MAKALAH GALAKSI DAN RASI BINTANG
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang
teratur dan rapi. Keteraturan gerakan bintang termasuk matahari, planet, satelit,
komet, dan benda langit lainnya menyebabkan gerakan benda-benda tersebut dapat
dipelajari dengan seksama. Dengan memahami gerakan benda-benda langit tersebut,
manusia dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa depan
dengan akurat. Kapan terjadi matahari terbenam, kapan terjadi bulan purnama,
kapan terjadi gerhana matahari dapat dihitung dengan ketelitian tinggi.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 30-34 menunjukkan bahwa
salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah berpengetahuan tentang
benda-benda dialam semesta. Eksistensi benda-benda dibumi dan dilangit memiliki
daya tarik bagi manusia. Daya tarik itu bervariasi, ada yang menimbulkan rasa
takut dan kagum, ada juga yang menimbulkan rasa ingin tahu untuk
mengkaji dan menggali lebih jauh tentang hukum alam (Sunatullah)
Untuk memudahkan pemahaman terhadap posisi benda-benda
langit, diperkenalkan beberapa system koordinat. Setiap system koordinat
memiliki koordinat masing-masing. Posisi benda langit seperti matahari dapat
dinyatakan dalam system koordinat tertentu. Selanjutnya nilai dapat diubah
kedalam system koordinat yang lain melalui suatu transformasi koordinat. Di
dalam makalah ini akan dibahas mengenai galaksi, macam-macam system
koordinat langit (horizon, ekuator, dan eliptikal), dan posisi suatu bintang.
B.
Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
menjelaskan jenis-jenis galaksi, selain itu dapat menggambarkan tata koordinat
horizon, ekuator dan eliptikal serta posisi suatu bintang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Galaksi Bima Sakti
Galileo (1609), dengan teleskopnya menemukan bahwa
pita cahaya difuse yang disebut kabut susu (The Milky Way) terdiri dari
sejumlah besar bintang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Kumpulan
sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi disebut galaksi. Di
dalam buku “Jagad Raya” karangan Hakim L. Malasan (25:2000) diakatakan
bahwa: pemahaman astronom terhadap galaksi tidak lepas dari perkembangan
pengaetahuan galaksi Bima sakti, sebagai berikut:
- Thomas Wright (1750) berpendapat bahwa matahari
bersama bintang-bintang lain membentuk suatu kelompok, bagaikan pulau
perbintangan ditengah-tengah jagad raya.
- William Herschel (1784) berdasarkan penelitiannya
yang sistematis menyatakan bahwa kelompok bintang-bintang dalam galaksi
bima sakti membentuk piringan pipih seperti cakram. Penelitian ini
dilanjutkan oleh astronom Belanda Kapteyn (1910) yang memberikan
landasan semakin kokoh akan wujud galaksi Bimasakti yang pipih tersebut.
- Dari studi cacah bintang dan gugus bintang yang
lebih sistematis, Harold Shapley (1917) mengungkapkan bahwa galaksi
Bimasakti berbentuk cakram dengan garis tengan 100 ribu tahun cahaya
(30.000 parsek). Matahaari terletak di daerah tepi sekitar 30 ribu
tahun cahaya (8.500 parsek) dari pusat galaksi.
Di dalam buku “ Ilmu Kebumian dan Antariksa”
(46:2008) karangan Bayong Tjasyono dikatakan bahwa: Galaksi berasal dari bahasa
yunani yaitu galaxias yang berarti susu. Kata galaxias saat itu cenderung
mengacu dengan galaksi kita yaitu Galaksi Bima Sakti. Galaksi adalah suatu
sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya saling
mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama sama 9 buah planet
yang mengitarinya) adalah anggota dari sebuah galaksi yang kita beri nama
Galaksi Bima Sakti. Galaksi Bima Sakti termasuk tipe galaksi spiral dan
berbentuk seperti cakram. Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi
kita, kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya
disatukan.
Berdasarkan perhitungan terakhir, galaksi kita
diperkirakan bergaris tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Istilah tahun cahaya
ini menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun.
Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh
jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta
juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta
km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya).
Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak adalah tahun cahaya.
Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Gambar 1. Alpha Centauri, bintang
paling terang di Rasi Centaurus, terletak di langit selatan (lihat Rasi Gubug
Penceng/Salib Selatan/Crux di sebelah kanannya)
Lantas di mana letak Matahari kita? Matahari terletak
sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang
yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota
Bima Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari
satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang
terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga
bintang: Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah
pusat galaksi, jarak antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain
kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar. Bima Sakti bukanlah satu-satunya
galaksi yang ada di alam semesta ini.
Dalam alam semesta, ada begitu banyak sistem seperti
ini, yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa dicapai oleh
telekop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret
dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu
milyar buah galaksi. Maka tidak salah jika kita mengira bahwa jika kita
mempunyai teleskop yang lebih besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak
lagi. Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik,para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercak-bercak
cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai nebula (=
kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Pada waktu itu, dikenal ada dua
macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral.
Harlow Shapley dan George Ellery Hale, dua orang
astronom yang amat berjasa membangun pengertian kita tentang galaksi. Shapley
inilah yang mengembangankan metode untuk mengukur jarak yang diterapkan untuk
mengukur diameter Bima Sakti. Sedangkan Hale amat besar perannya dalam
pengembangan teleskop-teleskop besar, yang digunakan untuk pengamatan
bintang-bintang dan nebula. Atas jasa mereka sekarang kita tahu bahwa yang
semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti,
terdiri dari ratusan juta sampai milyaran bintang, dan berada amat jauh dari
kita, jauh di luar Bima Sakti. Dan melalui jalan yang telah mereka rintis, kita
menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari begitu banyak galaksi-galaksi
yang bertebaran di alam semesta yang maha luas ini.
Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang
ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar
bintang. Galaksi Bimasakti berisi sekitar 100 miliar bintang adalah salah satu
system kumpulan bintang yang sekarang dikenal sebagai tipe utama struktur alam
semesta. Matahari yang merupakan salah satu bintang yang mengelilingi
galaksinya sendiri berdasarkan garis edarnya. Galaksi Bima Sakti sebagai tempat
yang menaungi sistem tata surya kita pertama kali dicetuskan oleh Democritus
(450-370 SM), ahli filsuf Yunani.
Awal abad XX, orang masih menganggap bahwa Bima Sakti
merupakan isi alam semesta, berbentuk seperti telur dadar dengan matahari
sebagai pusatnya. Leavit (1912), menemukan bahwa Awan Magellan berada cukup
jauh dari Bima sakti GALAKSI LUAR (500 000 TC). Hal ini mengindikasikan bahwa
ia bukanlah anggota bima sakti. Artinya, di luar bima sakti ada sejumlah
galaksi lain. Shapley (1917), meneliti distribusi gugus bola denganmemetakan
gugus bola ini dalam ruang tiga dimensi. Hasilnya diperoleh bahwa gugus bola
ini membentuk sistem speriodal dengan konsentrasi gugus ada di pusat sistem.
Pusat sistem itu tidak dimatahari, tetapi di tengah-tengah Bima sakti dalam
arah sagitarius pada jarak 25-30 ribuTC dari matahari. Pendapat ini menggeser
Heliosentrik menjadi Galaktosentrik.
B.
Gugus Galaksi
Kumpulan bintang pada Galaksi Bima Sakti (Milky Way)
dapat kita saksikan di langit dengan mata telanjang, bentuknya seperti
selendang yang terdiri atas bentangan bintang-bintang di kedua belahan langit
selatang. Di seberang rasi sagitarius merupakan pusat galaksi yang tebal
sekitar 10.000-15.000 tahun cahaya. pusat galaksi itu berupa kawasan yang
sangat cemerlang, bentuknya mirip labu sarat dengan bintang-bintang merah
besar, terselimuti kabut debu dan hanya tampak dalam gelombang infra merah atau
gelombang radio. Di seputar pusat itu terdapat bintang dan bahan bintang yang
terbentang dalam bentuk piring dengan garis tengah 80.000 tahun cahaya. jarak
yang tidak terbayangkan itu kira-kira 772 juta milyar kilometer.
