MAKALAH PERILAKU ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, setiap
manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup
berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin
dicapai bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang
dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi.
Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam setiap
organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini kemudian akan
menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban oleh masing-masing
individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi/kelompok. Sebuah
organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah
orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur guna
tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan
masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia
juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan
mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan
organisasi. William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation
Man”.
Dalam setiap organisasi yang diisi
oleh sumber daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian
besar lainnya berperan sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam
organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa
komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi.
Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam
organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orangorang
yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak
pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan
pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada
semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan
untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas organisasi.
Komunikasi memegang peranan penting
dalam organisasi. Tanpa komunikasi organisasi akan mandek (berhenti), karena
tidak ada dinamika yang berjalan dalam organisasi itu. Organisasi yang
didalamnya terdapat orang-orang dan bagian-bagian serta fungsi-fungsi tidak
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik tanpa adanya komunikasi satu sama
lain.
Komunikasi adalah proses
menghasilkan, menyalurkan, dan menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses
organisasi. Dalam komunikasi, kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses
penyandian, ketepatan saluran, dan penerima pesan merupakan komponen yang
sangat penting. Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi tidak
dapat berjalan dengan semestinya.
Komunikasi bertujuan untuk memberi
dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain
(misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
mengevaluasi prilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan
tersebut tidak akan dapat dicapai. Apalagi dewasa ini merupakan abad informasi
yang dalam komunikasi menduduki posisi sentral. Tanpa informasi, seseorang yang
bergerak dalam organisasi bisnis akan tertinggal zaman.Jika oraganisasi ingin
maju, kuasailah segala informasi dan komunikasikanlah informasi itu dengan cara
dan saluran yang benar.
Komunikasi merupakan aktifitas
manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun
dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial
dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara
melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada
kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi,
senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat,
sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan
kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama,
maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Komunikasi juga dikatakan sebagai
inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses
komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa
saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan
pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa
menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta
komitmen orang lain.
B. Rumusan
Masalah
Apabila dikaitkan dengan kepentingan
organisasi, maka setiap organisasi yang secara jelas memiliki hirarki wewenang
dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan, dalam hal ini
komunikasi yang efektif bertujuan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa
cara. Misalnya para karyawan diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan
setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan kepada atasan langsung, sesuai
dengan uraian tugas, atau sesuai dengan kebijakan internalnya. Dalam hal ini
komunikasi efektif menjalankan fungsinya sebagai kontrol. Namun komunikasi
informal juga dapat mengendalikan perilaku, bila kelompok-kelompok kerja
melecehkan seseorang anggota lainnya mereka secara informal berkomunikasi dan
mengendalikan perilaku anggota itu.
Sehubungan dengan kepentingan
oraganisasi yang membutuhkan komunikasi yang efektif sebagai kontrol dan
mengendalikan perilaku kelompok-kelompok kerja, penulis merumuskan permasalahan
yang dibahas dalam makalah ini bahwa:
“BAGAIMANA KEGUNAAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM
ORANISASI”
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam
pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Perilaku Organisasi“. Ada juga tujuan lain diantaranya yaitu :
a. Agar pembaca
mengetahui lebih dalam tentang pengertian komunikasi.
b. Agar pembaca
mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada didalam komunikasi.
c. Agar
pembaca mengetahui bagaimana proses komunikasi.
d. Agar pembaca
mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari komunikasi.
e. Agar pembaca
mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang efektif
f. Agar pembaca
mengetahui apa saja fungsi dan tujuan dari komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
a. Pengertian dan Makna Hakiki Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi
berasal dari bahasa Latin cum, sebuah kata depan yang artinya dengan
atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang
berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio,
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, artinya kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk
ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, kata itu dibuat menjadi
kata kerja communicate, yang berarti membagi sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukar pikiran, atau hubungan (Hardjana, 2003)
Arti lain yang juga
dikemukakan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau
bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi, dan
sebagainya. Adapun communication diartikan sebgai tindakan atau proses
berkomunikasi (the act of proces of communicating)
b. Teori tentang Komunikasi
a) Dennis Murphy dalam bukunya Better
Business Comunication, sebagaimana dikutip oleh Drs. lg Wursanto (1994),
dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor, mengatakan, “Communication is the
whole process used to reach other minds” (komunikasi adalah seluruh proses
yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain).
