Anjuran ASI menurut Islam dan Kedokteran serta hikmahnya
Tidak diragukan lagi mengenai keunggulan ASI
(Air Susu Ibu) yang merupakan makanan terbaik bagi bayi. Hampir semua kalangan,
termasuk dunia kedokteran ikut menganjurkan supaya ibu lebih memilih ASI
dibandingkan susu formula. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah
ayat 233 :
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan… “
Sungguh disayangkan masih
banyak ibu yang enggan menyusui bayinya, hanya karena alasan sibuk bekerja,
untuk menjaga penampilan, dan alasan-alasan lain. Pada kesempatan kali ini akan
dibahas mengenai keunggulan ASI dan berbagai manfaat ASI supaya tidak ada lagi
keraguan bahwa ASI memang pilihan terbaik bagi buah hati kita.
Apa Saja Keunggulan ASI?
Diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Sesuai
dengan kebutuhan bayi manusia, ASI mengandung sedikitnya 100 bahan yang tidak
ditemukan dalam susu sapi dan tidak bisa ditiru dengan tepat oleh susu formula.
ASI disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bayi. Bahan baku ASI dipilih
dari aliran darah ibu pada saat dibutuhkan dan
komposisinya berubah-ubah dari hari ke
hari, dari satu saat menyusu ke saat
menyusu yang lain sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan bayi. Gizi pada ASI
disesuaikan dengan kebutuhan bayi dan kemampuan untuk memprosesnya.
Lebih mudah dicerna. Jumlah protein
dalam ASI lebih rendah (1,5%)
daripada susu sapi (3,5%)
sehingga ASI lebih mudah dicerna. Protein dalam
ASI sebagian besar adalah laktalbumin,
yang lebih bergizi daripada komponen terbesar dari susu sapi, yaitu kaseinogen. Lemak dari ASI maupun susu
sapi jumlahnya hampir sama, tetapi lemak dari ASI lebih mudah dipecah dan
digunakan oleh bayi. Disamping itu, bayi juga lebih mudah menyerap gizi mikro
yang penting dari ASI daripada susu sapi (mengingat
bahwa gizi dalam susu sapi dirancang untuk diserap oleh anak sapi).
Sangat aman utuk bayi. ASI yang
diproduksi oleh payudara dapat
dipastikan tidak akan tercemari,
rusak, atau dibuat dengan salah. Berbeda dengan susu formula buatan pabrik yang
memiliki risiko terkontaminasi, baik pada saat pemrosesan maupun pengemasannya.
Komposisi susu formula yang sudah diperhitungkan dengan sangat cermat sekalipun
masih memiliki kemungkinan salah, mengingat buatan manusia tidak ada yang sempurna.
Baik untuk sistem pencernaan bayi. Bayi-bayi
yang disusui sendiri oleh ibunya hampir tidak pernah mengalami sulit buang air
besar, karena ASI lebih mudah dicerna. Biasanya bayi yang mendapat ASI juga
jarang terkena diare (mencret). ASI dapat menghancurkan organisme penyebab
diare sekaligus mendukung pertumbuhan flora yang bermanfaat di dalam saluran pencernaan, sehingga dapat
mencegah gangguan saluran pencernaan.
Tinja bayi yang mendapatkan ASI juga tidak berbau menyengat (paling tidak sampai
bayi mendapatkan makanan padat). Di samping itu, tinja bayi yang mendapat ASI
juga lebih jarang menyebabkan ruam popok (iritasi kulit akibat popok yang basah
oleh air kencing bayi).
Tidak menyebabkan
obesitas (kegemukan). ASI bukan saja tidak menyebabkan obesitas (kegemukan), tapi bayi yang
mendapat ASI tampaknya berkaitan dengan angka obesitas (kegemukan) yang lebih
rendah di kehidupannya di masa mendatang (setelah dewasa). Hal ini diduga berkaitan dengan kadar
kolesterol yang lebih rendah ketika dewasa.
Mendukung pertumbuhan otak. ASI mengandung DHA (asam lemak pembangun otak) yang berperan dalam
meningkatkan kecerdasan anak (IQ), paling tidak sampai usia 15 tahun. Disamping
itu, kedekatan interaksi ibu dan anak pada saat proses menyusui juga mendukung
perkembangan intelektual anak.