Di dalam pirinfan Galaksi Bima Sakti terdapat
lengan-lengan debu dan gas gelap berhiaskan permata bintang raksasa yang
gemerlap dan tidak terhitung banyaknya. Lengan itu bergerak dalam bentuk spiral
menjauhi pusat galaksi, laksana pancaran bunga api mengelilingi poros roda yang
diputar. Cemerlang bintang dipusat galaksi berwarna merah sedangkan cemerlang
bintang dilengan galaksi berwarna biru. Matahari tidak termasuk pada kedua
jenis tersebut karena matahari hanya merupakan bintang dari kelas menengah
dengan keuatan cahaya 100.000 kali lebih redup dari pada bintang-bintang
tercerak disekitarnya. Matahari tidak memancarkan kecerahan biru pda lengan
spiral tersebut tetapi hanya memancarkan cahaya kuning lembut. Matahari terletak
30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi atau tiga perempat jari-jari galaksi.
Peredarannya di sayap salah satu lengan galaksi dengan waktu tempuh satu kali
putaran 250 juta tahun cahaya.
“Maha suci Allah yang
menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya
matahari dan bulan yang bercahaya. (QS. Al-Furqon:61)”.
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan
gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi
orang-orang yang memandang (Nya) (QS Al-Hijr:16)”.
Seperti halnya bintang-bintang berkelompok dalam
galaksi, galaksi-galaksi juga berkelompok membentuk gugus-gugus galaksi. Bima
Sakti dan Andromeda beserta sekitar 25 galaksi sekitarnya (termasuk Awan
Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil) membentuk sebuah gugus galaksi yang
kita namakan Rumpun Lokal (lihat juga model 3D Rumpun Lokal). Gugus
galaksi pun bukannya hanya satu. Ada beribu-ribu gugus galaksi lain selain
Rumpun Lokal. Misalnya saja Gugus Virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah
galaksi. Gugus-gugus galaksi yang saling berdekatan membentuk kelompok yang
lebih besar lagi yang kita sebut superkluster. Rumpun Lokal (gugus galaksi
tempat Bima Sakti berada) bersama-sama dengan gugus-gugus galaksi sekitarnya
membentuk superkluster yang kita namakan Superkluster Virgo.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Milton
Humason dan Edwin Powell Hubble, diperoleh kesimpulan bahwa galaksi-galaksi
bergerak menjauhi Bumi (yang berarti menjauhi Bima Sakti) dengan kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak galaksi tersebut. Semakin jauh sebuah galaksi
terhadap pengamat, semakin besar kecepatan menjauhnya. Hal ini teramati dari
spektrum galaksi-galaksi tersebut yang mengalami pergeseran merah. Ini adalah
pembuktian dari teori kosmologi yang meramalkan bahwa alam semesta mengembang.
Dan galaksi-galaksi ini dibawa oleh ruang yang mengembang. Pengembangan alam
semesta inilah yang menyebabkan spektrum dari galaksi-galaksi yang berada
semakin jauh dari kita semakin besar pergeseran merahnya. Pergeseran merah yang
disebabkan oleh ruang yang mengembang ini disebut pergeseran merah kosmis
(pergeseran merah ekspansi). Dengan menganalisa spektrum cahaya galaksi, kita
bisa mengetahui seberapa cepat sebuah galaksi menjauhi kita dengan melihat
seberapa besar pergeseran spektrum galaksi tsb.
Jika sekarang yang kita amati adalah galaksi-galaksi
saling menjauhi, ini berarti pada masa lalu jarak antar galaksi lebih dekat
dibanding sekarang. Dan jika waktu kita telusur terus ke belakang, kita akan
tiba pada waktu ketika galaksi-galaksi itu saling bersentuhan, saling bertumpuk
menjadi satu. Dari sinilah lahirnya teori Dentuman Besar (Big Bang),
yaitu teori terbaik yang kita miliki sekarang ini untuk menerangkan awal dari
alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta bermula dari suatu
keadaan terkompresi/terpadatkan dengan kerapatan yang tak terhingga besarnya,
dan mulai mengembang semenjak suatu masa tertentu yang kita namakan Dentuman
Besar. Dentuman Besar ini diperkirakan terjadi sekitar 10-20 milyar tahun yang
lalu. Dari situlah seluruh materi ruang dan waktu berasal, termasuk manusia.
C.