b) Adapun menurut Harwood, Communication
is more technically defined as a process for conduction the memories” (komunikasi
didefinisikan secara lebih tekhnis sebagai suatu proses untuk membangkitkan
kembali ingatan-ingatan).
c) Menurut Longman Dictionary of
Contemporary English memberikan definisi kata communicate sebagai
upaya untuk membuat pendapat, mengatakan perasaan, menyampaikan informasi, dan
sebagainya, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain (to make opinions,
feelings, information etc., known or understood by others).
d) Menurut Gde (1959:5) secara
etimologis mendefinisikan “komunikasi sebagai proses yang membuat suasana
berbeda dalam kebersamaan kepada dua orang atau lebih yang tadinya monopoli
satu orang saja.”
Dari pengertian diatas asal kata
komunikasi tersebut di atas apabila dicirikan merupakan suatu karakteristik
dari makna yang relevan dengan komunikasi manusia, yakni “kebersamaan”. Dengan
demikian pengertian yang berkaitan dengan komunikasi pada kenyataannya adalah
merupakan fenomena sosial. Karenanya jelas bahwa aspek makna yang fundmental
sebagaimana terdapat dalam komunikasi manusia adalah sifat sosialnya.
e) Berlo dalam bukunya Communication
Process mengemukakan “komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan
jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut di
mana makna yang diperolehnya tersebut Komunikasisama dengan apa yang dmaksudkan
oleh sumber.”
f) Myers & Myers (1982: xv)
mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi sebagai titik pusat kekuatan
menyatukan sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan karenanya mereka
akan bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir.
g) Siporin (1975:165) mengemukakan bahwa
komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan
dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi/mengirim, menerima, dan
menanggapi pesan-pesan diantara orang-orang yang berinteraksi.
h) Kincaid (1977:7) mengemukakan,
“komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara
bersama dan pertalian antara para peserta dalam proses informasi”.
B. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur sering juga
disebut bagian, komponen, dan, elemen. Kamus Umum Bahasa
Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal,
sedangkan komponen atau elemen, berarti bagian yang merupakan
seutuhnya. Jadi, yang dimaksud dengan komponen atau unsur adalah bagian dari
keseluruhan dalam suatu hal.
Dalam proses
komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsur
komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur
tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam
komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling bergantung satu
dengan yang lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua
unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu adalah sebagai berikut.
a. Komunikator/sender/pengirim
Komunikasi/sender
adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada orang komunikan.
Komunikator bisa perseorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita.
Tanggung jawab
utama dari seorang komunikator adalah:
a) mengirim pesan dengan jelas
b) memilih channel/saluran/media yang cocok untuk mengirim pesan
c) meminta kejelasan bahwa pesan telah diterima dengan baik
Untuk itu, dalam
menyampaikan pesan/informasi/berita, komunikator harus memerhatikan dengan
siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara
menyampaikannya. Dalam menyampaikan pesan, dia harus menyesuaikan dengan
tingkat pengetahuan pihak yang menerima.
Adapaun
pesan/informasi/berita yang dikirim dapat berbentuk perintah/instruksi, saran,
usul, permintaan, pengumuman, berita duka, dan sebagainya.
b. Komunikan/receiver/penerima
Komunikan/penerima
adalah partner/rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan
namanya, ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim
dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan
pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan dengan berbagai
cara.
Tanggung jawab
penerima pesan adalah:
a) berkonsentrasi pada pesan untuk memahami pesan yang diterima dengan baik
dan benar
b) memberikan umpan balik pada pengirim untuk memastikan pembicara/pengirim
bahwa pesan telah diterima dan dimengerti (ini sangat penting, terutama pada
pesan yang dikirimkan secara lisan).
Dengan diterimanya
umpan balik dari pihak komunikan, akan terjadi komunikasi dua arah (two-way
traffic atau two-way flow of communication).