Mencegah alergi. Hampir tidak ada bayi
yang alergi pada ASI. Meskipun beberapa bayi bisa saja menunjukkan reaksi
alergik terhadap makanan tertentu yang dikonsumsi oleh ibunya. Lain halnya
dengan susu sapi yang mengandung beta
lakto-globulin justru dapat memicu respon alergi dengan gejala yang ringan
sampai berat. Sementara itu, susu
kedelai yang sering dijadikan pengganti ketika bayi alergi terhadap susu sapi
ternyata komposisinya makin jauh dari yang dibutuhkan bayi dan juga bisa
menyebabkan reaksi alergi. Riset juga menunjukkan bayi yang mendapat ASI lebih jarang mengalami asma dibanding
yang diberi susu formula.
Mencegah infeksi. Bayi yang mendapat
ASI ternyata juga kurang berisiko mengalami berbagai infeksi, seperti infeksi
saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kemih, infeksi telinga, dan
septisemia (infeksi darah) di tahun pertama kehidupannya. Sebagian perlindungannya
ini karena proses pemindahan faktor-faktor imun (kekebalan tubuh) di dalam ASI
dan bahan pra-susu atau kolostrum.
Mengoptimalkan
perkembangan mulut bayi. Karena menyusu dari payudara
ibu membutuhkan lebih banyak usaha bayi daripada menghisap botol, maka hal
tersebut akan mengoptimalkan perkembangan rahang, gigi, dan langit-langit.
Riset (penelitian) terbaru menunjukkan bahwa bayi yang menyusu payudara ibunya akan mengalami risiko lebih kecil (kurang) mengalami lubang gigi di masa
kanak-kanak dibanding bayi yang mendapat susu
formula.
Apa Manfaat Menyusui bagi Ibu ?
v Kemudahan. Menyusui tidak memerlukan
perencanaan atau pengemasan terlebih dahulu, selalu tersedia dan selalu ada pada suhu yang tepat. Jika ibu
terpaksa meninggalkan bayi untuk sementara waktu, misal untuk bekerja, maka ASI
bisa diperas terlebih dahulu dan disimpan di lemari pendingin untuk diberikan
pada bayi ketika diperlukan (dianjurkan untuk diberikan menggunakan sendok
daripada lewat botol).
v
Ekonomis. Ibu dapat meghemat banyak biaya
karena tidak perlu membeli botol
susu, dot, dan susu formula yang harganya bisa sangat mahal. Apalagi bayi yang
mendapat ASI insya Allah akan lebih jarang sakit sehingga hal ini tentunya akan
menekan pengeluaran Anda untuk biaya pengobatan.
v Mempercepat pemulihan. Menyusui akan
membantu mempercepat pengerutan rahim kembali ke ukuran semula (sebelum hamil)
dan mengurangi pengeluaran lokhia (cairan
yang keluar lewat vagina setelah melahirkan), yang berarti semakin sedikit
darah yang keluar dari tubuh ibu. Menyusui juga akan memulihkan kondisi tubuh
ibu karena dengan menyusui akan memperbanyak periode istirahat bagi ibu baru,
yang terutama sangat penting selama enam pekan pertama setelah melahirkan.
v
Mempercepat kembali ke bentuk tubuh sebelum hamil. Menyusui
bisa membantu membakar lemak yang terkumpul selama hamil.
v
Membangun tulang. Menyusui
bisa membantu memperbaiki mineralisasi tulang sesudah ibu menyapih dan juga
dapat mengurangi risiko patah tulang panggul sesudah ibu menopaus (berhenti dari haid).
v
Mengurangi risiko kanker.
Ibu yang meyusui mempunyai kemungkinan yang lebih kecil
terhadap kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker rahim.
v
Meningkatkan kontak emosional dengan bayi. Seorang
ibu ketika menyusui akan mengalami kontak kulit dan kontak mata dengan bayinya
paling tidak enam sampai delapan kali sehari. Kepuasan emosional, keintiman, dan saling berbagi cinta, serta kenikmatan
bukan saja sangat memuaskan dan membentuk
hubungan ibu-anak yang kuat, tapi juga dapat meningkatkan perkembangan otak anak.
0 Response to "Anjuran ASI menurut Islam dan Kedokteran serta hikmahnya"
Post a Comment