Pembentukkan Galaksi
Menurut teori tradisional galaxy memulai bentuknya
sebagai gas yang berbentuk awan bulat dimana bintang dan gugus bintang
(titik-titik) terbentuk. Ketika awan gas yang berputar merapat menjadi cakram,
bintang-bintang Halo tertinggal sebagai fossil galaxy. Sedangkan pada
kehancuran diakhir Kappa, kehancuran yang terjadi sangat dahsyat, sehingga alam
dewa dan Brahma tingkat rendahpun ikut hancur. Setelah semuanya habis terbakar
maka gas-gas dan ion-ion sisa pembakaran pada gilirannya akan berubah 51
menjadi perangkap sinar. Luas areal gas sisa pembakaran galaksi ini bisa
mencapai radius jutaan tahun cahaya (lihat gbr 5.2). Bandingkan dengan diameter
galaksi yang kurang lebih seratus ribu tahun cahaya. Oleh karena sinar yang
masuk terperangkap maka sebagai akibatnya tentu saja daerah yang berada di
sekitar pusat gas yang merupakan sisa kehancuran Galaksi nampak sangat gelap,
hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam Visuddhi Magga. Sekarang pada tahap
ini angkasa yang diatas bersatu dengan angkasa yang dibawah dalam kegelapan
mencekam yang luas.
Pada umumnya sifat benda-benda yang gelap cenderung
menyerap sinar, maka sisa-sisa Galaksi yang telah berubah bentuk menjadi Ion
dan gas akan kembali menyerap sinar yang dipancarkan oleh objek- objek
lain yang berada di alam semesta sehingga energi yang telah dipancarkan oleh
galaksi kita akan diserap oleh galaksi-galaksi lain dan demikian juga
sebaliknya. Energi elektromagnetik dan energi photon yang berasal dari cahaya
bisa kembali membentuk materi dan anti materi, setelah terperangkap dalam
ion-ion dan gas-gas yang telah berubah menjadi materi gelap. Energi-energi yang
terperangkap ini sangat berguna bagi pembentukkan galaksi baru. Gas-gas dan
ion-ion yang ada di lokasi bekas kehancuran galaksi, dengan bantuan energi yang
terperangkap akan kembali saling mengikat dan membentuk massa yang bertambah
lama bertambah besar karena gravitasi antara dua buah massa yang cenderung
saling tarik-menarik (atom-atom dan molekul juga merupakan massa, bahkan
termasuk neutron, elektron, quark dan sebagainya).
D.
Jenis atau Tipe Galaksi Alam Semesta
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi
dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: tipe galaksi spiral, galaksi
elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe ini
berdasarkan bentuk /penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang
diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri dari
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak
beraturan. Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling
banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling
banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika
kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan
lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini
banyak yang amat redup, sehingga amat sulit untuk diamati.
Berikut tiga tipe atau jenis galaksi yang ada di alam
semesta, yaitu:
- Galaksi spiral,
adalah tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk
spiralnya yang indah itu. Galaksi kita termasuk galaksi spiral.
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota
galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintangbintang tua
terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi. Gugus
bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan
ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk bola.
Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama dengan
bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. Bintangbintang muda
terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi.
Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antar bintang,
yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah
bagian yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah
Rasi Sagittarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah,
karena materi antar bintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat
galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh
lebih besar dari galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang
menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya
kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada massa galaksi
tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama.
Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain
galaksi spiral selain dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda. Andai saja kita
bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti bentuk
galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda ini sedikit lebih besar dari
Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi
spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya.
Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini
berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya
2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu
itu. Jarak yang merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun
cahaya itu dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke
galaksi-galaksi lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran
tahun cahaya.
Dalam klasifikasi skema hubble jenis spiral galaksi
diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral) tergantung dengan
bentuk lengannya kemudian diikuti huruf abjad yang mengindikasikan tingkat
kerapatan antar lengan spiral
dan tonjolan pada pusat galaksi. Seperti halnya sebuah
bintang beserta planet-planetnya, lengan spiral galaksi selalu memutari pusat
dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan meskipun waktu yang dibutuhkan
untuk mengelilinginya sangat lama. Lengan spiral merupakan daerah pada bagian
galaksi yang paling padat materi atau sering disebut “Densiy Waves”. Dibagian
inilah gravitasi antar bintang mulai merapat sehingga semakin nampak lengan
spiral darisebuah galaksi maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang, dan
dibagian inilah tempat dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi
jenis spiral adalah M31 (andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool).