Apabila antara
pengirim berita dan penerima berita mempunyai pengalaman yang sama, komunikasi
dapat berjalan dengan lancar.
c. Channel/saluran/media
Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikan, atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada
komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata
atau tulisan, tiruan, gambaran, atau perantara lain yang dapat digunakan untuk
mengirim melalui berbagai channel yang berbeda, seperti telepon,
televisi, faksimili, fotocopi, hand signal, E-mail, sandi morse, semafor,
SMS, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi
bergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto, 1994). Ada tiga
macam bentuk berita:
a) berita yang bersifat audible, yaitu berita yang dapat didengar,
baik secara langsung maupun tidak langsung (sarana telepon, radio, lonceng,
sirene)
b) berita yang bersifat visual, yaitu berita yang dapat dilihat, yang
berbentuk tulisan, gambar-gambar, poster, serta tanda-tanda, seperti sinar
lampu, bendera
c) berita yang bersifat audio-visual, yaitu berita yang daat didengar
dan dilihat, baik melalui televisi, film, pameran, maupun kesenian.
Dalam praktik
komunikasi, channel/media tidak selalu diperlukan oleh komunikator.
Artinya, komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa medium, yaitu isi
pesan komunikator sampai kepada komunikan tanpa melalui media dan feedback
dari komunikan kepada komunikator juga tidak melalui media. Proses komunikasi
seperti ini disebut komunikasi langsung atau face to face (direct
communication).
Ada bebeapa ciri
komunikasi face to face, atau komunikasi yang menggunakan saluran
antarpribadi (Liliweri, 1991), yaitu:
a) arus pesan yang cenderung dua arah
b) konteks komunikasi tatap muka
c) tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
d) kemampuan mengataasi tingkat selektivitas (selective exposure) yang
tinggi
e) kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat
f) efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
Namun, pada era
informasi saat ini, media komunikasi sebagai unsur yang sangat penting dalam
menunjang kecepatan dan keakuratan penyampaian informasi, hendaknya
dimanfaatkan secara optimal.
Saat ini, pesan
melalui SMS merupakan media komunikasi yang paling disenangi masyarakat di
Indonesia.
C. Proses Komunikasi
Sebelum masuk
kedalam proses komunikasi dengan komunikan, dalam pikiran komunikator terjadi
semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu terjadi karena faktor di luar
dirinya (menyampaikan pesan karena ada peristiwa di luar dirinya), atau karena
adanya faktor dari dalam dirinya (menyampaikan pesan dari dirinya sendiri), yaitu
hasil oleh pikirannya sendiri yang ada dibenaknya.
Komunikator,
sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk
yang dianggap sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh komunikan.
Pengemasan pesan ini disebut sebagai encoding. Encoding secara harfiah,
berarti memasukkan dalam kode. Dengan encoding itu, komunikator
memasukkan atau mengungkapkan perasaannya kedalam kode atau lembang dalam
bentuk kata-kata atau nonkata, mesalnya raut wajah atau gerak gerik tubuh.
Seteah pesan sampai
pada komunikan, bila ada feedback, komunikan akan bertindak sebagai
komunikator, yaitu memasukkan codeyang disebut sebagai decoding
untuk disampaikan kembali kepada komunikator.
Proses komunikasi
mempunyai dua model, yaitu model linier dan model sirkuler.
a. Model Linier
Model ini mempunyai
ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus, yaitu proses
komunikasi beraal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Contoh: formula
lasweell. Formula ini dikenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan
dengan tepat sebuah tidnak komunikasi, yaitu dengan menjawab pertanyaan:
a) who (siapa)
b) says what (mengatakan apa)
c) in which channel (dengan saluran yang mana)
d) to whom (kepada siapa)
e) with what effect (dengan efek seperti apa)
b. Model Sirkuler
Model sirkuler
ditandai dengan adanya unsur feedback. Dengan demikian, proses
komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain.
