cerita uktuk anak muslim cerdas Jalal dan Burung Camar
“Suka nggak dengan pertunjukan terbang kami?” tanyanya. “Kulihat, kamu
memperhatikan kami begitu cermat. Siapa namamu?”
“Namaku Jalal. Ya, aku sangat
suka melihatmu terbang. Kulihat, kamu bisa tetap berada di udara tanpa perlu
mengepakkan sayap sama sekali. Bagaimana kamu melakukan itu?”
Camar tersebut
mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kami, burung camar, menempatkan diri kami
sesuai dengan arah angin. Bahkan jika cuma ada sedikit angin, arus udara yang
naik akan mengangkat kami. Kami memanfaatkan gerakan ini, dan kami dapat
melakukan perjalanan jauh tanpa perlu mengepakkan sayap sama sekali.”
“Kami bergerak maju-mundur dalam kumpulan
udara yang naik dari (permukaan) laut,” burung camar melanjutkan penjelasannya.
“Arus ini memastikan bahwa kami memiliki udara di bawah sayap, dan hal itu
memungkinkan kami untuk tetap di udara tanpa menggunakan terlalu banyak
energi.”
Jalal masih tidak yakin apakah
dia betul-betul memahami. “Aku melihatmu di sana, di udara, tanpa menggerakkan
sayap, seakan-akan kamu tertahan di situ. Dan kamu melakukan semua ini dengan
bertindak sesuai dengan arah angin? Aku bisa lihat itu. Namun, bagaimana kamu
memperhitungkan kekuatan dan dari arah mana angin itu datang?”
“Dari pengetahuan kami sendiri,
tidak mungkin kami bisa melakukan itu,” camar memulai penjelasannya. “Ketika
menciptakan kami, Allah mengajari kami bagaimana caranya terbang, dan bagaimana
melayang di udara tanpa buang-buang energi. Contoh-contoh ini diberikan kepada
kami, sehingga kami dapat menyadari keberadaan Allah dan memahami kekuatanNya.”
Jalal memikirkan pertanyaan
lain. “Ya, kamu tetap tertahan di udara, seolah-olah diikat oleh seutas tali
... Agar mampu melakukan ini, kamu perlu mengetahui matematika dengan baik, dan
bisa melakukan perhitungan yang rumit. Namun, kamu telah melakukannya tanpa
masalah sejak awal kamu terbang, begitu kan?”
“Benar sekali,” camar itu
menyetujui. “Tuhan kita memberikan ilham bagi setiap makhluk hidup. Kami semua
melakukan apa yang diperintahkan pada kami.
Jangan pernah lupa bahwa Allah mencakup segala sesuatu dan menjaganya di
bawah kendaliNya. Ia adalah Pemimpin segala sesuatu. Engkau dapat menemukan
banyak ayat tentang hal ini di dalam Al Quran. Nah, feri ini mendekati daratan
sekarang, dan aku akan terbang kembali untuk bergabung dengan teman-temanku.
Sampai berjumpa lagi ...” Jalal menyaksikan teman barunya terbang menjauh, kian
mengecil di kejauhan.
Setibanya
di rumah, Jalal mencari sebuah ayat dalam Al Quran tentang segala sesuatu yang
berada di bawah kendali Allah. Ia menemukannya dalam Surat Hud, dan segera
mempelajari ayat tersebut dengan sungguh-sungguh:
[Hud menyebutkan,] “Aku telah meletakkan kepercayaanku
kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada makhluk yang muncul tanpa
perencanaan. Tuhanku berada pada Jalan Yang Lurus.” (Surat Hud: 56).
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang
dimudahkan terbang di angkasa bebas? Tidak ada yang menahannya selain Allah.
Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (Surat An-Nahl: 79).
Anak-anakku, pernahkah kalian
mendengar sejenis burung yang dikenal dengan nama MEGAPODE? Ketika
burung-burung ini mempunyai anak yang harus dibesarkan, selalu burung jantan
yang merawat anak-anak burung itu. Pertama, Ibu burung menggali lubang besar
untuk meletakkan telur-telur di dalamnya. Setelah telur-telur diletakkan,
burung jantan harus menjaga agar suhu sarang tetap 92 derajat Fahrenheit (atau
3 derajat Celsius).
Untuk mengukur suhu sarang, burung
jantan mengubur paruhnya dalam pasir yang menutupinya, menggunakan sarangnya
seperti termometer. Burung mengulang-ulang terus hal ini. Jika suhu sarang
meningkat, dengan segera burung membuka lubang udara untuk menurunkan suhu.
Paruh burung juga merupakan termometer yang luarbiasa peka. Jika seseorang
melemparkan segenggam tanah di atas sarang dan suhunya meningkat sedikit
sekali, burung dapat mendeteksinya. Pengukuran semacam itu hanya mungkin kita
lakukan dengan menggunakan sebuah termometer. Namun, MEGAPODE melakukan hal ini
sejak berabad-abad lamanya, dan tak pernah membuat kesalahan sekecil apapun.
Ini karena Allah mengajari mereka
segala sesuatu. Adalah Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan paruh
dengan kepekaan seperti termometer.
0 Response to "cerita uktuk anak muslim cerdas Jalal dan Burung Camar"
Post a Comment