa
indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang
baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.
Tata bahasa Indonesia
pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia khususnya
para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan
adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai kreativitas. Jika
mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak
gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut diantaranya adalah
digunakannya bahasa gaul.
Bahasa gaul secara
langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia untuk tidak mempergunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dan ini merupakan pertanda kemampuan
berbahasa generasi muda zaman sekarang buruk. Memang dalam ilmu bahasa ada
beragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasanya digunakan dalam
acara-acara yang formal. Tetapi bahasa gaul merupakan bahasa gaul yang tidak
mengindah. Keberadaan bahasa gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa
Indonesia. Banyak remaja yang sudah tidak mengindahkan bahasa Indonesia dan
banyak dari mereka yang tidak lagi mengenal bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
6.2 Saran
Adapun saran yang
dapat penulis cantumkan dalam karya tulis ini adalah sebaiknya remaja jangan
berlebihan dalam menggunakan bahasa gaul karena dapat mengganggu perkembangan
bahasa Indonesia di kalangan remaja. Dan hendaknya melakukan pemahaman yang
mendalam terhadap pengaruh bahasa gaul serta mulailah dari diri kita sendiri
untuk membudidayakan bahasa Indonesia dan meningkatkan kembali eksistensinya di
kalangan remaja.
Untuk peneliti
selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti lebih mendalam mengenai
faktor-faktor penggunaan bahasa gaul dan pengaruh bahasa gaul terhadap
eksistensi bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.”Penggunaan
Bahasa Alay”.(Online)http://ayumeilana.blogspot.com/2010/10/bahasa-alay-mengancam-penggunaan-bahasa.html. Diakses 1 September 2012.
Anonim.2012.”Bahasa
gaul Merusak Bahasa Indonesia”.(Online)http://aaknasional.wordpress.com/2012/01/28/bahasa-alay-merusak-bahasa-indonesia/. Diakses 1 September 2012.
Anonim.2012.” Bahasa
Indonesia”.(Online)
http://bigfat-evillaugh.blogspot.com/2011/10/bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-negara.html. Diakses 3 September 2012.
Anonim.20
12.”Sejarah Bahasa”.(Online) http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html
Diakses 14
September 20 12.
Anonim.20
12 .”Trend Bahasa Alay”.(Online)
http://siti-wulandari.blogspot.com/2012/07/ternd-bahasa-alay-menyimpang-dari.html. Diakses 1 September 2012.
Anonim.20
12 .”Dampak Bahasa Alay”.(Online)http://sikenarok.blogspot.com/2011/05/dampak-penggunaan-bahasa-alay.html. Diakses 5 September 2012.
Anonim.”Perkembangan
Bahasa Indonesia”.(Online)http://ovaltinesusu.wordpress.com/2012/01/15/bagaimanakah-perkembangan-bahasa-indonesia-saat-ini/. Diakses 14 September 20 12.
Anonim.”Faktor
Menyukai Bahasa Alay”.(Online)
http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2011/11/kenapa-banyak-remaja-suka-bahasa-alay.html. Diakses 6 September 2012
Anonim.20
12 .”Bahasa Alay”.(Online) http://romiranggapp.blogspot.com/2012/02/bahasa-alay-merusak-tata-bahasa.html. Diakses 5 September 2012
Anonim.20
10.”Pengertian Alay”.(Online) http://lupherblueniz.blogspot.com/2010/03/definisi-alay-menurut-para-ahli-kamus.html. Diakses 12 September 20 12