MAKALAH HUBUNGAN INTERNASIONAL INDONESIA DENGAN JERMAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Antara orang Jerman dan Indonesia
terjalin sejarah yang panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika para
pedagang Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis mendatangi
wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia Timur. Selama masa penjajahan
Belanda ribuan orang Jerman datang ke Indonesia, baik sebagai pegawai bagian
administrasi di bawah Koloni Belanda, maupun sebagai insinyur, tenaga teknis
serta tidak ketinggalan sebagai peneliti dan ilmuwan.
Industri Jerman telah ada sejak
pertengahan abad ke-19 di Indonesia. Setelah tahun 1945 para pengusaha Jerman,
tenaga ahli Jerman di bidang kerja sama pembangunan maupun bidang pendidikan
dan penelitian, serta pertukaran akademis yang intensif melanjutkan hubungan
Jerman dan Indonesia yang selama ini baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Hubungan
Apasaja yang terjalin antara Indonesia Dan Jerman?
1.2.2. Apasih
tujuan Politik Pembangunan Jerman?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 A. Hubungan bilateral antar kebudayaan
Perubahan situasi politik yang
terjadi sejak tahun 1998, telah membawa Indonesia pada suatu perkembangan
kebudayaan yang dinamis. Dalam hal mana Goethe-Institut Jakarta
(yang memiliki cabang di kota pelajar Bandung) mempunyai peranan penting.
Goethe Institut mengorganisir berbagai kegiatan dalam hampir segala bidang
kebudayaan, apakah itu musik, film, pameran, tari ataupun teater. Proyek-proyek
tersebut tidak terbatas hanya sebagai perantara kebudayaan Jerman, tetapi
dengan ikut sertanya seniman dan seniwati Indonesia pada lokakarya dan
semacamnya, terjalinlah suatu dialog yang hidup antar dua kebudayaan. Dalam
lingkup yang lebih kecil Kedutaan Besar Jerman juga menyelenggarakan berbagai
konser dan pameran.
Beberapa perkumpulan
kebudayaan Jerman-Indonesia juga menyelenggarakan pameran dan proyek
lainnya di Jerman dan di Indonesia. Cukup banyak seniman dan seniwati
Jerman, yang terinspirasi oleh pesona Indonesia dan kemudian dituangkan dalam
karya mereka. Mereka juga memiliki sanggar dan bengkel seni di sini. Mengikuti
tradisi pelukis dan pemusik Walter Spies (1895 – 1942) banyak di antara para
seniman Jerman yang menetap di Bali.
Satu unsur penting hubungan
kebudaayan selanjutnya adalah kerja sama di bidang
perguruan tinggi. Sejak tahun
1945 kira-kira 20.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi mereka di
Jerman. Antara banyak universitas Jerman dan Indonesia telah terjalin suatu
kerja sama yang erat dalam bidang penelitian dan pengajaran. Pemerintah
Republik Federal Jerman sangat berkeinginan, agar mahasiswa yang berkualifikasi
dapat melanjutkan studi mereka di Jerman. Meskipun mendapat persaingan ketat
dari universitas di kawasan Anglo-Saxon (negara berbahasa Inggris), sejak
beberapa waktu yang lalu di Indonesia telah berhasil dicapai suatu perkembangan
yang patut diperhatikan. Berkat usaha DAAD dan Kedutaan Besar Jerman jumlah
orang Indonesia yang melanjutkan studi mereka di perguruan tinggi Jerman yang
berjumlah 2.000 orang.
2.2 B. Hubungan
ekonomi bilateral
Hubungan ekonomi antara Indonesia
dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki
hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara
lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan,
dokter, misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di
Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad ke 19
(Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik Federal Jerman terintegrasi
secara internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian besar negara
lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional. Pada saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga
omset mereka melalui perdagangan dengan luar negeri – tendensinya naik. Masa
depan lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar
negeri yang dinamis. Oleh karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan
persyaratan yang mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.