Jadi, peroses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Komunikasi yang
efektif mempunyai ciri-ciri, yaitu dua arah (two ways). Model seperti
ini menunjukkan adanya arus dari satu orang atau kelompok kepada orang atau
kelompok lainnya, melalui umpan balik/feedback, kembali ke orang semula,
membuat loop (balikan) atau putaran penutup. Balikan bermula pada saat
seseorang atau pengirim (sender) mempunyai pesan yang akan
dikomunikasikan. Pertama-tama, pengirim (sender) menulis pesan dan
memberi arti dengan harapan pesannya dapat dimengerti. Pengirim selanjutnya
mengirim pesan atau menyampaikannya melalui saluran (channel), baik
melalui saluran formal atau informal di antara dua pihak, dengan menggunakan
media atau perantara, misalnya face to face (berbicara tatap muka),
telepon, menulis memo, faksimili, internet.
Penerima kemudian
menerima pesan itu dan mencoba memahaminya, dengan cara menguraikan isi pesan
yang telah diterima. Untuk itu, ia harus mendengarkan dengan baik apabila pesan
disampaikan secara tertulis. Penerima memberi tahu kepada pengirim pesan dengan
memberikan umpan balik bahwa pesan telah diterima.
Dalam banyak hal,
komunikasi sering mengalami gangguan atau noise yang merupakan
penghambat komunikasi sehingga dapat mengurangi keakuratan (ketepatan) pesan
yang disampaikan.
Gangguan itu dapat
terjadi selama komunikasi berlangsung, Misalnya, pesan yang disampaikan tidak
jelas, pesan tertulis yang disampaikan tidak jelas, pesan yang diuraikan tidak
menyeluruh, media yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami gangguan,
atau unsur waktu yang menekan atau membatasi penyampaian pesan.
D. Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi
mempunyai berbagai bentuk bergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut
adalah bentuk-bentuk tersebut.
a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan
dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon,
internet, dan sebagainya.
b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secara verbal (dengan
berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal:
diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dilakukan
dengan lisan atau tertulis. Komunikasi nonverbal: terlihat dalam
ekspresi wajah atau mimik wajah, gerakan tangan, mata, dan bagian tubuh
lainnya.
c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, saluran komunikasi yang
digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dkategorikan sebagai
bentuk komunikasi formal dan nonformal.
d. Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai:
a) komunikasi interpesonal (inter
pesonal communication), yaitu proses komunikasi dalam diri komunikator:
pengirim dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani)
b) komunikasi interpesonal (inter
pesonal communication), yaitu interaksi tatap muka antara dua orang atau
lebih yang pengirimnya dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima
pesan dapat menerima dan menanggapinya secara langsung pula. (Manusia sebagai
makhluk sosial)
Secara garis besar,
komunikasi dapat dibagi menjadi komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
a. Komunikasi verbal (verbal communication)
Dalam komunikasi
verbal, informasi disampaikan secara verbal atau lisan. Proses penyampaian
informasi secara lisan inilah yang dinamakan berbicara. Kualitas proses
komunikasi verbal sering ditentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka
serta gerakan-gerakan tubuh atau body language. Maksudnya, kata-kata
yang diucapkan akan lebih jelas apabila disampaikan dengan intonasi suara,
mimik, dan gerakan-gerakan yang tepat.
Dalam kehidupan
sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan kata-kata sering
juga menggunakan tulisan. Meskipun dalam bentuk tulisan, bahasa yang dipakai
adalah bahasa lisan. Dalam organisasi, media verbal, seperti buletin, pamflet,
leaflet merupakan media yang mempunyai peluang yang mempunyai hubungan personal
yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung memberikan umpan balik,
seperti diskusi dan tatap muka.
b. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)
Dalam komunikasi
nonverbal, informasi disampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures),
gerak-gerik (movement), barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu
yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu. Misalnya,
ada saat seseorang sedang sakit, atau mungkin sedang stres.
Ada beberapa
komunikasi nonverbal:
a) cara berpakaian: komunikasi dengan penampilan. Kita
sering mendengar pernyataan, “Pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki atau
perempuan”, dan kita mungkin akan memerhatikan bahwa model pakaian
mengomunikasikan sesuatu
b) waktu: menantikan saat mekanisme lainnya
dalam komunikasi nonverbal dalam suatu organisasi adalah penggunaan
waktu.
c) Menggunakan tempat: seperti waktu, tempat membawakan
komunikasi penting.
