cerita untuk anak muslim cerdas KASIF DAN BERUANG MADU
Seperti biasa,
pagi-pagi sebelum ke sekolah, Kasif duduk di meja untuk sarapan. Ketika ibunya
membuat teh, mata Kasif terpaku pada gambar seekor beruang di stoples madu.
Ibunya sedang sibuk, saat beruang di gambar itu mengedipkan mata pada Kasif,
dan berbicara padanya.
“Salam, Kasif!
Menurutku kamu pasti menyukai madu seperti kami, para beruang …”
“Ya,” Kasif
setuju. “Ibuku tak pernah melupakan madu setiap sarapan. Tetapi madu-madu kami
berasal dari stoples-stoples pasar swalayan. Dari mana madumu kautemukan?”
Beruang
mengerutkan hidungnya sebelum menjawab. “Tuhan kami, Yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan semua makhluk hidup dengan kemungkinan cara terbaik,
memberi kami, para beruang, hidung-hidung panjang yang sangat peka untuk
membaui. Berkat hidung ini kami dapat menemukan makanan dengan mudah.”
Kasif, yang pernah
disengat olehl seekor lebah, kebingungan. “Ketika kamu menemukan sarang lebah
dengan madu di dalamnya, bagaimana kamu mengeluarkan madu itu?” Ia berpikir.
Kali ini
beruang tersebut menyodorkan cakarnya pada Kasif, agar anak itu bisa
melihatnya. “Ketika kami temukan sarang lebah, kami ketuk-ketuk sarang itu
keras-keras dengan cakar untuk menyingkirkan semua lebah di dalamnya. Lalu,
kami menikmati santapan madu di dalamnya. Namun, apapun yang kamu lakukan,
jangan coba-coba melakukan hal yang sama. Nanti, lebah bisa menyengatmu di
mana-mana, dan membuatmu sangat-sangat sakit. Syukur kepada Allah, kami, para
beruang, dilindungi dari sengatan-sengatan lebah berkat bulu tebal kami.”
Kasif berjanji
tidak akan meniru perbuatan sang beruang. “Ada hal lain yang kupikirkan. Tidakkah
kalian, beruang, merasa lapar sepanjang tidur musim dinginmu?” tanyanya.
Beruang itu
menganggukkan kepalanya yang berbulu tebal. “Sebelum tidur sepanjang musim
dingin, kami makan banyak sekali. Untuk membuat lapisan lemak di bawah kulit
kami, kami makan banyak biji-biji pohon beech
dan kastanye. Dengan begitu, kami bisa menyimpan lemak di dalam tubuh. Namun
berat badan kami hilang ketika tiba saatnya keluar dari sarang di musim semi.
Kendati demikian, kami bisa bertahan walaupun kehilangan sebagian besar bobot
tubuh. Tentu saja, kami tidak memikirkan sendiri masalah penyimpanan lemak di
tubuh kami, sebelum memulai tidur musim dingin yang panjang. Kebiasaan makan
banyak-banyak sebelum tidur panjang ini diilhamkan pada kami oleh Allah Yang Mahakuasa.”
“Bisa kulihat
sekarang,” kata Kasif, “bahwa setiap makhluk hidup di muka bumi adalah bukti
tertinggi dari penciptaan Allah. Terimakasih karena sudah mengingatkan hal itu
padaku, temanku …” Beruang itu mengangguk setuju.
Kasif lalu
dikejutkan oleh suara Ibu yang memberitahunya bahwa sarapan telah siap. Sambil
menikmati madunya, Kasif memikirkan beruang itu dan berterimakasih pada Allah,
yang Maha Mengasihi, Yang telah menciptakan beruang begitu sempurna.
0 Response to "cerita untuk anak muslim cerdas KASIF DAN BERUANG MADU"
Post a Comment