Demi tujuan
tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman
EKONID berusaha menjadi kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para
pelaku bisnis dari Jerman. Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden
Kantor Federal Ekonomi Luar Negeri (bfai) yang juga berkedudukan di Jakarta,
seperti halnya Lembaga Kredit untuk Pembangunan Kembali (Kreditanstalt für
Wiederaufbau – KfW).
2.3 C. Tujuan
politik pembangunan Jerman
Tujuan politik pembangunan Jerman
adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan masyarakat, terutama masyarakat
miskin, di negara-negara mitra kami.
Politik tersebut mengikuti
cita-cita pembangunan global yang berkesinambungan, yang dimana generasi
sekarang memiliki kemungkinan untuk berkembang, tanpa membatasi kesempatan
generasi mendatang.
Pembangunan global yang berkesinambungan mensyaratkan
tiga hal penting yang harus terpenuhi:
· Pertumbuhan ekonomi yang
produktif
· Keadilan sosial dan
· Ekologi yang berkesinambungan
Kerjasama pembangunan membantu penerapan ketiga tujuan
ini di negara-negara mitra dengan pemberantasan kemiskinan, peningkatan
pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan sektor privat dan perlindungan dasar
kehidupan alam.
Tujuan pembangunan global yang berkesinambungan hanya
akan tercapai, apabila reformasi dan penyesuaian struktur di negara-negara
industri yang diperlukan terjadi di setiap level. Oleh karenanya usaha kami
dalam (membentuk) kerjasama dengan mitra-mitra kami harus didukung oleh para
politisi di dalam negeri. Ini merupakan hal yang terpenting yaitu mengenai
kepercayaan dan juga pandangan masa depan politik pembangunan. Selain itu,
reformasi dalam negeri di negara-negara industri memberikan ruang gerak
finansial bagi kelanjutan bantuan luar negeri dalam jangka panjang.
Politik pembangunan merupakan
tugas bersama yang memerlukan/mensyaratkan tujuan bersama. Politik tersebut
membentuk kerangka bagi kerjasama dengan negara-negara mitra. Tujuan global
tersebut ditetapkan dalam konferensi-konferensi internasional. Masyarakat
internasional telah memformulasikan tujuan bersama mereka dalam puncak milenium
di New York, dalam konferensi PBB di Monterrey tentang pembiayaan pembangunan dan
dalam konferensi berkesinambungan di Johannesburg.
Republik Federal Jerman telah
berkomitmen untuk andil secara aktiv dalam mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut. Program Aksi
2015 lintas instansi merupakan instrumen sentral Pemerintah Jerman dalam
rangka memenuhi tugas-tugas tersebut. Program aksi
tersebut berorientasi kepada tiga Tujuan utama yaitu memerangi
kemiskinan, mengamankan perdamaian, pelaksanaan globalisasi dengan adil.
Penanggungjawab adalah Kementrian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Indonesia menjadi mitra penting
bagi Jerman dalam kerjasama pengembangan politik. Jerman dengan kontribusinya
sebesar 3 milyar euro merupakan mitra bilateral kedua terbesar setelah Jepang.
Termasuk dalam jumlah ini adalah kontribusi bagi pengembangan gereja,
yayasan-yayasan politik dan LSM (Organisasi Non-Pemerintah) lainnya.Melalui
instrumen multilateral seperti PBB, Bank Dunia, ADB (Bank Pembangunan Asia) dan
Dana Pembangunan Uni Eropa, Jerman juga membantu program-program pembangunan di
Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
Kerjasama antara Indonesia dengan
Jerman telah terbentuk sejak tahun limapuluhan. Aktivitas pendamping proses
reformasi Indonesia terkonsentrasi dengan sangat baik sejak beberapa tahun ini
di Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta serta NTB dan NTT dengan tingkat
pembangunan yang lemah di Timur Indonesia.
