MAKALAH KRITIK KARYA SENI RUPA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyelenggaraan
pameran seni rupa di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para
siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Pameran seni
rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa di
sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen, karena menampilkan jenis karya
seni rupa yang beragam. Pameran berdasarkan jumlah seniman yang tampil dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pameran perorangan atau pameran tunggal dan
pameran kelompok
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud Kritik
Karya Seni Rupa?
2.
Apakah Tujuan dan
Fungsi dari Kritik Karya Seni Rupa?
3.
Bagaimana tahapan
penulisan Kritik Karya Seni Rupa?
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin
dicapai dalam makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian
Kritik Karya Seni Rupa
2.
Mengetahuan Tujuan
dan Fungsi dari Kritik Karya Seni Rupa
3.
Mengetahui cara atau
tahapan penulisan Kritik Karya Seni Rupa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kritik Karya Seni Rupa
Kritik Karya
Seni Rupa adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya seni rupa dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu
memperbaiki karya tersebut. Kritik berasal berasal dari kata Yunani “Krinein”
yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik ada obyek yang
dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus.
Apresiasi
karya seni rupa adalah memahami sepenuhnya seluk beluk karya seni rupa menjadi
sensitif (peka) terhadap segi-segi etikanya. Apresiasi juga dapat diartikan
sebagai pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya. Untuk melakukan
apreasi seni, ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang apresiator atau
kritikus yaitu: pengetahuan tentang seni
rupa, Kegemaran terhadap karya seni rupa, kepekaan estetik, dan sikap
penghargaan terhadap karya seni rupa.
B. Pendekatan Kritik dalam Melakukan Apresiasi Seni Rupa
Dalam melakukan apresiasi seni rupa, ada beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya pendekatan kritik seni. Maksudnya
melakukan apresiasi dengan cara kritis, dalam melakukan kritisi terhadap karya
seni, ada empat jenis kritik seni yaitu: Kritik Jurnalistik, Pedagogik, Ilmian
dan Populer.
1. Jenis Kritik Seni
a) Kritik Jurnalistik, merupakan upaya mengulas suatu
karya seni biasanya ketika ada pameran.
b) Kiritik Pedagogik, biasanya kritik ini dilakukan oleh
guru seni terhadap siswanya dengan tujuan meningkatkan kematangan teknik dan
estetik siswa.
c) Kritik Ilmiah atau akademis, jenis kritik ini
menampilkan analisis yang mendalam dengan data-data lengkap dan hasil evaluasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
d) Kritik Populer, jenis kritik seni rupa ini dapat
dilakukan oleh setiap orang yang tertarik dalam bidang seni.
2. Gaya Kritik Seni
a) Kontekstual, melakukan kritik secara konstektual
berarti tidak hanya menggunakan kriteria estetik, juga dipertimbangkan
nor-norma yang berlaku di masyarakat yang berhubungan dengan moral, pesikologi,
sosiologi dan religi.
b) Intrinsik, gaya kritik ini dapat dikatakan murni untuk
kepentingan estetik, karena yang diulas terfokus kepada nilai estetikanya tanpa
dibebani dengan hal lain.
c) Komparatif, kritik dilakukan dengan membandingkan
karya seorang seniman dengan seniman lain, karya seniman dengan daerah asalnya,
dengan teman sejawatnya atau dengan karya seni suatu kelompok masyarakat.
C. Fungsi Kritik Karya Seni Rupa
Fungsi dari keritik seni yang pertama dan utama ialah
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa,
antara pencipta (perupa), karya, dan penikmat seni. Bagi perupa, kritik seni
berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas pengalaman, serta membangun
kekurangan pada karaya seninya. Sedangkan bagi Apresiator atau penikmat karya
seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas.
D. Menulis Kritik Karya Seni Rupa
Beberapa tahapan yang dapat digunakan dalam mengkritis
sebuah karya seni rupa adalah:
1.
Mendeskripsi yaitu
tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau
mengambil kesimpulan.
2.
Menganalisis yaitu
tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karaya seni berdasarkan
struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.
3.
Menafsirkan yaitu
tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol
yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan.
4.
Menilai yaitu tahapan
dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan
dengan karya lain yang sejenis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kritik Karya
Seni Rupa adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya seni rupa dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu
memperbaiki karya tersebut. Kritik berasal berasal dari kata Yunani “Krinein”
yang artinya memisahkan, merinci. Dalam melakukan kritik ada obyek yang
dikritik dan ada orang yang mengkritik, yang disebut kritikus.
Apresiasi
karya seni rupa adalah memahami sepenuhnya seluk beluk karya seni rupa menjadi
sensitif (peka) terhadap segi-segi etikanya. Apresiasi juga dapat diartikan
sebagai pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya. Untuk melakukan
apreasi seni, ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang apresiator atau
kritikus yaitu: pengetahuan tentang seni
rupa, Kegemaran terhadap karya seni rupa, kepekaan estetik, dan sikap
penghargaan terhadap karya seni rupa.
Fungsi dari keritik seni yang pertama dan utama ialah
menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa,
antara pencipta (perupa), karya, dan penikmat seni. Bagi perupa, kritik seni
berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas pengalaman, serta membangun
kekurangan pada karaya seninya. Sedangkan bagi Apresiator atau penikmat karya
seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Y.
Musfita Ana. Seni Budaya. Pelajaran Kesenian Untuk SMA Kelas
X.Jakarta:Pratama Mitra Aksara