Macam-macam galaksi spiral yakni : a) Galaksi
Bimasakti. b) Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin). Dengan mata telanjang,
galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan
lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah
kabut dan bila menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di
Observatory Mounts Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.
c) Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin). Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira
sejauh 13 juta tahun cahaya. d) Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel). Galaksi
yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta
tahun cahaya. e) Galaksi Pusaran Air. Sebagai galaksi spiral yang terlentang
dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur. f) Kabut
Magellan (Magellanic Clouds). Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena
ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak
di konstelasi Dorado dan Tucan.
- Galaksi Eliptikal (E),
adalah jenis galaksi yang diperkirakan mempunyai
bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terangnya cahaya antar
bintang, hampir keseluruhan bentuk fisiknya rata dan terang. Morfologi
dari galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang
berbentuk hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar.
Dengan beraneka macamnya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat
mempengaruhi jumlah dari banyaknya bintang yang ada didalam sebuah
galaksi. Mulai dari ratusan juta bintang hingga lebih dari satu trilyun
bintang.
Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah
diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari
jenis Eliptikal galaksi adalah M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat
di Rasi VirgoM32, galaksi M49 dan galaksiM59.
Gambar 7. Klasifikasi Skema Hubble pada Galaksi
Eliptikal
- Galaksi tak-beraturan adalah
tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk khusus, tidak
seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri
dari bintang-bintang tua (populasi II) dan muda (populasi I). Contoh dari
galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua
buah galaksi tetangga terdekat Bima Sakti, yang hanya berjarak sekitar
180.000 tahun cahaya dari Bima Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak
mengandung materi antar bintang yang terdiri dari gas dan debu-debu.
E.
Fungsi Galaksi
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT di muka
bumi ini mempunyai manfaan kemudian Dia menciptakan segala sesuatu tersebut
dengan berpasang-pasangan. Karena galaksi merupakan kumpulan dar berbagai
bintang, maka untuk fungsi dari galaksi kami berpedoman pada firman Allah SWT
Surat Al-Fushshilat:12.
“ Maka Dia menjadikannya tujuh
langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami
hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa
lagi Maha mengetahui”.
Pada ayat diatas dijelsan bahwa fungsi dari bintang
atau galaksi yaitu sebagai hiasan bagi langit agar dapat dipandang bagi
orang-orang yang beriman, mengingat Allah dan bersyukur atas kenikmatan serta
mengagungkan kekuasaan-Nya. Bahwa hanya dia yang dapat memelihara
bintang-bintang tersebut, menciptakan dan memerintah segala sesuatu.
F.
Fenomena Alam Terbesar di Luar Angkasa
Berbagai galaksi yang ada di alam semesta ini tidak
diam melainkan akan bergerak baik secara revolusi ataupun rotasi, karena
masing-masing galaksi mempunya titik pusatnya. Dengan adanya pergerakan
tersebut menyebabkan terjadinya berbagai fenomena alam di luar angkasa.
Fenomena tersebut antara lain:
a.
Tabrakan Antar Galaksi
Ternyata galaksi pun dapat saling “memakan” satu sama
lain. Yang lebih
mengejutkan adalah galaksi Andromeda sedang bergerak
mendekati galaksi Bima Sakti kita. Gambar dibawah ini merupakan simulasi
tabrakan Andromeda dan galaksi kita , yang akan terjadi dalam waktu sekitar 3
milyar tahun.
Quasar
Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang
dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan
galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat
besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273,
yang dipotret pada 1979.
Materi Gelap
(Dark Matter)
Para ilmuwan berpendapat bahwa materi gelap (dark
matter) merupakan penyusun terbesar alam semesta, namun tidak dapat dilihat dan
dideteksi secara langsung oleh teknologi saat ini. Kandidatnya bervariasi mulai
dari neotrino berat hingga invisible black hole. Jika dark matter benar-benar
ada, kita masih harus membutuhkan pengetahuan yang lebih baik tentang gravitasi
untuk menjelaskan fenomena ini.
Gelombang
Gravitasi (Gravity Waves)
Gelombang gravitasi merupakan distorsi struktur ruang-waktu
yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombangnya
menjalar dalam kecepatan cahaya, tetapi cukup lemah sehingga para ilmuwan
berharap dapat mendeteksinya hanya melalui kejadian kosmik kolosal, seperti
bersatunya dua black hole seperti pada gambar di atas. LIGO dan LISA merupakan
dua detector yang didesain untuk mengamati gelombang yang sukar dipahami ini.