Kerjasama Pembangunan dengan
Indonesia terkonsentrasi pada tiga bidang utama berikut yang isinya telah
ditetapkan dan disusun bersama-sama dengan mitra Indonesia. Naskah strategi
utama (SSP) untuk setiap bidang yang telah disusun bersama membentuk kerangka
konsep kerjasama:
· Bidang
kesehatan termasuk keluarga berencana dan pencegahan HIV/AIDS – titik pusat
kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman terletak pada perbaikan akses pelayanan
kesehatan yang memadai termasuk dari segi pembiayaan bagi penduduk miskin;
· Bidang
reformasi perekonomian – kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman
terkonsentrasi pada dukungan perekonomian regional di wilayah-wilayah dengan
struktur yang lemah dengan tujuan mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja, penggunaan sumber alam yang berkesinambungan serta mendukung instrumen
pembiayaan yang efektif;SSP bidang reformasi perekonomian.
· Bidang
transportasi – peningkatan mobilitas bagi penduduk berpendapatan rendah menjadi titik
pusat kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman, dimana kegiatannya dikonsentrasikan
pada angkutan penumpang kapal laut dan angkutan penumpang jarak dekat.;SSP
bidang transportasi
Dalam tema (pokok)
desentralisasi, kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman mendampingi proses
desentralisasi yang luas di Indonesia, dimana pada tahun 2001 terjadi
pelimpahan tanggung jawab atas perencanaan pembangunan, anggaran dan personil
sekaligus dari pusat ke daerah. Untuk tema pokok ini juga telah disusun naskah
strategi.
Yayasan-yayasan politik Jerman
yang aktif di Indonesia (Yayasan Friedrich Ebert, Yayasan Friedrich Naumann,
Yayasan Konrad Adenauer, Yayasan Hanns Seidel) serta PT. Pendidikan Kelanjutan dan
Pengembangan Internasional non profit (InWEnt) dan Pusat Migrasi Internasional
(CIM) juga memberikan kontribusi yang penting, terutama dalam tema-tema
tersebut.
Saat ini terdapat sekitar 32 proyek kerjasama teknik
(TZ) dan keuangan (FZ), dimana 36 tenaga ahli dipekerjakan untuk jangka waktu
lama dan sekitar 160 tenaga ahli untuk jangka waktu pendek setiap tahunnya.
Selain itu terdapat 24 tenaga ahli yang terintegrasi dan diperoleh dari Pusat
Migrasi Internasional (CIM). Dengan sekitar 20 penugasan setiap tahun, SES
membantu kualifikasi tenaga ahli dan pemimpin perusahaan kecil dan menengah di
Indonesia.
Kerjasama personil dilaksanakan
oleh PT. InWEnt non profit, Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan
Internasional – yang lahir dari peleburan Carl Duisberg Gesellschaft (CDG) dan
Yayasan Jerman bagi Pembangunan Internasional (DSE) – dengan mengutamakan
program yang berorientasi ke praktek. Penawaran program yang berguna untuk
meningkatkan kualifikasi bekerja ini diikuti oleh sekitar 700 peserta dari
Indonesia setiap tahunnya.
Setiap tahun disediakan dana
kepada Kedutaan Jerman Jakarta untuk pelaksanaan proyek-proyek berskala mikro
di Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk terutama memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat miskin dan sangat miskin. Proyek yang dapat dibantu adalah proyek
yang dilaksanakan oleh pihak Indonesia (LSM, gereja, komunitas desa) dengan
jumlah bantuan hingga 8.000 Euro.
BAB III
PENUTUP
Dri pembahasan tersebut Kita dapat
Lihat BAhwa Indinesia Memiliki Hubungan Yng cukup BAik Dengan Jerman.
Dari segi kebudayaan Jerman-Indonesia juga saling
membagi pengeahuan mengenai kebudayaannya masing-masing dengan cara
menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya di Jerman dan di Indonesia. Cukup
banyak seniman dan seniwati Jerman, yang terinspirasi oleh pesona
Indonesia dan kemudian dituangkan dalam karya mereka.
Dan ekonomi antara Indonesia dan
Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki
hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara
lainnya di Asia Timur atau Tenggara mungkin Jerman Lebih Akrab dengan
Indonesia.
Indonesia juga menjadi mitra
penting bagi Jerman dalam kerjasama pengembangan politik
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/18047125/MAKALAH-PKN
http://intanghina.wordpress.com/2008/06/03/hubungan-bilateral-indonesia-dan-jerman/