E. Membangun komunikasi yang efektif
Secara, kata
efektif sering diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan (producing
desired result), berdampak menyenangkan (having s pleasing effect),
bersifat aktual, dan nyata (actual and real). Dengan demikian,
komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan
atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim oleh sender atau
komunkator, kemudian receiver atau komunikan memberikan respon yang
positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi, komunikasi efektif itu terjadi
apabila terdapat aliran informasi tersebut sama-sama direspons sesuai dengan
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan).
a. Aspek-aspek komunikasi yang efektif
Ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun
komunikasi yang efektif.
a) kejelasan (clarity): bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas.
b) ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus
betul-betul akurat alias tepat
c) konteks (contex): bahasa dan informasi harus disampaikan sesuai dengan
keadaan dan lignkungan komunikasi itu terjadi
d) alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi sangat berarti dalam
menjalin komunikasi yang efektif
e) budaya (culture): aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa dan informasi,
tetapi juga tata krama atau etika
b. Strategi membangun komunikasi yang efektif
a. ketahui mitra bicara (audience)
b. dipahami oleh audience
c. ketahui tujuan
d. perhatikan konteks
e. pelajari kultur
f. pahami bahasa
F. Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi dikaitkan memiliki peran
dominan dalam kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai
tujuan perasn tersebut, yaitu antara lain:
a. mencapai pengertian satu sama lain
b. membina kepercayaan
c. mengkoordinis tindakan
d. merencanakan strategi
e. melakukan pembagian pekerjaan
f. melakukan aktivitas kelompok
g. berbagi rasa
Dari berbagai
fungsi komunikasi dalam kegiatan berkomunikasi tentu tidak semua fungsi
tersebut secara paralel menjadi tujuan, namun akan dilihat dalam konteks apa
dan bagaimana, serta untuk apa. Berbeda halnya ketika kita berkomunikasi di
antara dua sahabat dengan berkomunikasi di antara dua sahabat dengan
berkomunikasi kepada orang yang baru kita kenal, Dengan demikian, fungsi
komunikasi setidaknya dapat berperan ketika kita juga mengetahui tujuan
komunikasi.
Fungsi lain yang
dikemukakan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah
pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu
dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan memperhatikan data guna mengenali
dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
Uraian di atas
mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki emat fungsi utama dalam suatu organisasi
atau dalam kelompok tertentu, yaitu:
a. Fungsi pengawasan
b. Fungsi motivasi
c. Fungsi pengungkapan emosional
d. Fungsi informasi. (Robbins, 1996:5)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Secara umum
komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia mengenai isi pikiran dan
perasaannya. Pengungkapan isi pikiran dan perasaan tersebut apabila diaplikasikan
secara benar dengan etika yang tepat akan mampu mencegah dan menghindari
konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, bahkan antarbangsa, sehingga
dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Halangan terhadap
komunikasi yang efektif adalah terjadinya kegelisahan komunikasi atau kecemasan
yang melemahkan. Meskipun banyak orang ‘ngeri’ berbicara di depan suatu
kelompok, penahanan ini mengenai seluruh kategori tekhnik komunikasi. Orang
yang mengalami kegelisahan komunikasi akan mengalami ketegangan dan kecemasan
yang tidak pada tempatnya (lisan atau tulisan).
B. Saran
a. Apabila antara
komunikator dan komunikan atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna karena
salah satunya tidak mengerti apa maksud isi pesan yang disampaikan, kondisi
demikian dinyatakan suasana komunikasi yang belum efektif. Untuk itu terlebih
dahulu kita harus memahami pengertian komunikasi baik secara etimologis maupun
pengertian dan definisi komunikasi itu sendiri, tujuan, fungsi, serta juga unsur-unsur
komunikasi dan hal-hal mendasar dalam berkomunikasi.
b. Keadaan yang perlu
dicermati dalam proses komunikasi adalah field of experience yakni
pengalaman. Jika pengalaman yang dimiliki komunikator sama dengan bidang
pengalaman yang dimiliki komunikan, maka komunikasi akan berjalan lancar. Namun
ketika pengalaman komunikator berbeda dari pengalaman komunikan biasanya muncul
perbedaan persepsi di antara keduanya karena tidak muncul kesamaan makna,
sehingga membuat komunikasi tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang
Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika
Aditama.