Energi Vakum Fisika
Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong
adalah gelembung buatan dari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan
diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter
kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum,
memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang.
Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta.
Mini Black
Hole
Jika teori gravitasi ”braneworld” yang baru dan
radikal terbukti benar, maka ribuan mini black hole tersebar di tata surya kita,
masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada
umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan
mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda.
Rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak
berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi,
kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya,
tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia
memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang
sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi
rasi-rasi bintang.
Susunan rasi bintang yang tidak
resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli
astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma.
Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan
astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang
tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Rasi bintang Orion
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang
sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang
yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya
seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Macam-macam konstelasi bintang
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit
menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap
arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer)
utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang
diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Berikut adalah nama dari 88 rasi bintang modern:
Andromeda • Antlia • Apus • Aquarius • Aquila • Ara •
Aries • Auriga • Boötes • Caelum • Camelopardalis • Cancer •
Canes Venatici • Canis Major • Canis Minor • Capricornus •
Carina • Cassiopeia • Centaurus • Cepheus • Cetus • Chamaeleon • Circinus •
Columba • Coma Berenices • Corona Australis • Corona Borealis •
Corvus • Crater • Crux • Cygnus • Delphinus • Dorado • Draco • Equuleus •
Eridanus • Fornax • Gemini • Grus • Hercules • Horologium • Hydra • Hydrus •
Indus • Lacerta • Leo • Leo Minor • Lepus • Libra • Lupus • Lynx • Lyra •
Mensa • Microscopium • Monoceros • Musca • Norma • Octans • Ophiuchus • Orion •
Pavo • Pegasus • Perseus • Phoenix • Pictor • Pisces • Piscis Austrinus •
Puppis • Pyxis • Reticulum • Sagitta • Sagittarius • Scorpius • Sculptor •
Scutum • Serpens • Sextans • Taurus • Telescopium • Triangulum •
Triangulum Australe • Tucana • Ursa Major • Ursa Minor • Virgo •
Vela • Volans • Vulpecula
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada
bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti
Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper.
Bintang kerap terlihat berkelompok dan disebut gugus.
Gugus bintang lahir bersebadan di dalam awan molekul raksasa dan pada saat
pembentukannya hanya dapat diamati dalam panjang gelombang inframerah karena
awan antar bintang yang melingkupi gugus ini menghamburkan panjang gelombang
optik. Dari katalog gugus-gugus muda dapat disusun distribusi usia gugus muda
dan gugus terbuka, dan ditemukan bahwa lebih dari 90% gugus muda tidak terus
terikat secara gravitasi dan bertahan menjadi gugus terbuka namun menguap dan
bergabung dengan bintang-bintang medan di sekitarnya. Dengan kata lain,
terdapat tingkat kematian gugus yang tinggi. Sebagian besar bintang yang
terbentuk di dalam gugus muda ini terbentuk dalam gugus-gugus kaya yang jumlah
anggotanya lebih dari 100 bintang atau lebih dan memiliki massa gugus lebih
dari 50 kali massa matahari. Pengematan kompleks awan antar bintang terdekat
menunjukkan bahwa 70 – 90% bintang yang terdapat dalam awan tersebut merupakan
anggota gugus muda. Dalam posting blog kali ini akan dibahas karakteristik
gugus muda dan perannya dalam menentukan Initial Mass Function (IMF), dan juga
sedikit mengenai evolusi dinamikanya.
Bintang terbentuk dari gas-gas antar bintang yang
kerapatannya tinggi. Gas-gas antar bintang ini terbentang dalam ruang sebesar
beberapa parsec dan massanya bisa ribuan kali massa matahari. Karena gas-gas
ini kerapatannya tinggi dan bermassa besar, gravitasi mendominasi dinamika
internal awan-awan gas sehingga awan dapat runtuh ke arah pusat dan memulai
proses pembentukan bintang. Kombinasi antara turbulensi dalam awan dan energi
magnetik dalam awan menghambat proses keruntuhan ini dengan cukup efektif,
namun di titik-titik paling rapat dalam awan gas tersebut dapat terjadi
pelemahan medan magnetik dan jabang bayi bintang (protobintang) dapat
terbentuk.
