cerita untuk anak muslim cerdas Zaki dan Laba-Laba
Zaki
sedang berbaring di taman membaca sebuah buku. Matanya beralih dari buku yang
tengah dibacanya, dan ketika ia memperhatikan sekelilingnya, ia melihat sebuah
jaring laba-laba di cabang sebuah pohon. Zaki bangkit dan mendekati jaring
laba-laba itu, yang mulai diperiksanya dengan penuh minat. Laba-laba yang ada di dekat jaring kemudian berbicara
padanya.
“Salam, teman!” kata laba-laba dengan suara
kecil.
“Salam,”
balas Zaki, yang selalu sangat sopan. “Jaring yang kamu bikin ini betul-betul
sangat menarik. Bagaimana kamu membuatnya?”
Laba-laba
itu menarik napas dalam-dalam dan mulai menjelaskan. “Aku mulai dengan
menemukan tempat yang tepat untuk itu. Tempatnya harus di sebuah sudut, atau di
antara dua objek terdekat. Biar kujelaskan bagaimana aku membuat sebuah jaring
di antara dua cabang pohon. Pertama, aku memasang benang dengan kencang pada
salah satu cabang. Kemudian, aku pergi
ke sisi lain sambil terus mengeluarkan benang. Ketika sudah mencapai jarak yang
tepat, aku berhenti menghasilkan benang. Kemudian, aku mulai menarik benang
kembali mengarah pada diriku, sampai benang itu merentang kencang. Aku
memasangnya di tempatku berada. Kemudian, aku mulai memintal jaring di dalam
bagian lengkung yang sudah kubuat.”
Zaki
berpikir sejenak. “Aku tidak pernah mampu melakukan hal-hal seperti itu.
Misalnya, mengikat seutas benang dengan kencang di antara dua tembok. Sulit ‘kan mengikat benang dengan kencang?”
Laba-laba
itu tersenyum padanya. “Biar kujelaskan bagaimana kau memecahkan masalah itu.
Terkadang, aku membuat sebuah jaring di antara dua cabang yang jaraknya cukup
panjang satu sama lain. Karena jaring-jaring semacam itu sangat besar, mereka
juga betul-betul bagus untuk menjebak serangga-serangga. Namun karena jaring itu besar, berulangkali
ia kehilangan tegangannya. Hal itu juga mengurangi keberhasilanku menangkap
serangga. Aku pergi ke tengah jaring dan memasang seutas benang yang merentang
ke bawah. Kusambungkan sebuah batu kecil ke benang ini. Kemudian aku kembali ke
jaring dan mencoba menggulung benang ke atas dari tempat batu itu. Sementara
batu tergantung di udara, aku memasang benang kembali dengan erat di tengah
jaring. Hasilnya, karena batu di bawah pusat jaring terdorong ke bawah, jaring
akan merentang tegang kembali. Begitulah caranya!”
“Wah, metode yang luarbiasa!” kata Zaki, yang
sangat terkesan. “Bagaimana kalian mempelajari teknik semacam itu, dan
bagaimana kalian memanfaatkannya dengan baik? Laba-laba mestinya sudah
melakukan hal ini berjuta tahun lamanya ...”
“Kamu benar, temanku,”
laba-laba itu menyetujui. “Bodoh sekali jika berpikir bahwa kami punya
kecerdasan yang memadai untuk mengatur semua ini. Adalah Allah, yang memiliki
dan menciptakan segala sesuatu. Ialah yang memberiku keahlian untuk menggunakan
teknik ini.”
“Jangan lupa, Zaki,” laba-laba
itu lantas mengingatkannya. “Bagi Allah, semua sangat mudah. Allah memiliki
kekuasaan untuk menciptakan keragaman makhluk hidup dan tempat yang tak
terbatas.”
“Terimakasih atas apa yang
telah kaukatakan padaku,” kata Zaki, anak laki-laki yang sangat sopan itu.
“Sekarang aku memahami lebih baik lagi betapa berkuasanya Allah, dan betapa
luarbiasanya pengetahuan yang dimilikiNya, setiap kali kulihat makhluk hidup
yang diciptakanNya, juga rancanganNya nan sempurna.”
0 Response to "cerita untuk anak muslim cerdas Zaki dan Laba-Laba"
Post a Comment