Gugus Pleides
Gugus Pleides. Di sekitar bintang-bintang anggota
gugus ini masih terdapat awan-awan antar bintang yang melingkupi
bintang-bintang tersebut.Namun jabang bayi bintang-bintang ini diamati tidak
terbentuk sendirian, namun terbentuk bersama-sama jabang-jabang bintang
lainnya. Jadi sebuah awan gas raksasa ini dapat membentuk banyak jabang-jabang
bintang yang akhirnya saling terikat secara gravitasional membentuk gugus
bintang. Bila gugus bintang sudah terbentuk, angin bintang yang mereka
hembuskan akan meniup sisa-sisa gas antar bintang yang masih ada. Gugus
Pleiades adalah salah satu gugus bintang-bintang muda yang masih menyisakan
awan antar bintang yang membentuk gugus tersebut.
Gugus Trapezium di Nebula Orion. Bila diamati pada
panjang gelombang visual (0.45 micron), protogugus tidak akan terlihat, namun
pengamatan dalam panjang gelombang inframerah (2 mikron) dapat menembus awan
antar bintang yang melingkupi protogugus tersebut.Bila gugus bintang ini masih
dalam proses pembentukan, maka protogugus ini masih dilingkupi oleh awan antar
bintang sehingga jabang-jabang bintang di dalam awan tidak akan terlihat bila
kita melihatnya pada panjang gelombang visual (0.45 mikron). Namun pengamatan
pada panjang gelombang inframerah (2 mikron) dapat menembus awan antar bintang
yang menghalangi pandangan kita dan menyingkap apa yang terjadi di dalam awan
antar bintang tersebut.
Gugus bintang memiliki peran penting dalam usaha kita
memahami alam semesta. Karena gugus mengandung sejumlah besar bintang dalam
ruang yang relatif kecil maka mereka memiliki cuplikan bintang yang jumlahnya
signifikan secara statistik dengan rentang massa yang lebar. Bintang-bintang
dalam gugus juga terbentuk bersamaan sehingga memiliki usia dan jenis awan
molekul pembentuk yang sama. Dengan menempatkan bintang-bintang anggota gugus
dalam diagram dua-warna maka kita dapat melakukan pengujian terhadap teori
evolusi bintang. Terlebih lagi, gugus bintang dalam awan molekul adalah
objek-objek muda yang masih membawa jejak proses pembentukan bintang yang
melahirkan mereka. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mempelajari
gugus-gugus muda ini sebagai usaha kita mempelajari proses pembentukan bintang.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi
disebut galaksi. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda
maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang.
Galaksi berdasarkan bentuk dibedakan menjadi tiga yaitu galaksi eliptikal
(bentuknya elips), galaksi spiral, dan galaksi tidak beraturan.
Untuk memudahkan dalam menentukan posisi dan letak
suatu benda langit maka diperlukan yang sebut dengan koordinar bola langit.
Koordinar bola langit ini dibagi menjadi tiga yaitu koordinat Horizon,
koordinat Ekuator, dan koordinat Eliptikal. Dari ketiga jenis koordinat bola
langit ini yang sering digunakan yaitu koordinat ekuator sehingga disebut
koordinat geosentrik. Koordinat horizon mudah untuk dilukis tetapi hanya dapat
digunakan pada waktu dan tempat tertentu saja (dalam kurun waktu yang pendek).
Koordinat ekuator dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, tetapi cara
melukisnya cukup rumit.
B.
Saran
Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, para astronom semakin terus melakukan penelitian mengenai berbagai
benda yang ada dilangit. Oleh sebab itu, kita sebagai mahasiswa cukup dengan
banyak menggali informasi mengenai keberadaan benda-benda langit. Tentunya kita
juga perlu mengetahui dan memahami serta mampu menggambarkan posisi benda langit
tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
An-Najjar,
Zaghlul 2000. Pembuktian Sais dalam Sunnah. Jakarta: Ammzah
Fabian.
Candra. 2002. Kosmologi Stady Struktur Asal Mula Alam Semesta
L. Malasan,
Hakim 2000. Jagad Raya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: The Golden
Web LTD
Tjasyono,
Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan
Nasional:Rosda.
Winardi
Sutantyo. 1984. Astrofisika, Mengenal Bintang. Bandung: Penerbit ITB
Astronomy for amateurs, 1969 oleh James Muirden
(anggota royal astronomical society), diterbitkan oleh Cassel & Co Ltd